MENULIS NASKAH DRAMA BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI CARA DAN CONTOHNYA
Berikut ini merupakan contoh menulis naskah drama berdasarkan pengalaman yg pernah dialami
Menulis naskah drama mirip dengan menulis prosa baik novel juga cerpen. Bedanya menulis drama sama sekali tidak ada narasi. Sama sekali nir ada 'pengarang' yang hadir. Sehingga semuanya berupa dialog.
Adapun bagian lain adalah obrolan serta epilog yg muncul buat menampakan laku yang wajib dilakukan sang para tokohnya.
Contoh Naskah Drama dari pengalaman pribadi
(pagi hari Toni serta Dino tergesa-gesa memasuki gerbang sekolah)
Bu Evi : (berteriak) Toni! Dino! Ke sini kalian!
(Toni dan Dino berlari semakin cepat)
Bu Evi : Kenapa kalian terlambat? Jam segini baru tiba. Lihat jam itu! Jam berapa kini ? (Menunjuk ke arah jam dinding pada dalam kantor).
Dino : Maaf, Bu! Saya terlambat lantaran sepeda saya rusak.
Bu Evi : Benar? Gak Bohong. Kamu sudah sering terlambat.
Dino : Tidak, Bu. Kali ini saya nir bohong. Saya jujur, Bu.
Bu Evi : (mengeluarkan sebuah buku dari pada tasnya) Dicatat pada buku pelanggaran, ya.
Dino : Jangan, Bu. Saya minta tolong, Jangan. Pelanggaran saya sudah banyak. Jika dicatat lagi, orang tua aku niscaya dipanggil sekolah. Padahal aku telah berjanji buat berubah menjadi baik. Saya sahih-benar tidak sengaja telat, Bu.
Bu Evi : Kamu, Toni. Kenapa kamu membisu saja?
Toni : Maaf, Bu. Tapi Dino benar. Tadi saya serta Doni kesulitan naik sepeda. Sepeda Doni rusak, aku bantu dia. Jadinya terlambat.
Bu Evi : Apa buktinya kalau kalian nir bohong?
(Suasana henging. Toni tertunduk usang. Kedua tangan memegang tali selempang tas kuat-kuat)
Bu Evi : Bagaimana ini?
Dino : Begini saja, Bu. Apabila Bu Evi berkenan, yuk aku ajak melihat sepeda aku di parkiran. Untuk menerangkan ucapan aku sahih.
Toni : Kamu ini gimana sih, Din! Bu Evi kan sedang hamil. Masak diajak mau diajak jalan ke belakang. Parkiran kan jauh.
Dino : (terdiam)
Toni : Maaf, Bu. Kalau berkenan, saya ambil sepeda Dino kini . Saya bawa ke sini.
Bu Evi : Hmmmm. Jadi kalian sahih-benar terlambat karena sepedanya rusak ya...
Toni : Iya, Bu.
Dino : Benar, Bu
Bu Evi : Ya, sudah. Saya percaya dalam kalian. Tapi jangan lupa, Dino, Toni. Kalian telah banyak melakukan pelaggaran. Jangan ditambah lagi ya. Nanti mampu dipanggil lagi orang tua kalian.
Toni : Iya, Bu. Janji. Saya belajar sebagai lebih baik.
Bu Evi : Saya nir butuh ucapan kalian. Yang saya butuhkan merupakan bukti tindakan kalian. Sudah kini masuk kelas. Bawa ini agar boleh masuk sama pengajar di kelas (menyerahkan secarik kertas). Tulis dulu nama kalian pada surat masuk kelas itu.
Toni : (menunduk, menulis). Sudah, Bu.
Bu Evi : Sudah sana cepat masuk. Bilang ke gurunya sudah nemui aku .
Dino : Terima kasih poly, Bu
(Dino serta Toni mencium tangan Bu Evi kemudian bergegas menuju kelas. Bu Evi berjalan menuju ruang OSIS).
Demikian model drama sederhana yg bisa dicontohkan di sini. Yang perlu diketahui merupakan, sebuah naskah drama menurut pengalaman eksklusif tidak perlu dipersiskan menggunakan keadaan konkret. Mungkin perlu penyesuaian pada ucapan dan tindakan sebagai akibatnya sebagai naskah drama yg menarik. Semoga bermanfaat! Jangan lupa klik postingan lain serta komentar ya....
