FAKTORFAKTOR UTAMA YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA DISASTER RECOVERY PLANNING

Faktor-Faktor Utama Yang Perlu Diperhatikan Pada Disaster Recovery Planning 
Sudah nir perlu dibuktikan lagi bahwa setiap orang niscaya membutuhkan informasi dalam menjalankan serta membuatkan usahanya. Oleh karena itu, kebutuhan akan keterangan merupakan kebutuhan yang nir akan pernah habis-habisnya. Saking pentingnya, fakta yg ada akan selalu disimpan dengan baik, dan akan dipakai waktu waktunya datang atau akan selalu digunakan sepanjang karier hayati insan. Bisa dibayangkan jika fakta yang berharga bagi karier hidup kita tersebut tiba-datang lenyap tanpa bekas. Apa reaksi kita ? Ya, tentu saja panik, marah, atau kehilangan semangat karena merasa apa yang telah dikerjakan selama ini sia-sia. 

Contoh yang paling sederhana, ketika kita sedang menciptakan tugas yg relatif banyak pada personal komputer , tiba-datang harddisk personal komputer kita crash dan data tugas tadi belum pada-backup sama sekali. Tentu saja, kita akan dengan kesal ngomel-ngomel. Apa yang bisa kita lakukan ? Lantaran kita sebelumnya tidak mempersiapkan proses pemulihan atau backup data, tentu saja kita harus mengulang berdasarkan awal menciptakan tugas tersebut. Tetapi hal itu masih sepele. Bagaimana jika kita seseorang pemilik perusahaan yang menyimpan data konsumen dan data pekerjaan hanya pada sebuah ruangan pada perusahaan, lalu datang-datang saja terjadi kebakaran pada perusahaan yang mengakibatkan seluruh data yg terdapat pada pada gedung terbakar habis. Apa reaksi kita ? Menangis ? Ingin melarikan diri berdasarkan kehidupan ? Ya, itu risiko yg haus dihadapi apabila kita tidak mempersiapkan rencana pemulihan data alibat bala yang nir dapat diprediksi. Oleh karenanya, implementasi rencana pemulihan data dari bencana perlu dipikirkan serta dilakukan. Pada makalah ini, pembahasan topik ini lebih diiarahkan ke elemen-elemen primer yang perlu diperhatikan pada disaster recovery planning.

Apa Itu Disaster ?
Disaster (bala) didefiniskan sebagai insiden yg ketika terjadinya tidak dapat diprediksi serta bersifat sangat merusak. Pengertian ini mengidentifikasikan sebuah peristiwa yg mempunyai empat faktor utama, yaitu :
- datang-tiba
- tidak diharapkan
- bersifat sangat merusak
- kurang perencanaan

Bencana terjadi dengan frekuensi yang tidak menentu serta dampak yg ditimbulkannya semakin tinggi bagi mereka yg nir mempersiapkan diri terhadap kemungkinan-kemungkinan timbulnya bencana. Rencana pencegahan dan perbaikan terhadap bencana dapat membantu melindungi semua adet oraganisasi, termasuk sumber daya insan, pekrjaan, data-data krusial, serta fasilitas organisasi.

Cakupan bala tidak hanya terbatas pada hilangnya data serta asal informasi, tetapi pula kematian dari pekerja yg sangat diandalkan, keracunan produk, meledaknya sistem peralatan, kebakaran yang terjadi pada pusat distribusi primer, atau tumpahnya cairan kimia, dan lain sebagainya, sangat menghipnotis suatu organisasi. Rencana pencegahan serta pemulihan bisa menggunakan mudah dimanfaatkan sang pihak-pihak tertentu menggunakan menambahkan porto-porto yang tidak perlu yg akan membuat planning tersebut menjadi tidak wajar bagi level manajemen. Rencana yg dibuat harus mencakup definisi yang kentara berdasarkan data-data atau record organisasi yg wajib dilindungi. Hal-hal yg harus dihindari selama pembuatan planning pemulihan merupakan rekonstruksi material back-up, kopi, serta file-arsip yang nir krusial.

Record-record organisasi atau perusahaan memiliki nilai yg bervariasi. Apakah record tadi tersimpan secara elektronik ataupun di atas kertas, planning yang dibentuk wajib mengidentifikasi record-record penting dan historis, yaitu record-record yang memuat sejarah perusahaan, pertumbuhan, pengembangan, operasi, serta kontribusi yg bersifat kenegaraan, termasuk record-record yg perlu ditindaklanjuti kekontinuitas bisnisnya sehabis bencana. Daftar record penting diharapkan buat memilih mekanisme melindungi serta merekonstruksi record-record krusial yang tersimpan pada media magnetik, optik, atau bentuk lainnya yang tidak sinkron menggunakan prosedur melindungi liputan yang terkandung pada media kertas.

