PENGERTIAN DAN MAKNA PUISI SEBAGAI KARYA SASTRA

Sastra pada keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat aneka macam aspek dimensi kehidupan insan. Ia tidak hanya mencakup satu unsur peradaban dan kebudayaan, tetapi seluruh unsur yang menyertai kiprah manusia pada dunia menjadi pelaku pada peradaban tersebut.

Dalam sebagian kehidupan insan, sastra merupakan bentuk kebutuhan yang secara hakiki dibutuhkan pada menuntun kepada cita rasa insan. Sastra merupakan salah satu jalan menuju kebenaran, dengan bidang lain yang berjalan disampingnya seperti agama, filsafat, serta ilmu pengetahuan.
Karya sastra membawa manusia kepada pemahaman atas nilai-nilai kehidupan dengan melibatkan kita buat menyingkap eksistensi alam ini menggunakan penciptanya. Sastra dapat mengkomunikasikan seluruh itu menggunakan Tuhan sebagai penciptanya. Manusia menggunakan karya sastranya berusaha menyingkap kebesaran-kebesaran pencipta-Nya melalui alam ini menggunakan segala rahasia-rahasia yg masih ada pada dalamnya.
Salah satu bentuk karya sastra adalah puisi, puisi terus berkembang menggunakan baik. Hal ini dapat dipandang dengan masih banyaknya karya-karya  puisi yg dimuat di media masa misalnya, di majalah-majalah kebudayaan, majalah umum terkenal, surar berita, serta malah-majalah lainnya. Puisi menjadi produk berdasarkan sastra dapat digunakan menjadi alternatif mengasah pikiran dan kalbu manusia, jua sebagai alternatif  mematangkan moral manusia. Karena di pada btg tubuh puisi terkandung nilai-nilai serba beragam. Ada nilai buruk-baik, terang-gelap, berat-ringan, enak serta nir lezat , komunikatif atau nir. Namun yang lebih diutamakan merupakan kualitas bentuknya. Pada puisi yg sederhanapun insan masih sanggup mendapatkan pesan yang tersirat yang baik.
Dalam pemahaman generik sastra adalah suatu karya seni yg memakai bahasa menjadi medianya. Ia diciptakan pengarang menjadi semacam kegiatan estetis yang dipersembahkan pada rakyat buat dinikmati. Karena dalam dasarnya sastra mengungkapkan tentang kehidupan yang menyeluruh secara lahir batin.
Pengertian dari puisi merupakan suatu karya sastra yg tersusun secara rapi dan sistematis menggunakan penggunaan kata, diksi sehemat dan seefektif mungkin. Pengertian puisi secara lebih lengkapnya dapat dipandang dalam uraian pada bawah ini.


Pengertian puisi jika dilihat secara etimologi merupakan :
 “Perkataan “puisi” dari dari bahasa Yunani, yang pula pada bahasa Latin “poietes” (Latin ”poeta”). Mula-mula ialah adalah pembangun, pembentuk. Asal katanya poieo atau poio atau poeo yg adalah membangun, menyebabkan, mengakibatkan, penyair. Arti yg mula-mula ini lama -kelamaan semakin dipersempit ruang lingkupnya menjadi output seni sastra, yang istilah-ucapnya disusun dari syarat-kondisi eksklusif menggunakan memakai irama, sajak serta kadang-kadang kata-kata kiasan. (Situmorang, 1983 : 10).
Dalan Kamus Umum Bahasa Indonesia yg disusun Poerwadarminta berkata bahwa dalam dasarnya puisi merupakan karangan kesusastraan yang berbentuk sajak (Syair, pantun dsb.). Menurut H. B. Jassin (1953 : 35) mengenai  puisi ini dalam pandangannya diungkapkan menggunakan singkat bahwa puisi adalah pengucapan dengan perasaan. Jadi karya puisi yg ditulis seseorang penyair itu merupakan sebuah ucapan penyair yang datang dari perasaannya kemudian tertulis dalam puisinya.

Menurut Edgar dalam Tarigan (1984 : 4) puisi adalah istilah sebagai ciptaan estetika yg berirama. Menurut Suhendar (1993 : 74) puisi adalah keliru satu cabang sastra yang memakai kata-istilah sebagai media penyampaian buat mengakibatkan illusi serta imajinasi, misalnya halnya lukisan yang menggunakan garis dan rona pada menggambarkan gagasan pelukisnya. Emerson dalam Tarigan (1984 : tiga) pula menyampaikan puisi mengajarkan sebanyak mungkin menggunakan istilah-istilah yg sedikit mungkin.
Menurut Roma Ingarden pada pradopo (1984 : 14) bahwa sesungguhnya puisi itu merupakan struktur norma-kebiasaan. Puisi itu terdiri dari lapis-lapis kebiasaan, norma yang atas mengakibatkan lapis kebiasaan di bawahnya lagi yaitu lapis obyek, latar, tokoh, dan dunia pengarangnya.

Menurut Sitomorang (1983 : 12) Secara mendasar hakekat menurut puisi terdiri berdasarkan empat unsur primer (yang adalah catur tunggal) yakni : (1) sense = tema, (2) feeling = rasa, (tiga) tone = nada, (4) intention = tujuan, amanat. Sedangkan metode puisi terdiri menurut lima (yg merupakan panca tunggal) yakni : (1) diction, (dua) imergery, (tiga) The concrete word, (4) Figurative languange, (5) rhythm and rime. Batang tubuh puisi secara garis besarnya mengandung hal-hal yang terdiri berdasarkan : (1) judul, (2) Kata, arti kata, (3) Imagery (imagi), (4) Simbol, (5) Pigura bahasa, (6) Bunyi, (7) Rima, (8) Ritme, (9) Tema.
Berdasarkan pengertian serta pemahaman puisi tadi dapat kita tarik kesimpulan bahwa puisi merupakan keliru satu bentuk karya sastra yang memakai istilah-istilah menjadi medianya yg menekankan pada unsur perasaan sebagai output penghayatan kehidupan manusia totalitas yang dipantulkan sang penciptanya menggunakan segala pribadinya, pikirannya, perasaannya, kemauannya serta lain-lain. Puisi pada kenyataannya majemuk gaya serta genre yang dianutnya. Untuk menetukan suatu puisi itu baik atau jelek, tidak dapat ditentukan dengan menilainya dari satu segi saja. Banyak penyair yang berpandangan bahwa puisi yg baik merupakan puisi yang berada ditengah-tengah antara terperinci dan gelap. Artinya puisi tersebut di mata penikmatnya tidak susah buat diselami, tetapi jua tidak terlalu mudah, tidak ringan, dan tidak telanjang apa adanya.

Sumber/ surat keterangan:
Aminuddin. 1991. PengantarApresiasi Karya Sastra.sinar Baru. Bandung.
Depdiknas, Balai Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa IndonesiaEdisi III. Balai Pustaka. Jakarta.
Gani, Rizanur. 1980. Pengajaran Apresiasi Puisi. PusatPembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud. Jakarta.
Rosidi, Ajip. 1995. Sastra dan Budaya Kedaerahandalam KeIndonesiaan. Pustaka Jaya. Jakarta.

Comments