CARA MERAKIT DAN MEMASANG PANEL SURYA SENDIRI DI RUMAH


ENergi Sinar Matahari adalah keliru satu Energi yang Gratis, Seiring Perkembangan Tehnologi, sekarang kita bisa memasang panel mentari di atas rumah kita dengan gampang dengan porto yg relatif sangat terjangkau, sehingga kita punya sumber listrik alternatif yg lebih murah dan ramah lingkungan pada tempat tinggal kita, dahulu kala memang diperlukan poly lempengan solar cell atau panel mentari buat menghasilkan listrik yang cukup pada rumah anda serta lahan yg luas buat menghasilkan listrik berdasarkan energi matahari. Namun sekarang kondisinya tidak selaras. Berkat kemajuan teknologi, sekarang, setiap tempat tinggal pun mampu memperoleh listrik dari sinar mentari . Dengan hanya memasang panel matahari ukuran kurang dari 10 meter persegi pada atap rumah, kebutuhan listrik pada tempat tinggal anda sudah akan tercukupi selama 24 jam. Apabila anda tertarik anda bisa merakitnya sendiri di tempat tinggal anda menggunakan mudah sang karena itu terlebih dahulu kami sarankan CARA FLEXI Merakit serta Memasang Panel Surya Sendiri Di Rumah !!!
Sebelum anda mencoba merakit serta memasang panel mentari sendiri pada rumah anda ada baiknya anda coba simak dahulu video tutorial tentang Cara pasang panel mentari agar sanggup menghemat listrik di tempat tinggal , dimana Grid Tie Inverter (GTI) ini adalah inverter dengan teknologi baru yg memungkinkan buat mengkonversikan listrik DC yang dihasilkan oleh solar cell sebagai listrik AC 220V serta langsung menginjeksikan ke jaringan/instalasi PLN eksisting pelanggan listrik. Selamat Menyimak !



Berikut ini model dalam skala mini banyak sekali macam alat - indera eletronik yg sudah teraplikasi menggunakan tehnologi energi mentari , harga dan misalnya bisa anda lihat secara online, silahkan anda klik pada  -->   SINI

Atau Bisa Anda Cek di --->  SINI

Secara generik panel surya ini dapat di pasang pada atas atap tempat tinggal , di atas bangunan, pada tanah berdiri sendiri menggunakan tiang. Tapi, di daerah pemukiman yg keterbatasan ruang menjadi hambatan akbar, atap tempat tinggal umumnya lebih disukai. Banyak hal yang harus dilakukan saat menginstal panel surya supaya menjadikannya efektif buat membentuk listrik sepanjang tahun. Artikel ini akan merinci langkah-langkah yang benar buat menginstal panel mentari .
Panel mentari bisa pasang pada berbagai jenis atap. Lebih baik lagi jika diinstal waktu tempat tinggal sedang dibangun atau waktu atap sedang diperbaiki. Menginstal panel mentari saat pemasangan atap sanggup menghindari kebocoran atap yg mungkin sanggup terjadi.
Langkah pertama pada menginstal sebuah panel matahari adalah memasang rangka besi pada atap tempat tinggal . Setelah itu, langkah selanjutnya adalah memasang dudukan panel surya. Dudukan di atas atap harus dipasang kedap memakai baut stainless steel sebagai akibatnya mereka tidak bergeser bahkan saat angin kencang bertiup. Instalasi panel surya pada atap genteng agak sulit dan kontak pribadi panel surya ke genteng wajib dihindari guna mencegah kerusakan dalam genteng yg rapuh.
Setelah diinstal, panel matahari kemudian wajib dihubungkan ke inverter. Inverter mengubah arus searah (DC) yang didapatkan sang panel matahari sebagai arus bolak-kembali (AC) lantaran sebagian besar perangkat tempat tinggal tangga umumnya berjalan pada arus AC. Selanjutnya inverter wajib dihubungkan ke sistem listrik di rumah. Kabel yg sempurna serta switch AC / DC wajib dipasang dengan benar oleh ahli listrik sebagai akibatnya inverter terhubung menggunakan baik ke sistem listrik di tempat tinggal . Apabila terjadi kelebihan listrik, baterai wajib dihubungkan ke inverter buat menyimpan kelebihan listrik supaya bisa digunakan saat tidak ada sinar surya, energi yg berlebih  pula bisa dijual ke perusahaan listrik (di beberapa negara).
Posisi Panel Surya Harus Menghadap Sinar Matahari Langsung
Panel mentari umumnya dipasang di atap sehingga menerima sinar matahari yang cukup. Panel surya paling efektif ketika kontak pribadi menggunakan sinar matahari sehingga mereka dapat menangkap sebagian besar sinar surya yg mengarah ke mereka. Panel surya harus diposisikan sehingga mereka menerima paparan sinar matahari yg baik di lebih kurang tengah hari saat tenaga matahari bisa ditangkap secara maksimum. Paparan sinar surya dapat bervariasi tergantung isu terkini serta posisi mentari terhadap bumi, panel mentari harus dipasang sedemikian rupa sehingga mereka bisa menghadap ke posisi mentari secara aporisma pada setiap trend.
Perhatikan Setiap Penghalang Sinar
Harus diperhatikan bahwa mungkin masih ada penghalang di antara panel surya serta sinar matahari. Penghalang kecil misalnya cabang-cabang pohon sangat bisa menghambat kinerja panel surya, sehingga wajib dipangkas pada waktu pemasangan panel mentari itu. Jalur surya harus ditelusuri sepanjang hari sebelum memasang panel matahari sehingga nir terdapat objek yg menghalangi paparan sinar matahari ke panel matahari sepanjang siang hari ketika mentari bersinar. Jika tidak mungkin buat menghilangkan beberapa kendala seperti dinding tetangga, maka panel mentari bisa dimiringkan ke sudut-sudut yang nir terhalang.
Menggunakan Dudukan buat Memasang Panel Surya
Jika memiringkan panel mentari pada sudut yg tepat tidak relatif untuk mengatasi penghalang, dudukan panel matahari bisa dipakai buat menginstal mereka menggunakan cara yg sempurna. Dudukan dapat membantu buat memasang panel matahari di atap atau bahkan menjadi unit yg dibangun tersendiri. Dudukan panel mentari membantu pada mengubah arah paparan sinar matahari ke panel surya secara signifikan. Dudukan panel surya tersedia dalam berbagai jenis seperti dudukan pada tiang, dudukan pada atap, dudukan pada tanah dll.

