MENYINGKAP TABIR SUP IGA BAKAR DI BALIK TAMAN SINGOSARI

Pada abad 13 berdiri sebuah kerajaan Hindu pada sebelah timur Gunung Kawi, tak jauh dari Sungai Brantas. Secara administrasi, daerah itu sekarang ini masuk daerah Jawa Timur.

Kerajaan tadi bernama Singhasari atau yang lebih familier diklaim Singasari alias Singosari. Pendirinya merupakan Ken Arok. Ia berhasil merampas daerah itu menurut kekuasaan Kerajaan Kediri pada tahun 1222. Baru dalam tahun 1252 wilayah kerajaan Ken Arok diberi nama Singhasari sang cucunya, Jaya Wisnuwardhana.

Pada 1292 kekuasaan Kerajaan Singosari tumbang. Runtuhnya Singosari ditandai menggunakan tewasnya Raja Singosari yg terakhir, Kertanegara.

Ia mangkat di tangan Jayakatwang, pemimpin tentara pemberontak yang mengatasnamakan aksinya menjadi sebuah upaya balas dendam dari Kerajaan Kediri. Belum setahun berlalu, Jayakatwang dibunuh oleh Raden Wijaya, menantu Kertanegara. Baru dalam tahun 1293 Raden Wijaya mendirikan sebuah kerjaan bernama Kerajaan Majapahit.

Meski telah runtuh, namun nama Singosari masih tetap dikenang menjadi bagian berdasarkan sejarah nusantara. Bahkan, sampai ketika ini. Tak sedikit tempat-loka di penjuru nusantara yang diberi nama Singosari.

Tak terkecuali pada Semarang, Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah. Lebih kurang dua kilometer arah tenggara berdasarkan tempat Simpang Lima, Anda bisa menjumpai tempat Jalan Singosari.

Tak jauh menurut jalan tersebut Anda jua sanggup menjumpai sebuah taman seluas sekitar 300 meter persegi. Taman itu dilabel Taman Singosari. Lokasinya di seberang Jalan Sriwijaya. Atau, persis pada muka page parkir kawasan wisata Wonderia, yang berdampingan dengan kawasan Taman Budaya Raden Saleh (TBRS).

Nah, pada pulang taman itu tersembunyi distrik kuliner yg menamai diri menjadi Waroeng Taman Singosari. Anda bakal disuguhi gaya arsitektur etnik spesial Jawa yang inheren pada dekorasi serta interior yg terpampang pada ruang saji. Mayoritas berbahan kayu menggunakan polesan rona natural.

Begitu menarik, memperkuat atmosfir kesegaran yang coba dicitrakan via label warungnya (taman).

Tak berhenti di situ, tabir menarik lainnya masih tebal menghalang. Anda dapat menyingkapnya lewat daftar pilihan menu. Di antara puluhan menu yg di tawarkan, menyempil satu hidangan kuliner yang menarik.

Adalah sup iga bakar. Lepas dari serangkaian proses pemasakan pada dapur Waroeng Taman Singosari, sup kemudian disajikan di dalam mangkuk saji berbahan metal lengkap dengan nyala barah mini pada bawah mangkuk buat menjaga agar sup tetap pada syarat hangat.

Potongan iga sapi bakar dihidangkan terpisah. Warnanya yg cokelat terhias garis kehitaman output karamelisasi bumbu manis yg dioles saat iga itu dibakar, begitu menggiurkan.

Aroma sup langsung menyeruak saat tutup mangkuk sup terbuka. Cita rasa segar sudah niscaya Anda dapatkan waktu menyeruput kuah supnya. Tapi, tidak sebatas itu. Sensasi gurih kaldu iga yg lebur pada kesegaran kuah sup terasa begitu menarik hati selera, mendekati sempurna.

Jika Anda bertandang ke "Kota Lumpia" dan punya rencana wisata kuliner, tampaknya tidak terdapat salahnya menguak tabir sup iga bakar (ini resep sup iga bakar) di kembali Taman Singosari ini. Kesegaran serta gurihnya kuah supnya begitu lembut, pas pada dominan lidah masyarakat Indonesia. Itu lantaran bumbu supnya 100 persen khas Indonesia. Tak ditambah susu atau krim susu melainkan rempah-rempah.

Kuahnya terasa pedas yang asalnya menurut merica. Tapi, sensasi pedasnya tetap sopan waktu mengalir ke lisan. Sebatas menyumbang kehangatan di perut.

Potongan wortel serta kentang semakin memperkaya rasa. Cita rasa sedikit cantik dari kedua sayur itu permanen terjaga. Kesegaran supnya menunjukkan cita rasa tersendiri ketika Anda berkehendak buat menambahkan air jeruk nipis yg telah disajikan pelayan.

Segera gigit iga bakar yg telah menanti buat dinikmati. Teksturnya begitu empuk. Saat digigit, dagingnya begitu mudah tanggal dari tulang-tulang iga. Sepertinya, telah melewati proses perebusan yg cukup usang.

Tak perlu upaya keras buat mengunyah. Cita rasa khas sajian kuliner bakar terasa pas. Cita rasanya semakin menarik karena ada kombinasi rempah yang merasuk pada daging iga yg dibakar.

Tertarik merasakan? Silakan buka sendiri tabirnya.

Comments