Disaster Recovery Plan 
Disaster recovery plan adalah acara yg tertulis dan sudah disetujui, diimplementasikan, serta dinilai secara periodik, yg menfokuskan dalam seluruh aksi yg perlu dilakukan sebelum, saat, dan selesainya bencana. Rencana ini disusun dari review secara menyeluruh terhadap bala-bencana yang potensial, yg mencakup lingkup fasilitas, lokasi geografis, atau industri. Rencana ini jua merupakan pernyataan dari tanggapan yang tepat buat proses pemulihan yg bersifat efektif terhadap biaya dan cepat. Oleh karena itu, planning yang dibentuk haruslah mengidentifikasi pada mana, yg mana, dan bagaimana record-record bisa diperoleh. Review yang harus dilakukan mencakup pertimbangan dari banyak sekali hal di bawah ini : 
  • Apakah media magnetik, optik, atau microfilm, disimpan dalam kabinet yg sinkron?
  • Apakah terdapat peraturan melarang merokok pada area-area tempat penyimpanan media kertas atau bahan-bahan kimia ?
  • Apakah kotak atau kontainer record berserakan di lantai bahkan selama proses awal berlangsung ? 
  • Apakah bahan-bahan kimia, termasuk yg digunakan di mesin-mesin kantor, disimpan dengan cara yg sempurna serta pada loka yang tepat sehingga bala dapat dihindari atau diminimisasi ?
  • Apakah alat-alat elektrik dimatikan dalam akhir hari ?
  • Apakah perlu alat-alat-peralatan yg terdapat pada perusahaan dipakai buat keperluan data rumahan ?
  • dan lain-lain
Elemen Utama Yang Perlu Diperhatikan dalam Disaster Recovery Planning
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, disaster recovery merupakan proses menjalankan kembali operasi usaha serta merekontruksi record-record usaha yang krusial selesainya bala. Disaster recovery mengidentifikasi dan melindungi semua record krusial, baik yang terdapat pada media kertas, hardisk komputer, disk optik, menurut proses penyelamatan sampai proses rekonstruksi. Untuk keperluan ini, terdapat baiknya jikalau dibahas elemen-elemen primer pada disaster recovery rencana. Elemen primer disaster recovery plan dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu : 
  • elemen-elemen yg bersifat generik bagi semua aspek planning 
  • elemen-elemen ketika operasi usaha dijalankan lagi 
  • elemen-elemen saat operasi penyelamatan dan pemulihan dilakukan 
Elemen-Elemen Yang Bersifat Umum Bagi Semua Aspek Rencana
Dalam rangka disaster recovery plan menjadi efektif, maka perlu diperhatikan elemen-elemen dasar tertentu. Selagi deskripsi aktual berdasarkan elemen-elemen tersebut berubah dari satu tempat ke loka yg lain, pengalaman menampakan bahwa masing-masing wajib masih ada pada dalam rencana supaya rencana yg efektif dapat dicapai. Elemen-elemen tersebut menjadi berikut : 
  • pernyataan kebijakan yang kentara (clear policy statement), mencakup tujuan serta sasaran pemulihan; 
  • wewenang aktivasi (activation authority), yaitu siapa yang berhak memimpin tim planning pemulihan; 
  • struktur tugas (task organization), meliputi tugas serta fungsi tiap tim atau anggota tim pemulihan; 
  • tim pemulihan sesudah bala (disaster recovery team), yaitu anggota tim yang bertugas menjalankan disaster recovery plan; 
  • layout organisasi (facility floor plan or layout), yaitu rapikan letak tiap loka pada suatu oraganisasi atau perusahaan; 
  • prosedur distribusi kabar (information distribution procedure), adalah metode khusus buat mengontak anggota tim pemulihan, vendor, agen pendukung, supplier, dan semua pihak yg terkait; 
  • pemantauan kondisi yang berbahaya (monitoring of destructive area); 
  • traning pekerja (provision for pelatihan of employee), merupakan aktivitas buat melatih para pekerja tentang prosedur pemulihan; 
  • hal-hal lain seiring dengan jalannnya proses pemulihan (provision for ongoing review and revision). 
Elemen-Elemen Ketika Operasi Bisnis Dijalankan Lagi
Kebanyakan organisasi, misalnya tempat tinggal sakit, stasiun TV atau radio, maskapai penerbangan, harus melakukan banyak sekali operasi selama berjam-jam selesainya bencana buat mempertahankan konsumen mereka serta agama warga . Manajemen krisis berarti bersiap-siap terhadap peristiwa yang mengancam serta nir diharapkan, serta menyediakan kontinuitas usaha selama dan setelah kondisi krisis. Manajemen krisis memiliki lingkup yg luas dibandingkan manajemen rekonstruksi liputan dan bisnis penyelamatan selesainya bala. Krisis bisnis diilustrasikan menjadi situasi yg berbahaya serta mengancam yg sedang menjalani hal-hal penuh risiko, misalnya 
  • memperluas skala perusahaan;
  • sedang di bawah supervisi media dan pemerintahan;
  • operasi bisnisnya kacau balau dengan sistem dasar organisasi rusak.
Manajemen krisis seharusnya didelegasikan ke tim manajemen yang ditunjuk, yang sudah menerima pembinaan yg diharapkan sehubungan menggunakan bencana. Manajer dan staf yg lain usahakan konsentrasi pada bisnis buat menjaga tanggung jawab bisnis umumnya. Terdapat 3 elemen utama yg perlu dipertimbangkan dalam manajemen krisis yang adalah bagian dari proses perencanaan terhadap bahaya yg terjadi :
  • kesinambungan pimpinan (continuity of authority), memastikan bahwa masih ada kepengurusan yg berkelajutan sehabis terjadinya bahaya; 
  • perjanjian pemilihan tim manajemen terhadap bencana yang terjadi (appointment of a select disaster management team), buat mengidentifikasi, mengisolasi dan menanggapi krisis yang terjadi;
  • perjanjian tentang orang yang wajib berbicara pada publik untuk memberi penerangan tentang syarat perusahaan akibat bala (appointment of an organization spokesperson). 
Elemen-Elemen Ketika Operasi Penyelamatan dan Pemulihan Dilakukan
Penyelamatan dan pemulihan sesudah bencana memerlukan tidak hanya kedekatan menggunakan tujuan, struktur, personel, operasi dan record yg terorganisasi, namun pula pengetahuan mekanisme dan teknik pemulihan yg khusus, fasilitas komputer serta lokasi kerja alternatif, sumber sementara serta sukarelawan, pemasok lokal, agen-agen bencana lokal, serta daftar konsultan yang dapat diandalkan.