Berikut ini kami akan Uraikan Lebih Detai Tentang Cara Merakit serta Memasang Panel Surya Sendiri Di Rumah Anda
Jika di tinjau menurut sisi ekonomu, kita perlu melakukan hitung-hitungan apakah Solar home System ini sanggup dibilang lebih hemat berdasarkan listrik PLN atau tidak, yang jelas investasi awal memang relatif mahal, tetapi setelahnya anda tidak lagi mengeluarkan biaya operasional, anda hanya perlu melakukan perawatan saja terutama buat aki sebagai penyimpan tenaga listrik.


Untuk membuat Solar Home System ini  setidaknya sine qua non empat komponen utama yaitu :
1. Panel surya
2. Solar charge controller
3. Aki
4. Inverter DC ke AC

1. Panel Surya

Panel mentari adalah alat yg digunakan buat mengganti sinar matahari sebagai listrik. Dalam sinar surya terkandung energi dalam bentuk foton. Ketika foton ini mengenai bagian atas sel mentari , elektron-elektronnya akan tereksitasi dan menyebabkan aliran listrik. Prinsip ini dikenal sebagai prinsip fotoelektrik. Sel mentari dapat tereksitasi lantaran terbuat dari material semikonduktor yang mengandung unsur silikon. Silikon ini terdiri atas 2 jenis lapisan sensitif: lapisan negatif (tipe-n) dan lapisan positif (tipe-p).
Terdapat setidaknya 2 jenis panel mentari yaitu polikristalin serta monokristalin. Panel surya monokristalin adalah panel yang paling efisien yang didapatkan menggunakan teknologi modern serta membentuk daya listrik per satuan luas yang paling tinggi. Monokristal dibuat buat penggunaan yg memerlukan konsumsi listrik besar pada loka-tempat yang beriklim tropis. Kelemahan berdasarkan panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik di loka yg cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca berawan. Panel mentari polikristalin adalah panel surya yang mempunyai susunan kristal rambang lantaran difabrikasi menggunakan proses pengecoran. Tipe ini memerlukan luas bagian atas yang lebih akbar dibandingkan dengan jenis monokristalin untuk menghasilkan daya listrik yg sama. Panel surya jenis ini mempunyai efisiensi lebih rendah dibandingkan tipe monokristalin, sebagai akibatnya memiliki harga yang cenderung lebih rendah. Keunggulan tipe polikristalin adalah panel matahari masih dapat mengkonversi energi yang lebih tinggi dalam cuaca yg berawan jika dibandingkan menggunakan tipe monokristalin.