Menulis naskah drama mirip dengan menulis prosa baik novel juga cerpen. Bedanya menulis drama sama sekali tidak ada narasi. Sama sekali nir ada 'pengarang' yang hadir. Sehingga semuanya berupa dialog.
Contoh Naskah Drama dari pengalaman pribadi
(pagi hari Toni serta Dino tergesa-gesa memasuki gerbang sekolah)
Bu Evi : (berteriak) Toni! Dino! Ke sini kalian!
(Toni dan Dino berlari semakin cepat)
Bu Evi : Kenapa kalian terlambat? Jam segini baru tiba. Lihat jam itu! Jam berapa kini ? (Menunjuk ke arah jam dinding pada dalam kantor).
Dino : Maaf, Bu! Saya terlambat lantaran sepeda saya rusak.
Bu Evi : Benar? Gak Bohong. Kamu sudah sering terlambat.
Dino : Tidak, Bu. Kali ini saya nir bohong. Saya jujur, Bu.
Bu Evi : (mengeluarkan sebuah buku dari pada tasnya) Dicatat pada buku pelanggaran, ya.
Dino : Jangan, Bu. Saya minta tolong, Jangan. Pelanggaran saya sudah banyak. Jika dicatat lagi, orang tua aku niscaya dipanggil sekolah. Padahal aku telah berjanji buat berubah menjadi baik. Saya sahih-benar tidak sengaja telat, Bu.
Bu Evi : Kamu, Toni. Kenapa kamu membisu saja?
Toni : Maaf, Bu. Tapi Dino benar. Tadi saya serta Doni kesulitan naik sepeda. Sepeda Doni rusak, aku bantu dia. Jadinya terlambat.
Bu Evi : Apa buktinya kalau kalian nir bohong?
(Suasana henging. Toni tertunduk usang. Kedua tangan memegang tali selempang tas kuat-kuat)
Bu Evi : Bagaimana ini?
Dino : Begini saja, Bu. Apabila Bu Evi berkenan, yuk aku ajak melihat sepeda aku di parkiran. Untuk menerangkan ucapan aku sahih.
Toni : Kamu ini gimana sih, Din! Bu Evi kan sedang hamil. Masak diajak mau diajak jalan ke belakang. Parkiran kan jauh.
Dino : (terdiam)
Toni : Maaf, Bu. Kalau berkenan, saya ambil sepeda Dino kini . Saya bawa ke sini.
Bu Evi : Hmmmm. Jadi kalian sahih-benar terlambat karena sepedanya rusak ya...
Toni : Iya, Bu.
Dino : Benar, Bu
Bu Evi : Ya, sudah. Saya percaya dalam kalian. Tapi jangan lupa, Dino, Toni. Kalian telah banyak melakukan pelaggaran. Jangan ditambah lagi ya. Nanti mampu dipanggil lagi orang tua kalian.
Toni : Iya, Bu. Janji. Saya belajar sebagai lebih baik.
Bu Evi : Saya nir butuh ucapan kalian. Yang saya butuhkan merupakan bukti tindakan kalian. Sudah kini masuk kelas. Bawa ini agar boleh masuk sama pengajar di kelas (menyerahkan secarik kertas). Tulis dulu nama kalian pada surat masuk kelas itu.
Toni : (menunduk, menulis). Sudah, Bu.
Bu Evi : Sudah sana cepat masuk. Bilang ke gurunya sudah nemui aku .
Dino : Terima kasih poly, Bu
(Dino serta Toni mencium tangan Bu Evi kemudian bergegas menuju kelas. Bu Evi berjalan menuju ruang OSIS).
Demikian model drama sederhana yg bisa dicontohkan di sini. Yang perlu diketahui merupakan, sebuah naskah drama menurut pengalaman eksklusif tidak perlu dipersiskan menggunakan keadaan konkret. Mungkin perlu penyesuaian pada ucapan dan tindakan sebagai akibatnya sebagai naskah drama yg menarik. Semoga bermanfaat! Jangan lupa klik postingan lain serta komentar ya....
Comments
Post a Comment