Elemen primer yang harus dipertimbangkan pada dalam mengembangkan termin rekonstruksi dan penyelamatan menurut disaster recovery plan adalah : 
  • tim pemulihan selesainya bala yg sudah menerima training serta disetujui oleh level manajemen (trained disaster recovery team); 
  • inventori record semua departemen atau organisasi, termasuk record-record krusial (inventory of all department records); 
  • tujuan lokasi operasi alernatif (designation of alternative operating location); 
  • daftar prioritas pemulihan fungsi-fungsi krusial (priority list for restoration of essential functions); 
  • kontrak serta perjanjian menggunakan agen-agen yg khusus mengangani bencana (contracts and agreements with disaster support);
  • daftar sumber poternsial yang hendak dipulihkan (list of other potential recovery resources); 
  • daftar perlengkapan serta alat-alat organisasi (list of organization salvage equipment and supplies); 
  • cetak biru atau fakta bangunan, misalnya : 
  1. switch catu daya, 
  2. sistem pengaturan air menggunakan valve.
Hal-hal Lain Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menyusun Disaster Recovery Plan
Berikut merupakan daftar hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan ketika menciptakan Information Disaster Recovery Plan sebuah perusahaan : 
  • memastikan keamanan para pekerja serta pengunjung dalam lokasi pada mana mereka berada; 
  • melindungi record serta warta penting; 
  • memastikan keamanan fasilitas serta lokasi-lokasi bisnis; 
  • memastikan ketersediaan material, perlengkapan, dan peralatan; 
  • mengurangi risiko bencana yg diakibatkan sang kesalahan manusia atau kegagalan peralatan yg dipakai; 
  • data-data serta fasilitas krusial lainnya telah ditata menggunakan baik sehingga memudahkan proses pemulihan saat bala alam terjadi; 
  • memastikan kemampuan perusahaan buat melanjutkan operasi setelah bencana; 
  • memulihkan record-record yang hilang atau rusak sesudah bala. 
Informasi Yang Harus Ada Pada Disaster Recovery Plan
Pengetahuan tentang lingkup dan batasan disaster recovery plan memastikan harapan level manajemen itu bersifat realistik dan planning memegang peranan penting pada dalam memenuhi sasaran dan tujuan perusahaan.

