PENGERTIAN KINERJA DAN PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN

Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Keuangan
Kinerja berasal dari istilah performance, kinerja dinyatakan menjadi prestasi yang dicapai oleh perusahaan pada suatu periode eksklusif yg mencerminkan tingkat kesehatan berdasarkan perusahaan tersebut.

Pengukuran kinerja merupakan penentuan secara periodik tampilan perusahaan yg berupa kegiatan operasional, struktur organisasi, serta karyawan yang menurut sasaran, baku serta kriteria yang telah ditetapkan sebelummya ( Mulyadi, 1997; 419). 

Pengukuran kinerja mampu didasarkan pada informasi keuangan maupun non keuangan, oleh karena itu pengukuran kinerja dibedakan menjadi 2 yaitu: 
a) Pengukuran kinerja manajerial 

Pengukuran kinerja manajerial ini bertujuan untuk: 
a. Mengelola aktivitas operasi perusahaan secara efektif serta efisien menggunakan pemotivasian karyawan secara maksimum. 
b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan. 
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan. 
d. Menyediakan umpan kembali bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka. 
e. Pengukuran kinerja dapat menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. 

b) Pengukuran kinerja keuangan
Pengukuran kinerja keuangan mempunyai arti yg penting bagi pengambilan keputusan baik bagi pihak intern juga ekstern perusahaan. Laporan keungan adalah alat yg dijadikan acuan evaluasi buat meramalkan syarat keuangan, operasi dan hasil usaha perusahaan.

Menurut Mahmud dan Halim, (2003, 75) ukuran kinerja meliputi rasio-rasio berikut : 
a. Rasio Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan buat memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kemampuan perusahaan buat memenuhi kewajiban keuangannya pada ketika ditagih. 
b. Rasio Aktivitas mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan aset menggunakan melihat tingkat kegiatan aset. 
c. Rasio Solvabilitas mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. 
d. Rasio Profitabilitas mengukur seberapa kemampuan perusahaan membentuk keuntungan (Profitabilitas). 
e. Rasio Pasar mengukur perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai pasar. 

Rasio Keuangan menjadi pengukuran kinerja keuangan dalam laporan keuangan perusahaan bisa dipakai sebagai salah satu dasar buat memprediksi laba higienis dan dividen dalam masa yang akan tiba. Cara yang digunakan buat mendukung prediksi tadi merupakan dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Analisis tadi mengkombinasikan interaksi antara komponen keuangan yang satu menggunakan komponen keuangan yg lain. Pada biasanya, hubungan tersebut dilihat menurut rasio antara komponen-komponen keuangan yang satu menggunakan yang lain. Dalam konteks manajemen keuangan, analisis tadi dikenal menggunakan analisis rasio keuangan. Analisis rasio ini berguna buat membandingkan kinerja perusahaan yg satu dengan perusahaan yang lain atau membandingkan kinerja satu perusahaan dalam tahun ini menggunakan tahun yang lainnya. 

Pada dasarnya analisis rasio keuangan dikelompokkan ke pada empat macam kategori, yaitu (Hanafi; 2003: 77-88): 

a. Rasio Likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahan relatif terhadap hutang lancarnya (hutang pada hal ini merupakan kewajiban perusahaan). Biasanya rasio yg digunakan merupakan current ratio, cash ratio, dan net working capital to total asset ratio.

b. Rasio Leverage (Solvabilitas)
Rasio ini buat digunakan buat mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yg total hutangnya lebih akbar dibandingkan total asetnya. Rasio Leverage yang bisaanya digunakan seperti debt to total asset ratio, total debt to total capital asset ratio, total debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, serta lain-lain.

c. Rasio Aktivitas
Rasio ini melihat beberapa aset kemudian memilih beberapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tadi pada taraf kegiatan eksklusif. Aktivitas yg rendah dalam taraf penjualan tertentu akan mengahkibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Beberapa rasio yang dipakai misalnya: total asset turn over ratio, receivable turn over ratio, inventory turn over ratio, dan sebagainya.

d. Rasio Keuntungan (Profitabilitas)
Rasio ini memberikan gambaran tentang kemampuan suatu perusahaan buat membentuk laba (profitabilitas) dalam tingkat penjualan, aset, dan modal saham eksklusif dalam periode eksklusif. Beberapa rasio yang seringkali dipakai merupakan gross profit margin, net profit margin, return on total asset (ROA), serta sebagainya (Sadarachman diambil berdasarkan Hanafi; 1995: 262).

