MY TRIP MY ADVENTURE TURN BACK CRIME DAN PENJAJAHAN BAHASA INDONESIA
My Trip My Adventure, awalnya adalah slogan menurut galat satu produk yg diiklankan secara masif melalui media televisi, spanduk, baliho dan sebagainya. Perkataan tadi menjadi sangat identik menggunakan produk tersebut.
Selanjutnya, My Trip My Adventure menjadi sebuah acara televisi, umumnya disingkat sebagai MTMA. Istilah ini semakin dikenal oleh warga luas di Indonesia. Melalui program televisi yang memperlihatkan perjalanan dan petualangan di alam bebas bisa menarik ekspresi dominan warga . Akhirnya banyak kaos serta produk yg memakai istilah tersebut.
Tulisan My Trip My Adventure diproduksi pada kaos, topi, tas, dan aneka macam benda lain. Tulisan tersebut diproduksi menggunakan banyak sekali macam varian dan contoh. Kebanyakan dirangkai dengan gambar-gambar petualangan.
Tulisan MTMA terdapat yang disertai gambar menggunakan memanjat tebing. Ada juga yg disertai gambar pendaki gunung. Yang paling sederhana, disertai garis serta kotak. Tak jarang pula kotak yang ada pada goresan pena My Trip My Adventure bentuknya menyerupai logo National Geographic.
Produk-produk menggunakan tulisan My Trip My Adventure yang beredar pada masyarkat mungkin tidak berkaitan menggunakan brand tadi. Dengan kata lain, produk KW. Indikasi ini ada karena barang-barang tadi dijual pada pasar-pasar tradisional, kualitasnya pun meragukan.
Meskipun taraf keterkenalan dan taraf variasi produknya sama, tulisan Turn Back Crime (TBC) menggunakan goresan pena Back yg terbalik, menjadi sangat ngetop selesainya ada insiden bom di Jalan Thamrin, Jakarta. Dalam peristiwa yg menerima sorotan pada ketika terjadi tadi, terdapat polisi berseragam kasual dengan goresan pena TBC. Tepatnya polisi menurut Polda Metro Jaya.
Sejak saat itu, Turn Back Crime juga menjadi goresan pena yg banyak digunakan di berbagai produk konveksi. Ada kaos Turn Back Crime, terdapat topi Turn Back Crime, ada juga bahkan tas yg disertai tulisan Turn Back Crime.
Turn Back Crime pada mulanya adalah slogan federasi polisi internasional, Interpol. Kemudian, jargon tadi dipakai juga sang Krishna Murti, Kepala Reserse Polda Metro Jaya buat dipasang pada seragam kasual desainnya.
Kedua kalimat tadi, My Trip My Adventure serta Turn Back Crime, merupakan bahasa Inggris. Ditulis penuh dan digunakan tanpa diindonesiakan. Ini adalah wujud penjajahan terhadap Bahasa Indonesia. Seharusnya, orang Indonesia sebagai pembela utama bahasa Indonesia menggunakan cara menggunakan bahasa Indonesia menggunakan baik serta sahih.
Yang lebih ironis menurut keterjajahan bahasa Indonesia sang bahasa Inggris, kebanyakan orang Indonesia yang memakai kaos My Trip My Adventure serta Turn Back Crime nir tahu secara niscaya makna dan berasal-usul istilah tadi. Mereka berasal gunakan, asal ikuti tren. Atau asal beli produk tadi pada pasar serta toko.
My Trip My Adventure, dalam bahasa Indonesia merupakan perjalananku petualanganku. Jika ingin lebih bernas dan berisi mungkin mampu diterjemahkan lakuku pertualanganku. Jadi sanggup jua disingkat sebagai LKPK. Sekadar usul sih.
Turn Back Crime, terjemahan dalam bahasa Indonesia merupakan Pukul Balik Kejahatan. Apabila ingin lebih garang, mungkin mampu dipilih diksi (istilah) Hantam Balik Kejahatan. Jadi sanggup juga diterjemahkan ke pada HBK. Lagi-lagi ini sekadar usul.
Semoga bahasa Indonesia permanen merdeka serta dijaga kemerdekaannya sang penuturnya. Tidak perlu berperang buat membela bahasa Indonesia, cukup gunakan bahasa Indonesia yang baik serta sahih. Yang perlu diingat, ketika para pendahulu bangsa Indonesia dulu menggunakan bahasa Indonesia serta mendeklarasikan nama ‘Bahasa Indonesia’ bertaruh nyawa.
Masak sekarang tinggal memakai saja masih nir mau.
Comments
Post a Comment