Disaster recovery plan harus memuat langkah-langkah serta aksi-aksi yang perlu dilakukan apabila bencana terjadi. Sasaran spesifik perusahaan perlu tertulis dalam disaster recovery plan. Secara umum, liputan yg masih ada pada disaster recovery plan harus meliputi hal-hal berikut : 
  • mengidentifikasi dan memberi proteksi yang cukup terhaap record-record krusial perusahaan atau acara primer perusahaan; 
  • mengurangi risiko bencana yg diakibatkan sang kesalahan insan dan kegagalan peralatan atau gedung dengan mengadakan program pelatihan, pemeliharaan, serta sekuritas; 
  • memastikan kemampuan organisasi untuk beroperasi secara efektif sesudah bencana dengan menerapkan kebijakan manajemen, prosedur, serta asal daya yg diaktivasi pada situasi bencana; 
  • memastikan kemampuan organisasi buat merekonstruksi kabar serta record-record yg rusak dengan cepat. 
Informasi yg masih ada pada pada disaster recovery plan ditulis, disetujui, diimplementasikan, dan dievaluasi secara periodik untuk mengidentifikasi, melindungi, merekonstruksi, atau menyelamatkan catatan-catatan historis dan penting, serta membangun prosedur aplikasi operasi usaha ketika bala terjadi.

Prasyarat Dalam Pembuatan Disaster Recovery Plan
Sebuah rencana untuk melindungi record usaha akan menjadi tidak efisien jika record-record yg dilindungi tadi tidak mempunyai nilai historis, administratif, fiskal, penelitian, atau hukum. Untuk merekonstruksi atau menyelamatkan berita yang nir krusial sangatlah membuang waktu serta uang. Oleh karenanya, perlu diperhatikan prasyarat apa saja yg perlu dilakukan sebelum membuat disaster recovery plan. Prasyarat tadi dijabarkan sebagai berikut :

Prasayarat 1: Informasi ditinjau menjadi Sumber Daya Perusahaan
Perusahaan yang mengelola keterangan selama siklus hayati fakta, berdasarkan pembuatan atau perumusan informasi, sampai ke penggunaan, penyimpanan, pengambilan kembali, serta pembuangan keterangan, perlu menempatkan perencanaan terhadap bahaya di dalam acara manajemen total perusahaan. 

Prasyarat 2: Asuransi Yang Cukup
Disaster recovery plan adalah bentuk iuran pertanggungan. Proses perencanaan menganjurkan agar acara premi bisnis dimanfaatkan buat melindungi aset perusahaan serta menyediakan proteksi liabilitas. Program ini sebaiknya telah diidentifikasi serta dilengkapi proteksi terhadap risiko dan bahaya eksklusif. Disaster recovery plan mengidentifikasi risiko eksklusif misalnya terjadinya banjir data dalam loka penyimpanan, kebakaran, badai, yang membahayakan record-record yg tersimpan secara elektrik.

Prasyarat 3: Program Record Yang Penting
Pada waktu terjadinya bala, proses pemulihan bisa sangat memakan biaya . Oleh karenanya, krusial apabila record-record yang dilindungi, dipulihkan, direkonstruksi berisi warta krusial bagi kelanjutan operasi perusahaan. Identifikasi dan perlindungan record-record yang krusial ini merepresentasikan area pada mana acara penyimpan record-record krusial serta disaster recovery plan saling overlap. 

Prasyarat 4: Jadwal Penyimpanan Record
Program penyimpan record-record krusial dibangun menurut jadwal penyimpan record yang terstruktur. Jadwal penyimpan record adalah daftar yg memuat record-record, yang mengindikasikan serangkaian waktu yang perlu dijalani pada lingkup tempat kerja, pusat data, serta kapan kabar record ini bisa dihapus. Jadwal penyimpan record wajib dibentuk sebelum disaster recovery plan. Jadwal ini menyediakan liputan penting mengenai lokasi record, media tempat penyimpanan record, metode perlindungan, dan nilai record individual.

Prasyarat lima: Sistem Klasifikasi dan Penggunaan Kembali Record
Record-record yang nir diklasifikasikan dengan baik tentunya akan menaikkan porto disaster recovery rencana. Kendala utama merupakan pada umumnya record-record belum dikelompokkan dalam unit file.

Prasyarat 6: Program Sekuritas Yang Cukup
Program sekuritas untuk fasilitas dan liputan menyediakan kerangka kerja yg bisa dieksplorasi lebih lanjut dalam pembuatan disaster recovery plan. Program sekuritas setidaknya memuat perlindungan password personal komputer , perlindungan berita para pekerja, restriksi daerah akses, detektor asap, dan lain sebagainya.

