PERLUKAH KITA BANGGA DENGAN KECERDASAN ANAK

Setiap orang tua niscaya berharap punya anak-anak yg pandai .

Anak yang pintar sebagai pujian orangtua

Anak pandai diasumsikan menggunakan masa depan yang cerah

Mudah masuk ke sekolah favorit

Mudah mencari kerja

dan kemudahan-kemudahan lainnya.

Benarkah demikian?
Belum tentu juga begitu.

Kecerdasan merupakan anugrah dari Sang Maha Pencipta. Memiliki anak cerdas memang jadi dambaan hampir semua orangtua. Namun sayangnya nir poly anak yg diberi anugrah itu. Nah, bagaimana bila ternyata anak kita adalah anak yang biasa-biasa saja di sekolah? Apakah harus khawatir menggunakan masa depannya?

Untuk menjawabnya, ikuti kisah teman saya di bawah ini.

Teman saya adalah anak yang dikarunia kecerdasan itu. Meskipun nir termasuk jenius, akan tetapi kecerdasan aku berada di atas homogen-homogen. Ketika sekolah di SD, Ia tidak pernah mendapat ranking pada bawah tiga. Kalau tidak 1 ya dua dan seringnya ranking 2 karena ranking satunya temannya yang perempuan .

Di SMP jua begitu, ranking aku berkisar pada angka 1, 2 atau 3. Di SLTA  peringkat Dia jua masih rupawan. Pokoknya menurut semenjak SD hingga SLTA peringkat Dia disekolah selalu masuk 3 besar .

Selepas SLTA Dia melanjutkan kuliah. Dia kuliah pada satu universitas keguruan pada Kota B. Hanya sayang, kuliahnya nir tamat. Ia DO di semester 3 kalau nir salah .

Selepas keluar kuliah, Ia ikut dengan orangtuanya  bekerja serabutan pada kampung. Ia merupakan orang yang cerdas namun mempunyai kekurangan, yaitu kurang percaya diri. Ketika sahabat-sahabat lain pulang merantau ke kota, Ia tetap pada kampung mengikuti orangtua. 

Kembali lagi ke tema pada atas tentang kecerdasan. Ternyata kecerdasan bukanlah satu-satunya tiket buat meraih keberhasilan. Ada banyak faktor lain yg berpengaruh. Teman-teman seangkatan sahabat aku , baik di SD, SMP maupun SLTA yang prestasi pada kelasnya biasa-biasa saja, kini poly yang kehidupannya lebih dari Dia. Ada yg menjadi pengusaha, anggota dewan, direktur perusahaan dan lain-lain.

Kesimpulannya, kecerdasan bukan satu-satunya jalan menuju kesuksesan. 

Bila anak kita kurang cerdas jangan memaksakan diri agar anak cerdas dengan cara memaksa anak belajar di luar kemampuannya.

Carilah sisi kelebihan anak dan kembangkan kelebihan itu.

Sistem pendidikan kini nir lagi memandang anak menurut sisi kecerdasannya. Sudah tidak ada lagi sistem peringkat kelas pada dalam Rapor anak, meskipun kadangkala guru melakukannya  demi memenuhi hasrat orangtua yg masih terobsesi oleh rangking anaknya.


Comments