2) Kegunaan Analisis Rasio Keuangan 
Analisis rasio keuangan tidak hanya berguna bagi kepentingan intern dan ekstern perusahaan. Bagi para bankir bermanfaat buat mempertimbangkan hadiah kredit jangka pendek juga kredit jangka panjang pada perusahaan, buat itu para bankir lebih tertarik pada rencana jangka pendek, likuiditas, kemampuan memperoleh keuntungan, tingkat efisiensi operasional dan solvabilitas. Bagi para kreditur jangka panjang lebih tertarik pada kemampuan keuntungan dan taraf efisiensi operasional. Sedangkan bagi para penanam kapital lebih tertarik dalam kemampuan memperoleh keuntungan jangka panjang dan tingkat efisiensi perusahaan. Bagi manajer keuangan tentu saja sangat berkepentingan dengan semua aspek rasio keuangan, karena wajib sanggup membayar hutang jangka pendek, mampu membayar hutang jangka panjang, bisa menaikkan efisiensi perusahaan, bisa memaksimalkan nilai perusahaan serta bisa memperoleh keuntungan buat memaksimalkan kekayaan pemegang saham. 

3) Kelemahan Analisis Rasio Keuangan 
Meskipun analisis rasio dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat mengenai operasi serta keuangan perusahaan, tetapi memiliki kelemahan dari Warsono (2003; 25) yaitu : 
a. Kadang sulit buat mengidentifikasi kategori industri menggunakan perusahaan berada jika perusahaan beroperasi dalam beberapa bidang usaha. 
b. Angka homogen-homogen industri yg diterbitkan hanya merupakan asumsi saja dan hanya menaruh pedoman generik, lantaran bukan merupakan hasil penelitian ilmiah dari seluruh perusahaan dalam industri juga sampel yang cocok dari beberapa perusahaan dalam industri. 
c. Rasio keuangan dapat terlalu tinggi atau terlalu rendah. 
d. Rata-homogen industri mungkin tidak menaruh sasaran rasio atau kebiasaan yang diinginkan. Rata-rata industri hanya dapat menaruh panduan atas posisi keuangan perusahaan homogen-homogen dalam industri. 
e. Banyak perusahaan mengalami situasi musiman pada kegiatan operasinya sebagai akibatnya pos neraca dan rasionya akan berubah sepanjang tahun waktu laporan disiapkan. 

4) Analisis Rasio Keuangan atas Laporan Keuangan
Laporan keuangan sebagai krusial karena menaruh input keterangan yang mampu digunakan buat pengambilan keputusan. Banyak pihak yg berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan, mulai menurut investor atau calon investor sampai dengan manajemen perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan akan menaruh informasi tentang likuiditas, profitabilitas, timing aliran kas, yang kesemuanya akan mempengaruhi banyak pihak-pihak yang berkepentingan. Harapan tersebut dalam gilirannya akan menghipnotis nilai perusahaan.

Dalam laporan keuangan, nomor -nomor yg berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Untuk itu diharapkan pembanding yg sanggup dipakai buat melihat baik tidaknya angka yg dicapai sang perusahaan, sang karenanya diperlukan analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Rata-homogen industri mampu dan biasa dipakai sebagai pembanding. Meskipun rata-rata industri ini bukan merupakan pembanding yg paling tepat lantaran beberapa hal, misalnya karena disparitas karakteristik homogen-rata perusahaan dalam industri menggunakan perusahaan tersebut. Namun homogen-homogen industri tetap bisa digunakan buat perbandingan (Hanafi; 2003:70).

Comments