Perencanaan Yang Komprehensif Terhadap Disaster Recovery Plan
Sehubungan dengan bala yang terdapat, masih ada aneka macam tipe kerusakan atau kehilangan yang perlu dipertimbangkan, yaitu : 
  • fasilitas fisik (gedung, komputer, inventori, atau tempat kerja rusak); 
  • akses ke fasilitas (ruang rahasia); 
  • informasi (personal komputer rusak, harddisk crash); 
  • akses ke kabar (tidak masih ada akses database secara remote); 
  • sumber daya insan (produksi, manager, pendukung). 
Disaster recovery plan yang komprehensif wajib mengalamati semua yang dibutuhkan untuk mendukung operasi usaha yg sedang berjalan. Hal ini berarti setiap elemen fisik, setiap perangkat lunak, setiap sumber daya insan, serta setiap proses usaha perlu dipelajari dan dialamati. Informasi operasi dan finansial juga perlu dimasukkan. Rencana yg efektif sanggup mengenali semua bencana yg potensial, dimulai menurut konduite alam hingga teroris atau cyber-disasters. 

Analisis berantai adalah teknik yg berguna buat mengalamati proses pemulihan aset fisik perusahaan. Bagian rencana ini seharusnya mengalamati bagaimana herbi fasilitas penyimpanan dan manufaktur, sistem entri pesanan, pengepakan, sistem pembayaran, suku cadang, layanan konsumen, yang nir tersedia. Lantaran waktu merupakan elemen primer, maka perlu buat mengurangi saat pemulihan buat proses dan pelaksanaan penting hingga 24 jam atau kurang, serta buat pelaksanaan yg kurang penting hingga 4 hari. 

Tiga tipe solusi yang perlu dipertimbangkan menjadi bagian dari proses perencanaan, yaitu :
  • perusahaan bisa membangun sistem yang redundansi, misalnya mempunyai 2 buah pabrik yg terpisah lokasinya;
  • melakukan perjanjian atau kerja sama dengan sentra data sehubungan menggunakan backup kabar penting
  • mengasuransikan fasilitas-fasilitas tertentu sehingga bisa mengurangi porto ketika bencana terjadi 
Biasanya perusahaan memilih buat mengkombinasikan ketiga solusi pada atas. Vendor alat-alat adalah bagian yg krusial lainnya. Biasanya vendor memiliki peralatan, staf, sumber finansial yang relatif buat membantu menggunakan cepat waktu bala terjadi. Hal krusial lainnya sehubungan menggunakan disaster recovery plan adalah keperluan buat mensosialisasikan disaster recovery plan itu sendiri.

Langkah-Langkah Untuk Mengatasi Bencana Sehubungan Dengan Disaster Recovery Plan
Setelah disaster recovery plan dibentuk, maka perusahaan telah mempunyai pedoman untuk menghadapi bencana. Lalu bagaimana langkah-langkah yang bisa diambil buat menghadapi bala ? Berikut diberikan langkah-langkah yg dapat diikuti : 
  • mendapatkan kewenangan buat menjalankan disaster recovery plan serta membangun anggota tim 
  • menyediakan pelatihan serta pendidikan keselamatan bagi anggota tim seperlunya 
  • pada kondisi bala, jalankan mekanisme keselamatan serta evakuasi dahulu 
  • membunyikan alarm pertanda bahaya dan memberitahu layanan emergensi 
  • memberitahukan tipe bencana pada manajemen atas 
  • mulai memanggil anggota tim pemulihan terhadap bala 
  • semua anggota, level manajemen, dan departemen keselamatan harus memiliki kopi denah gedung yg memberitahukan jalan keluar serta perlengkapan keselamatan 
  • menaksir kerusakan 
  • mengimplementasikan prosedur buat melindungi record-record krusial dalam lokasi masing-masing 
  • memberi tanda bagian-bagian yg rusak serta mengelompokkan bagian yang rusak dengan bagian yg nir 
  • untuk bala yang besar , lakukan pertemuan dengan perusahaan yg khusus menangani pemulihan perusahaan dampak bencana 
  • selanjutnya menciptakan perjanjian dengan perusahaan tadi buat melakukan pemulihan 
  • melakukan pemulihan 
Keuntungan Adanya Disaster Recovery Plan
Bagian terakhir dari makalah ini membahas laba dari dibuatnya disaster recovery plan. Adapun laba yang didapat perusahaan merupakan : 
a. Memperbaiki sistem proteksi terhadap aset penting perusahaan
b. Membuat sistem proteksi kabar atau data-data perusahaan lebih efektif 
c. Mengurangi risiko bala akibat kesalahan manusia
d. Memperbaiki manajemen perusahaan, dll.

Comments