2. Solar Charge Controller


Solar controller
adalah alat yg dipakai untuk mengontrol proses pengisian muatan listrik dari panel matahari ke aki dan pula pengosongan muatan listrik berdasarkan aki ke beban misalnya lampu, inverter, TV, dll. Terdapat setidaknya 2 jenis solar controller yaitu yang memakai teknologi PWM (pulse width modulation) dan MPPT (maximum power point tracking). Solar controller PWM akan melakukan pengisian muatan listrik ke aki dengan arus yang akbar ketika aki kosong, serta lalu arus pengisian diturunkan secara sedikit demi sedikit saat aki semakin penuh. Teknologi ini memungkinkan aki akan terisi dalam syarat yg benar-sahih penuh tanpa menyebabkan ‘stress’ pada aki. Ketika aki penuh solar controller ini akan menjaga aki permanen penuh dengan tegangan float eksklusif.
Untuk membuat rangkaian SHS bisa bekerja, maka tegangan hasil berdasarkan panel surya wajib lebih besar daripada tegangan aki yang akan diisi muatan listrik. Apabila tegangan output panel matahari sama atau bahkan malah kurang dari tegangan aki, maka proses pengisian muatan listrik ke aki nir akan terjadi. Umumnya panel matahari dapat mempunyai tegangan hasil kurang lebih 18 volt, masuk ke solar controller yg mempunyai tegangan hasil antara 14,2 – 14,lima volt untuk pengisian aki 12 volt. Dengan demikian akan terdapat kelebihan tegangan sekitar (18 – 14,lima = 3,5) volt. Pada solar controller dengan teknologi MPPT, kelebihan tegangan ini akan dikonversikan ke penambahan arus pengisian aki, sehingga teknologi ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi daripada PWM.

3. Aki - Baterai Penyimpan Daya Listrik DC

Aki adalah media penyimpan muatan listrik. Secara garis besar aki dibedakan berdasarkan aplikasi dan konstruksi. Berdasarkan aplikasi maka aki dibedakan buat engine starter (otomotif) serta deep cycle. Aki otomotif biasanya dibentuk menggunakan pelat timbal yang tipis namun banyak sebagai akibatnya luas permukaannya lebih akbar (Gambar dua). Dengan demikian aki ini bisa menyuplai arus listrik yang besar pada saat awal buat menghidupkan mesin. Aki deep cycle umumnya digunakan untuk sistem fotovoltaik (solar cell) dan back up power, dimana aki bisa mengalami discharge sampai muatan listriknya tinggal sedikit.

Jenis aki starter atau otomotif sebaiknya nir mengalami discharge hingga melampaui 50% kapasitas muatan lsitriknya buat menjaga keawetan aki. Apabila muatan aki basah sampai pada bawah 50% dan dibiarkan dalam ketika usang (berhari-hari tidak pada-charge pulang), maka kapasitas muat aki tersebut akan semakin berkurang sehingga menjadi nir awet. Berkurangnya kapasitas muat aki tersebut karena proses pembentukan kristal sulfat yang menempel dalam pelat waktu muatan aki nir penuh (pada bawah 50%). Keawetan aki berkaitan dengan banyaknya discharging pada kedua jenis aki tersebut ditunjukkan dalam Tabel 1.

Secara konstruksi aki dibedakan menjadi tipe basah (konvensional, flooded lead acid), sealed lead acid (SLA), valve regulated lead acid (VRLA), gel, dan AGM (absorbed glass mat); dimana semuanya adalah aki yg berbasis asam timbal (lead acid). Tabel dua menampakan voltase yg dibutuhkan buat proses absorption charging (dengan arus maksimum) dan float charging (untuk mencegah self discharge) pada jenis-jenis aki tersebut.


