BIOGRAFI SINGKAT GAJAH MADA CANDI TROWULAN DAN TEKS CERITA FANTASI

Teks cerita fantasi bersifat khayali, ialah sanggup saja sebuah ilusi imajiner hasil karangan pengarangnya tanpa bisa terjadi sama sekali. Namun, pada sebuah teks cerita fantasi yang berupa teks narasi ada kalanya ada irisan dengan keadaan nyata. Salah satu teks cerita fantasi yg mempunyai kaitan atau beririsan dengan keadaan nyata adalah cerita yg berjudul Belajar menggunakan Gajah Mada. 

Hal-hal nyata yg ada dalam teks cerita itu adalah adanya Candi Trowulan, Sumpah Palapa yg diucapkan Gajah Mada, serta adanya tiga anak yang sedang belajar ke Candi Trowulan.

Berikut ini interaksi Cerita tadi menggunakan Kenyataan yg pernah terjadi.

Gajah Mada

Gajah Mada merupakan salah satu tokoh Jawa pada zaman kerajaan, tepatnya zaman kerjaan Majapahit. Gajah Mada sebagai maha patih Majapahit waktu kerajaan yg berpusat pada Jawa bagian timur mendampingi raja yg bernama Hayam Wuruk. 

Gajah Mada merupakan tokoh yang bisa menyatukan hampir semua wilayah nusantara di bawah kekuasan Majapahit. Bahkan disebut-sebut bahwa luas kerajaan Majapahit di masa kepemimpinan Hayam Wuruk yg diwakili oleh Gajah Mada mencapai semua wilayah Asia Tenggara hingga sebagaian daerah India bahkan sampai ke wilayah afrika bagian timur. 

Oleh karena kesuksesannya tadi, Gajah Mada sebagai patih (wakil raja) kerajaan Majapahit yang paling populer. 

Sumpah Palapa

Sumpah palapa (ini juga disinggung pada cerita Fantasi 'Belajar dengan Gajah Mada') merupakan sumpah (janji) yg diucapkan sang Gajah Mada yg menyatakan bahwa dia tidak akan memakan kuliner yg enak sebelum bisa menyatukan semua daerah nusantara ke dalam bendera Majapahit.

Candi Trowulan

Kompleks Trowulan yang berada pada Mojokerto adalah pusat pemerintahan kerjaan Majapahit. Diyakini bahwa ibukota kerajaan Majapahit terdapat di Mojokerto. Dengan pusat istananya terdapat di Trowulan. 

Maka terdapat interaksi bila dalam cerita teks fantasi disebutkan bahwa saat berada di Trowulan mampu pulang ke masa lalu dan bertemu menggunakan Gajah Mada.