Haji Noor Deen Mi Guang Jiang
Bila anda mencari seorang berkebangsaan China yang ahli kaligrafi Arab, maka nama yang akan ditunjuk oleh jari jari manusia di seluruh belahan dunia adalah Prof. Haji Noor Deen Mi Guang Jiang. Beliau adalah kaligrafer terkemuka di dunia yang berasal dari China. Namanya termasuk dalam 500 tokoh muslim paling berpengaruh 2009 - 2015. Riwayat hidup, karya karya, dan event event yang akan diikutinya bisa langsung dibaca di website resminya
Haji Noor Deen.
Haji Noor Deen Mi Guang Jiang lahir pada provinsi Shangdong China tahun 1963. Dia lahir berdasarkan keluarga China muslim, dan adalah segelintir orang China yg menerima kesempatan buat belajar pada negara negara Arab. Ia mulai belajar di Mesir serta mendapatkan ijazah kaligrafi pada tahun 1997 selesainya bertahun tahun menilik kaidah kaidah dasar kaligrafi. Ia adalah bangsa China pertama yg mendapatkan ijazah kaligrafi Arab.
Pada tahun 2000 Haji Noor Deen balik ke tanah leluhurnya, dan mengabdikan diri dalam global seni kaligrafi. Ia ditunjuk buat mengajar kaligrafi Arab di Zhengzhou Islamic College pada China.
Pada tahun 2005, sebuah karya monumental beliau diakuisisi dan dipamerkan secara tetap sang The British Museum. Karyanya itu adalah goresan pena kaligrafi Asmaúl Husna yg ia beri judul 'the ninety nine names of God'.
Haji Noor Deen di Harvard.
Dibelakangnya, dipajang output karyanya berupa goresan pena basmalah
dengan kaligrafi tradisional Kuufi.
Membuktikan bahwa ia menguasai kaidah kaidah kaligrafi, serta karyanya bukan dari asalan.
Haji Noor Deen kemudian dengan sangat cepat sebagai populer. Ia banyak diundang buat menaruh kuliah serta workshop pada aneka macam forum yg terpandang di dunia. Antara lain pada California (The Zaytuna Institute), Harvard University, Cambridge University, serta beberapa tempat pada negara negara Arab diantaranya, Turki, Mesir, Arab Saudi dan negara muslim di Asia misalnya Malaysia. Tapi tampaknya Haji Noor Deen belum pernah mengadakan sebuah event di Indonesia.
Saat ini, Haji Noor Deen sudah memiliki ratusan anak didik, mulai yang berumur 12 tahun sampai yang berumur 80 tahun. Ia mengajar kaligrafi gratis setiap hari minggu di sebuah masjid di China.
Perjuangannya Belajar Kaligrafi
Haji Noor Deen bercerita, bahwasanya kekagumannya terhadap kaligrafi, dimulai ketika seorang Imam Masjid setempat meminta donasi ayahnya buat menghiasi masjid, karena terdapat program pernikahan. Salah satu hiasan yg dipasang merupakan sebuah kaligrafi hitam diatas kertas merah. Warna merah memang rona identitas masyarakat China, dan adalah warna yang dihormati.
Ia bertanya pada ayahnya : "itu tulisannya apa...?" Sang ayah menjawab, " basmalah dan doa doa pernikahan ".
Sejak itulah pikiran mengenai seni kaligrafi tidak hilang berdasarkan memorinya. Pada tahun 1980, saat dia lulus sekolah menengah atas, beliau melakukan bepergian panjang dengan kereta barah ke pedalaman Mongolia buat bertemu seseorang Syeikh pada Masjid Harror bernama Muhammad Said yg kebetulan seorang kaligrafer berkebangsaan China. Padanya, ia belajar ilmu ilmu agama, serta menghatamkan Al-Qurán. Tentu belajar kaligrafi jua.