Voltase charging untuk banyak sekali jenis aki

.4. Inverter

Inverter
adalah perangkat yg digunakan buat mengubah arus DC dari aki sebagai arus AC menggunakan tegangan biasanya 220 volt. Alat ini dibutuhkan buat SHS lantaran menyangkut instalasi kabel yang poly serta panjang. Apabila beban bukan buat instalasi rumah, contohnya hanya untuk menghidupkan satu lampu atau alat menggunakan voltase 12 VDC serta tidak memakai kabel yang panjang (seperti PJU: Penerangan Jalan Umum), inverter tidak diperlukan. Jika jumlah beban banyak dan kabel panjang serta permanen memakai arus DC 12 volt tanpa inverter, maka akan banyak sekali listrik yg hilang pada kabel (losses). Selain itu jika menggunakan inverter yang membarui menjadi arus AC 220 volt, ini akan sesuai menggunakan listrik PLN sehingga sanggup dibuat listrik hibrid (adonan listrik PLN dan SHS) dengan instalasi kabel dan lampu yg sama.
Terdapat 3 jenis inverter dilihat menurut gelombang hasil-nya yaitu pure sine wave, square wave, dan modified sine wave.
Inverter pure sine wave memiliki bentuk gelombang sinus murni misalnya listrik berdasarkan PLN. Bentuk gelombang ini adalah yang paling ideal buat peralatan elektro pada umumnya.
Inverter square wave mempunyai bentuk gelombang kotak sebagai output berdasarkan proses swicthing sederhana. Bentuk gelombang ini nir ideal dan pada poly perkara dapat merusak peralatan elektronika tempat tinggal tangga.
Inverter modified sine wave mempunyai gelombang yang dimodifikasi mendekati bentuk sinus. Bentuk gelombang ini bisa Mengganggu alat-alat yang bersifat sensitif.
Inverter square wave sebaiknya dihindari supaya nir Mengganggu alat-alat elektronika, sedangkan inverter modified sine wave usahakan tidak digunakan buat peralatan yg mengganti listrik menjadi gerakan misalnya pompa, kipas angin, printer, dll. Inverter modified sine wave adalah inverter yg poly dijual pada pasaran, sedangkan inverter pure sine wave jarang terdapat pada pasaran lantaran harganya yg mahal, kurang lebih 10 kali lipat harga inverter modified sine wave.

Cara Merangkai Solar Home System

Rangkaian SHS sebenarnya sangatlah sederhana misalnya dalam Gambar 1 di atas. Panel surya yang saya pakai sebanyak 6 yg terdiri dari dua panel 50 watt peak (Wp) serta 4 panel 100 Wp, masing-masing memiliki tegangan hasil 18 volt. Untuk menghindari losses listrik yang besar , SHS yg saya pasang menggunakan sistem solar controller 24 volt, bukan 12 volt. Supaya tegangannya mencukupi untuk pengisian aki, maka panel surya wajib diseri. Dua kali dua (dua x 2) panel 100 Wp diseri membuat tegangan 36 volt dan arus maksimum dua x 5,8 A, lalu 2 kali panel 50 Wp pula diseri membuat tegangan 36 volt dan arus maksimum 3A. Dua rangkaian tersebut kemudian diparalel sehingga diperoleh panel mentari total 36 volt dan arus maksimum 14,6 A


Untuk panel mentari aku pilih yang tipe monokristalin lantaran komplek perumahan yg berada pada kurang lebih sawah dimana tidak ada halangan sinar surya yg cukup berarti sepanjang pagi sampai sore kecuali awan/mendung. Sehingga tipe monokristalin ini akan menaruh efisiensi konversi energi yg lebih baik. Ini merupakan foto panel matahari yang di pasang pada atas Atap tempat tinggal .

Panel mentari 4×100 Wp, pada atas atap yang menghadap ke timur
Output menurut panel surya dialirkan ke solar controller yang lalu diatur buat pengisian aki serta pula beban ke inverter (Gambar 7). Hal yg wajib diperhatikan adalah besarnya kabel koneksi. Berhubung arus yg akan mengalir ke solar controller dan kemudian ke aki dan inverter cukup besar , maka kabel harus menyesuaikan. Acuan singkatnya buat arus sebesar 10 A maka kabel yang dipasang setidaknya memiliki ukuran luas penampang minimal 2,lima mm2, bila kurang menurut itu maka kabel sanggup panas serta terbakar.


