KEINDAHAN DALAM RANGKAIAN KATA PUISI HUJAN BULAN JUNI

Benarkah rangkaian istilah pada puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono mempunyai estetika? Sebenarnya apa saja rangkaian kata yg berakibat puisi tentang hujan itu disebut menjadi rangkaian istilah hujan yang latif? 

Seperti halnya makna sebuah puisi, keindahannya pula bergantung dalam pembacanya. Bisa saja dari pembaca yg satu sebuah rangkaian istilah puisi indah, mampu saja pembaca yang lain mengangga bahwa puisi itu nir indah. Bahkan para pakar sastra mampu berbeda pendapat tentang estetika (keindahan) sebuah karya.



Lebih-lebih jika yg dibahas merupakan sebuah puisi. Puisi merupakan karya sastra yang beisi rangkaian istilah yang bisa sangat multitafsir. Maka dari itu, keindahan yang terdapat pada sebuah karya sastra puisi jua tidak mampu dianggap menjadi estetika yg mutlak.


Begitu juga menggunakan puisi hujan bulan juni karya Sapardi Djoko Damono, puisi yang poly dikutip serta ditulis pada undangan pernikahan. Sering pula keliru tulis bahwa puisi itu diakui milik Kahlil Gibran atau juga pernah galat tulis bahwa itu karya Sutardji Calzoum Bachri. Sungguh hal yg tidak mungkin apabila Sutardji menulis puisi seperti Hujan Bulan Juni.


Sebelum membahas tentang estetika rangkain pungkasnya, ada baiknya kita baca lagi puisi Hujan Bulan Juni secara utuh berikut adalah.


Hujan Bulan Juni
         Karya Sapardi Joko Damono

Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon yg berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu

Taka terdapat yg lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yg tidak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
                    (hujan bulan juni, 1994)


Jika kita amati, estetika yang ditimbulakn sang Sapardi Djoko Damono dalam puisi pada atas terdapat 2 gerombolan besar . Yaitu keindahan yg dimunculkan melalui rangkaian istilah serta suara, serta estetika yg dimunculkan melalui makna kata.

Keindahan yang dimunculkan melalui rangkaian suara kata tampak dalam pengulangan baris perta dan baris ke 2 masing-masing bait. 


Selain pengulangan larik pada masing-masing bait, puisi Hujan Bulan Juni menjadi indah lantaran adanya pengulangan alfabet . Khususnya huruf konsonan.


Coba perhatikan dalam bait pertama baris ketiga: 


dirahasiakannya rintik rindunya.


dalam baris tadi, istilah-istilah yg dirangkai sama-sama diawali menggunakan alfabet /r/ yaitu rahasia, rintik, dan rindu. Rangkaian kata yang sama ini dinamakan dengan aliterasi. Jadi, adanya aliterasi r membuat puisi ini menjadi terasa lebih latif.


Hal yg sama (aliterasi) jua masih ada pada baris /dihapusnya jejak-jejak kaki itu/ pada baris tadi terdapat aliterasi /k/. Apabila dihitung kata-istilah yg dirangkai itu mengandung empat suara /k/ yg masih ada dalam istilah jejak dan kaki.


Keindahan rnagkaian istilah pula terdapat pada bait kedua. Dua baris terakhir bait kedua mengandung kata ulang. Kata ulang tadi seakan sengaja dibuat karena terdapat jejak-jejak untuk 'menyamai' ragu-ragu. yang terdapat pada baris berikutnya. Jadi, terdapat rangkaian istilah yang sengaja diulang-ulang jua membuah sebuah puisi menjadi latif.


Selain karena pilihan bunyi istilah, puisi pada atas juga latif karena adanya kesederhanaan sekaligus kedalaman makna. Penggunaan 'hujan' menjadi kata utama pada puisi pada atas menciptakan puisi tersebut terasa dekat dengan semua pembaca. Penggunaan istilah yg menunjukkan seolah-olah hujan bertingkah laku seperti manusia dengan segala sifat (bijak, arif, serta tabah) yg dimiliki insan dan tindakan yg dimiripkan insan (menghapus, mempunyai jejak kaki dsb) pula membuat puisi hujan bulan juni menjadi lebih indah.


Ada lagi yang menciptakan puisi ini mejadi teras sangat latif, yaitu kata yang dipakai sedikit, hanya 3 bait yang masing-masing terdiri menurut empat baris. Rangkaian istilah itu memiliki pola mirip syair menggunakan pola rima (sajak) akhir yang mirip yaitu, masing-masing baris genap dua serta 4 sama dengan 4 dan 8 sama menggunakan 8 dan 12.


Terlebih, makna mengenai 'pengorbanan'. Menjadi galat satu keindahan tersendiri. Ada lagi keindahan lain yg belum ditulis di sini dari pembaca?

Comments