Untuk seorang China, menulis huruf huruf Arab sangatlah sulit. Kesulitan itu dialami Haji Noor Deen, terutama ketika menulis alfabet Ro' . Butuh waktu 2 bulan baginya buat belajar menulis Ro'. Tetapi sepertinya, apa yg diajarkan Muhammad Said, belum menyentuh kaligrafi tradisional Arab yang telah mapan seperti naskh, tsuluts serta lain lain. Lantaran, ketika Noor Deen bekerja pada Kuwait, beliau baru terbuka dan benar benar tergiur menggunakan kaligrafi Arab tradisional.
Noor Deen bekerja di Kuwait, setelah dia lulus berdasarkan 'fakultas Bahasa Arab' sebuah Universitas di China. Ia bekerja menjadi penterjemah China-Arab. Noor Deen bercerita :
Saya bekerja di Kuwait menjadi penterjemah bagi sebuah perusahan Nasional. Saat itulah aku melihat beragam jenis kaligrafi Arab tradisional...inilah kaligrafi yg sejak dulu menyihirku."
Selanjutnya beliau pergi ke Mesir buat belajar kaligrafi tradisional. Tidak gampang baginya buat belajar. 8 tahun ia berjuang dibawah bimbingan pengajar guru besar . Diantara guru gurunya adalah kaligrafer akbar Khadir Bur Saidi.
Diceritakan sang al-jazirah.com, bahwa dalam tahun 2008 beliau belajar dalam kaligrafer akbar Hasan Jalaby dan Dawud Bektasy.
Kaligrafi Arab-China
China mempunyai seni kaligrafi sendiri yg digoreskan menggunakan pena kuas. Tetapi sejak dini, China telah mengenal tulisan Arab berupa petikan petikan Al-Qurán, berkat dakwah para teman nabi di zaman Usman bin Affan. Tulisan Arab yang bercorak China, sudah dipandang oleh Haji Noor Deen.
Maka berdasarkan itu, ketimbang mengikuti gaya gaya kaligrafi tradisional yang telah mapan yang sudah ia kuasai kaidahnya, Haji Noor Deen lebih menentukan buat mengembangkan kaligrafi Arab-China serta membuat karya karya original. Haji Noor Deen, menggabungkan kaligrafi tanah leluhurnya, dengan ilmu ilmu kaligrafi dari Arab. Ia lebih suka menulis menggunakan pena kuas menggunakan pena cair tanpa pengisi. Maka jadilah sebuah karya kumpulan yang belum pernah didapatkan orang lain.
Haji Noor Deen Menulis Basmalah menggunakan gaya China
Bacalah menurut atas ke bawah
Lihat saja, dia menulis basmalah menggunakan gaya tulisan China, dari atas ke bawah. Banyak orang yang nir menyadari bahwa sebenarnya yang dia tulis merupakan alfabet huruf Arab.
Karya karyanya dikenal dengan al-khat al-Shiny. Sebuah contoh kaligrafi yg ternyata disukai sang penikmat seni terbaru serta membuatnya populer. Ia diundang workshop ke banyak sekali belahan global. Karya karyanya juga dipamerkan di berbagai ajang prestisius diberbagai belahan global.
Bagi yang nir terbiasa, mungkin akan menyebutnya kaligrafi bebas, atau kaligrafi berasal asalan. Namun sebenarnya nir demikian, karena Haji Noor Deen juga memiliki karya karya kaligrafi tradisional terutama dalam bidang Kufi.
Karya Karyanya
Berikut ini adalah sebagian karya karyanya.
Surah Al-Ikhlash
Allahu Akbar
Yaa Rahmaan
Asmaul Husna
Basmalah
Alhamdu lillah
Allahu Nuurus-samawati wal ard
Alaa bidzikrillah tathmainnul quluub
Arrahmaan Arrahiim
Bismillahirrahmanirrahim
Al-Ilmu Bahrun Bilaa Syathi'
(ilmu itu lautan tidak bertepi)
Allah
Sumber :