Solar charge controller yg dipakai misalnya pada gambar pada bawah, menggunakan kapasitas 30 A  ini adalah jenis controller yang relatif cantik karena beberapa alasan.
Pertama, controller ini menggunakan teknologi MPPT sehingga efisiensi pada pengisian aki lebih tinggi. Sesuai spesifikasi panel mentari yg saya rangkai, arus pengisian merupakan 14,6 A, tetapi dengan solar controller ini kelebihan tegangan panel mentari dikonversi ke arus pengisian sehingga totalnya sebagai aporisma lebih kurang 18 A.
Kedua, parameter bisa diubah-ubah sesuai menggunakan tipe aki. Sebagai model tegangan pengisian (charging) ‘float’ mampu diubah-ubah. Tegangan charging float buat aki basah biasanya 13,lima volt buat aki 12 volt atau 27 volt buat aki 24 volt. Jenis aki lain memiliki tegangan charging float yang berbeda. Parameter lain yg bisa diubah merupakan tegangan aki minimum waktu genre listrik ke beban wajib diputus. Ketika terjadi proses discharging lantaran dipakai sang beban, maka tegangan aki akan terus berkurang. Ketika tegangan yg menurun tersebut hingga dalam tegangan minimum yg dipengaruhi tersebut, maka solar charge controller otomatis akan menetapkan genre ke beban agar aki nir terjadi over-discharging. Fitur ini sangat penting waktu kita nir memakai jenis aki deep cycle. Dari beberapa fitur yg diklaim pada atas, sudah jelas controller ini sangat fleksibel.
Ketiga, controller ini sangat informatif dengan parameter-parameter semua ditampilkan pada layar LCD misalnya arus serta tegangan charging, dan arus dan tegangan discharging.
Keempat, seperti jenis controller pada umumnya, disertai fitur program otomasi buat pengaturan kapan aliran beban disambung serta diputus, apakah menggunakan timer atau menggunakan indikator sinar matahari (ON saat gelap pada sore hari, serta OFF saat terperinci di pagi hari).


Solar Charge Controller MPPT 12/24 volt (Auto), 30 A.
Jenis aki yg dipakai merupakan aki basah sebesar dua×100 Ah dan 2x60Ah yang dikombinasi seri dan paralel misalnya skema Gambar 7 pada atas. Dari konfigurasi tadi diperoleh aki 24 volt dengan kapasitas muatan 160 Ah. Di sini saya sengaja memilih jenis aki basah karena lebih murah berdasarkan jenis aki lain (Gambar 9). Dengan jenis solar charge controller seperti dijelaskan pada atas, penggunaan aki basah aku pikir tidak terlalu menjadi masalah. Hanya saja kita memang wajib rajin menilik level air aki setidaknya setiap 2 bulan sekali.
Selain itu penempatan aki basah pada ruang tertutup atau di pada rumah jua relatif beresiko, karena selama proses charging aki akan mengeluarkan uap air aki yg berbau menyengat dan nir indah bagi manusia. Untuk mengantisipasinya, aku pasang selang jendela menurut lemari kecil tersebut melewati dalam tembok bersama kabel-kabel dan lalu dihisap menggunakan kipas hisap yg umumnya buat laptop pada atas plafon tempat tinggal .


Inverter yg digunakan merupakan jenis pure sine wave (Gambar 10). Sebelumnya saya memakai jenis modified sine wave berdasarkan banyak sekali merk dan spesifikasi yg ternyata memang bermasalah atau tidak cocok buat beberapa alat elektronik pada tempat tinggal misalnya lampu jenis LED brand eksklusif, sensor mobilitas dengan saklar relay, sensor cahaya dengan saklar relay, dll. Sehingga aku beralih ke inverter pure sine wave agar sahih-benar lebih kondusif buat seluruh alat-alat elektronika di tempat tinggal . Sampai ketika ini menggunakan jenis inverter ini nir ada masalah buat seluruh alat-alat elektronik.
Load atau beban disetel tersambung genre listrik hanya ketika gelap (malam hari), serta saat siang genre listrik ke beban (inverter) akan diputus oleh solar controller. Beban yang terpasang adalah semua lampu pada tempat tinggal , televisi, beberapa stop contact eksklusif yg salah satunya untuk laptop.


