KELAHIRAN KEMBALI PADA ENAM ALAM KEHIDUPAN

Buddhisme mengajarkan bahwa kelahiran, kematian serta kelahiran kembaliadalah merupakan suatu proses perubahan yang berkelanjutan. Hal tadi samadengan proses berkelanjutan menurut pertumbuhan, kerusakan serta penggantian seldalam tubuh seorang. Menurut ahli kedokteran, setiap tujuh tahun semua sel didalam tubuh seseorang akan diganti menggunakan yg baru.
Proses Kematian

Pada ketika kematian, dimana hidupnya telah tiada dan tubuhnya sudah tidakbernyawa, maka pikirannya akan terpisah menurut tubuh. Kematian adalah suatukejadian yang nir dapat dihindari sang seluruh makhluk hayati, dan nir adatempat persembunyian buat menghindarinya.
Sang Buddha bersabda : " Tidak di langit, pada tengah lautan, di celah-celahgunung atau di manapun jua dapat ditemukan suatu loka bagi seorang untukmenyembunyikan diri menurut kematian. " (Dhammapada, 128).


Pada ketika kematian maka impian buat hayati yg adalah sumberketidaktahuan [avidya/avijja] menyebabkannyauntuk mencari eksistensi yg baru dan hukuman alam yang dilakukannya dalam kehidupansebelumnya itu akan menentukan tempat kelahiran kembali baginya.
Bagian tubuh insan dalam pengertian Buddhisme dapat dibagi atas empatunsur yaitu: padat [pathavi], cair[apo], panas [tejo], gerak [vayo] .ke-empat unsur tadi diikuti sang rona [vanna],bau [gandha], rasa [rasa], pokok yg primer [oja] energi hayati [jivitindria] serta tubuh [kaya].kematian menurut pengertian Buddhisme merupakan berhentinya kehidupan batin danjasmani [jivitindriya] menurut setiapkeberadaan individu, yaitu lenyapnya kekuatan [ayu], panas [usma] dankesadaran [vinnana]. Sehinggakematian dapat dilihat menjadi suatu proses penghancuran yang menyeluruh atassuatu makhluk hidup, walaupun suatu masa kehidupan eksklusif berakhir tetapikekuatan yg sampai sekarang ini berkecimpung tidak dihancurkan. Hal ini dapatdiumpamakan seperti sebuah bola lampu listrik yang walaupun bola lampu itutelah meninggal karena lama , aus, ataupun pecah, namun listriknya permanen mengalir.demikian jua genre karma tetap berkiprah dimana nir terganggu olehkehancuran badan-jasmani, dan hilangnya pencerahan yang sekarang membawa padakemunculan berdasarkan suatu kesadaran yg baru pada bentuk kelahiran yg lain.

Menurut Buddhisme Theravada,tidak dikenal adanya keadaan perantara [antara-bhava]yg berarti tumimbal lahir itu berlangsung segera sebagaimana bola lampu yangdapat diganti segera. Sedangkan pada pengertian Buddhisme Mahayana, seseorang yg tewas akan tinggal dalam keadaan alamperantara dalam satu, 2, tiga, 5, enam atau tujuh minggu, sampai harike-49. Sehingga pada Buddhisme Mahayana seringkali dikenal adanya aneka macam praktekritual upacara kematian yang berlangsung setiap minggu hingga hari ke-49.pengertian ini jua ditemukan dalam Buddhisme Tantrayana pada arti yg lebih luas dengan kata `bardo'. Bardo atau alam perantara ini dalam pengertian Tantrayana mengandung Enam Keadaan, yaitu dalam ketika berada dikandungan[kye-nay bardo] ; saatbermimpi [mi-lam bardo]; saat samadhiyang mendalam [tin-ge-zin sam-tam bardo]; waktu dalam keadaan sekarat menjelang kematian [chi-kai bardo]; waktu mengalami kenyataan mangkat [cho-nyid bardo]; saat pencariankelahiran kembali [sid-pa bardo].tiga keadaan bardo yg terakhirberkaitan dengan pengalaman sekarat, mangkat serta kelahiran pulang. Sedangkan bardo pada keadaan ke 2 serta ketigadapat dialami semasa masih hayati. 
lihat jua: vegetarian ala buddha

Comments