KAEDAH ATAU KAIDAH FAEDAH APA FAIDAH PENULISAN KATA BAKU YANG TEPAT

Penulisan Kata Baku serta Tidak Baku adalah sebagai hal krusial bagi pelajar. Materi penulisan istilah baku dan nir standar ini selalu muncul dan terintegrasi dengan seluruh materi pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Karena dalam dasarnya setiap goresan pena, harus ditulis sinkron menggunakan kaidah penulisan kata baku, pada ragam apapun. Apalagi berkaitan dengan penggunaan istilah serta alfabet yg tepat.
Salah satu alasan munculnya kesalahan penulisan kata baku merupakan ketidakpahaman pemakai bahasa Indonesia akan penggunaan huruf. Kebingungan antara bunyi /i/ dan /e/ menggunakan alfabet i serta huruf e. Misalnya yang seringkali ditemukan pada istilah praktik, apotek, antre, risiko. Kata-kata tadi tak jarang ditulis galat praktek* apotik* antri* dan resiko* penulisan ini nir standar.
Hal ini karena memang kata praktik dalam pelafalan di warga menjadi /praktek/.begitu seterusnya. Hal itu juga yang terjadi dengan kata kaidah dan faedah. Kedua istilah tersebut telah sama-sama diakui sebagai bagian berdasarkan bahasa Indonesia.
Jika ditinjau menurut asal-usul ucapnya, tentu kedua kata tadi adalah serapan menurut bahasa Arab. Kaidah dari dari bahasa Arab qaaidatan (qaaidah) yang adalah 'kepercayaan '. Dalam penggunaan kata qaidah ini berkaitan jua dilakukan oleh gerombolan (yg diklaim) teroris pimpinan Osama bin Laden alqaeda kata ini berawal dari akar istilah yg sama. Sementara istilah faedah berasal dari kata faaidatan (فائدة) yg bersinonim dengan 'bunga' yg berarti laba atau pada bahasa Inggris disebut benefit.

Dari bentuk yg seperti, dan dari bahasa asal yang sama yaitu bahasa Arab kok sanggup terjadi perbedaan antara bentuk baku kaidah yang memakai alfabet i serta faedah yang harus memakai huruf e. Sementara pada bahasa asalnya, sama-sama asal berdasarkan huruf hamzah yg beraharakat kasrah.
Hal ini sanggup dijelaskan dengan alasan berikut:
Mungkin kata kaidah dan faedah sama-sama asal berdasarkan bahasa Arab, tapi proses penyerapannya yg tidak selaras. Apabila kaidah diserap langsung menurut bahasa Arab, ad interim faedah sudah melalui proses pengenalan berdasarkan bahasa daerah, seakan-akan asal berdasarkan bahasa wilayah, lalu dari bahasa daerah tadi diserap ke pada bahasa Indonesia. Maka, jadilah yg baku merupakan faedah.

Itu jikalau dibahas secara logika, meskipun bila ditanyakan lebih dalam, bila memang diserap ke dalam bahasa daerah terlebih dulu, mengapa faedah bukan paedah bukankah bahasa wilayah nusantara tidak memiliki bunyi /f/ atau /v/. Seperti halnya nafas yang asal berdasarkan bahasa Arab juga akan tetapi menjadi napas dalam bentuk bakunya pada Bahasa Indonesia.
Intinya, proses pembentukan kata pada Bahasa Indonesia melalui proses yg panjang serta nir berdasarkan satu jalur, maka yang perlu kita ketahui sekarang adalah bentuk standar yg sesuai pada asal acum terpercaya, dalam hal ini adala Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa, forum resmi pemerintah yg terdapat pada bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yg sanggup diakses melalui aplikasi luring serta yang daring.
Dalam KBBI V daring, disebutkan bahwa faedah memiliki arti 1) guna; manfaat; 2) sesuatu yg menguntungkan; untung; laba. bentuk tidak bakunya merupakan paedah, faidah. Sementara istilah kaidah memiliki satu penerangan arti yaitu rumusan asas yang sebagai aturan; aturan yang sudah pasti; patok; dalil pada ilmu matematika. Bentuk tidak bakunya adalah kaedah.
Jangan gundah lagi ya, antara istilah kaidah dan faedah dengan bentuk nir bakunya kaedah dan faidah.

Comments