Listrik pada rumah dibentuk sistem hibrid, yaitu menggunakan asal listrik menurut PLN dan PLTS. Saklar yg mengarah ke atas ialah menggunakan listrik PLN terus menerus selama 24 jam. Saklar menunjuk ke bawah ialah memakai listrik PLN serta SHS yg berganti secara otomatis waktu petang dan pagi hari (sistem hibrid). Untuk yang terakhir ini, sistem otomasi relatif sederhana yaitu hanya memakai saklar elektrik (relay). Ketika solar controller memutus genre ke beban, maka relay secara pasif akan menghubungkan aliran ke listrik PLN. Ketika gelap (petang) aliran ke beban tersambung sebagai akibatnya menggerakkan relay yg lalu membarui sambungan listrik ke SHS.
Rata-homogen beban SHS dari petang hari hingga malam jam 9 kurang lebih 200 Watt, sedangkan sehabis jam 9 malam hingga pagi hari beban SHS homogen-rata kurang lebih 100 Watt. Beban ini relatif kecil karena semua lampu sudah berupa lampu LED. Selain itu TV juga sudah memakai TV LED. Jika dihitung muatan listrik yg terpakai setiap malam homogen-homogen 60 Ah menurut aki 24 volt. Karena muatan aki total adalah 160 Ah (24 volt) maka masih tersisa setiap pagi hari rata-rata 100 Ah, dimana ini masih jauh di atas 50% kapasitas muat aki, sehingga masih relatif kondusif agar aki basah ini permanen awet.
Untuk charging berdasarkan panel mentari , menggunakan mengasumsikan penyinaran mentari maksimum terjadi selama lima jam sehari dengan arus 14,6 A maka akan tersimpan muatan sebanyak 14,6 A x lima jam = 73 Ah. Di luar lima jam penyinaran maksimum tersebut, panel matahari masih tetap melakukan charging namun dengan arus yg lebih kecil. Sehingga penggunaan 60 Ah setiap malam umumnya akan terkompensasi dengan pengisian aki pada siang hari.
Hitungan di atas hanyalah perkiraan kasar karena nir memasukkan faktor efisiensi indera-indera.
Dalam kondisi animo penghujan proses charging sanggup jadi akan kurang menurut 50 Ah setiap harinya, sehingga aki semakin lama akan semakin terkuras habis sesudah berhari-hari kondisi hujan (mendung). Untuk mengantisipasi supaya aki permanen terjaga dalam syarat full setiap menjelang petang hari, dipasang juga charger aki biasa yang bersumber dari listrik PLN

Charger konvensional ini disetel secara otomatis akan hayati setiap harinya menjelang petang (jam 4 sore) buat mengecek kapasitas aki apakah telah full muatannya atau belum. Penyetelan otomatisnya memakai timer. Jika kondisi aki belum full, maka charger konvensional akan melakukan pengisian aki. Jika aki telah full, maka charger konvensional nir akan melakukan pengisian aki. Yang harus diperhatikan di sini merupakan waktu charger konvensional hayati maka secara otomatis koneksi aki serta panel mentari ke solar controller harus terputus. Mekanisme ini dilakukan dengan memasang saklar elektrik (relay).
Tentang biaya , perangkat-perangkat yg saya sebut di atas dibeli dalam kuartal ke-3 tahun 2013 menggunakan harga pada waktu itu. Harga panel matahari sebenarnya sangat bervariasi pada pasaran, tergantung brand. Panel surya yg aku beli brand-nya Sunrise protesis China dengan garansi 25 (2 puluh 5) tahun. Harga panel yang 100 Wp adalah Rp 1,8 juta, sedangkan panel yg 50 Wp Rp 1 juta. Harga aki basah 2×100 Ah dan dua×60 Ah total merupakan Rp 2,7 juta. Solar charge controller MPPT 30 A harganya Rp 0,6 juta. Inverter pure sine wave 500 W (1200 W surge) harganya Rp 1,4 juta. Sehingga porto keempat perangkat primer SHS adalah sekitar Rp 14 juta. Perangkat pendukung lain seperti kabel instalasi, saklar elektrik (relay), lampu-lampu LED, dll juga harus disiapkan.
Karena negara Indonesia terletak di daerah tropis, maka tenaga mentari merupakan sumber energi cara lain yg sangat melimpah.

Skema rangkaian Solah Home System


Apa keuntungan memakai listrik menggunakan solar panel?
  • Mengurangi biaya listrik jangka panjang (inget loh, kita kan gunakan listrik seumur hidup!)
  • Mengurangi ketergantungan pada listrik menurut batubara (horeee...emisi karbon aku turun!)
  • Menghindari imbas pemadaman waktu harus mengejar deadline, sementara personal komputer tidak mampu dinyalakan :-)
  • Sedikit pamer ke teman-teman kita bahwa kita sudah bergabung dengan komunitas pengguna solar panel sedunia! (huhuuuyy..coolll..!!!)
  • Turut mengurangi pemanasan dunia lantaran sistem solarpanel menghasilkan tenaga yg ramah lingkungan yang tidak mengakibatkan polusi.
Bagaimana menggunakan biaya pemasangannya?
Kita mulai dengan perhitungan dulu. Berapakah kebutuhan jumlah total beban pada rumah yang akan menggunakan tenaga dari solar panel? Dari tagihan listrik, sanggup dicermati tingkat konsumsinya pada bentuk kWh (kilowatt per jam) setiap bulan contohnya. Nah dari situ kita bisa identifikasikan berapa kWh yang diharapkan tiap hari, misalnya 200 watt.pertanyaan selanjutnya adalah : Berapa usang beban yg totalnya 200 watt ini akan dihidupkan menggunakan menggunakan sistem solar panel ? Boleh kita ambil contohnya 12 jam. Jika 12 jam, berarti total konsumsi daya beban dalam sehari adalah 12 x 200 kWh = 2.400 watt.tentunya lebih diuntungkan apabila beban yg memakai solar panel dinyalakan pada malam hari. Dengan begini, penggunaan baterai relatif tidak berat dan dimungkinkan jumlah baterai dapat pula dikurangi jumlahnya, lantaran listrik yg disupply tidak hanya sang baterai namun sinar matahari masih turut memberikan supply.
Mari kita ambil model penggunaan sistem solar panel adalah pada pukul 18.00 s/d 06.00 (12 jam).nah, kini kita hitung berapa besar serta jumlah baterai yang diperlukan buat mensupply beban sejumlah total 2.400 watt:
Jumlah total dua.400 watt perlu ditambahkan lebih kurang 20% yang merupakan listrik yang digunakan oleh perangkat selain panel surya, yakni inverter menjadi pengubah arus DC (searah) sebagai AC (bolak - kembali) (lantaran pada umumnya alat-alat tempat tinggal tangga menggunakan arus AC), dan controller (sebagai pengatur arus) yakni menutup arus ke baterai bila tegangan sudah berlebih pada baterai dan memberhentikan pengambilan arus dari baterai apabila baterai telah hampir kosong.
Sehingga apabila ditambahkan 20%, maka total daya yg diperlukan adalah 2.400 x (2.400 x 20%) = 2.880 watt.dari dua.880 watt tadi, bila dibagi 12 V ( tegangan umum yang dimiliki baterai) maka kuat arus yang diperlukan adalah 240 Ampere. Maka, bila kita memakai baterai yang sebanyak 65 Ah 12 V, maka kita membutuhkan 4 baterai (65 x 12 x 4 = tiga.120 watt).dengan mendapatkan tiga.120 watt ini, kita akan mendapatkan jumlah panel yang kita butuhkan, termasuk besarannya yakni menjadi berikut. Jika menggunakan berukuran panel yang 100 wp (watt peak), maka dalam sehari panel ini lebih kurang membuat supply sebesar 100wp x 5 (jam) = 500 watt.
Adapun lima jam didapat dari efektivitas homogen-rata ketika sinar matahari bersinar pada negara tropis seperti Indonesia, dan lima jam ini telah menjadi semacam perhitungan rumus standar efektivitas sinar surya yg diserap oleh panel matahari. Maka bila 1 panel yang 100 wp mampu memberikan listrik sejumlah 500 watt, dihasilkan total panel yg dibutuhkan merupakan sejumlah tiga.120 watt / 500 watt = 7 panel (baiknya kita lebihkan).nah, kita kini sudah berhasil mendapatkan kombinasi antara jumlah panel surya serta baterai buat mensupply listrik sejumlah total 3.120 watt yang dinyalakan selama 12 jam sehari dimana beban yang menggunakannya dinyalakan dalam malam hari antara pukul 18.00 s/d 06.00 yakni : 7 PANEL SURYA YANG 100 WP DAN 4 BUAH BATERAI 65Ah 12 V.
Perihal harga, saat ini sistem ini (telah berikut semua perangkatnya) merupakan berkisar US$ 9 -10 per wattnya. Jadi apabila memakai 7 panel yang 100 wp (sehingga totalnya = 7 x 100 wp)
--> SELANJUTNYA

Comments