APA ITU FACIAL RECOGNITION

Teknologi facial recognition atau pengenalan wajah dipercaya sebagai bagian menurut biometrik, pengukuran data biologis sang perangkat atau aplikasi, mirip dengan pemindaian sidik jari serta sistem pemindaian mata/iris. Komputer memakai software facial recognition buat mengidentifikasi atau memverifikasi seseorang dengan memetakan fitur wajah, karakteristik, serta dimensi serta membandingkan warta tersebut dengan database paras yang sangat besar .

Bagaimana Cara Kerja Facial Recognition?

Teknologi facial recognition lebih dari sekadar scanner wajah atau program pencocokan paras. Sistem facial recognition memakai sejumlah pengukuran serta teknologi buat memindai wajah, termasuk thermal imaging, pemetaan wajah 3D, katalog fitur unik (jua diklaim landmark), menganalisis proporsi geometris fitur paras, memetakan jeda antara fitur wajah primer, serta analisis tekstur bagian atas kulit.
Perangkat lunak facial recognition digunakan pada banyak sekali hal, namun paling tak jarang buat tujuan keamanan dan penegakan aturan. Bandara menggunakan software facial recognition buat tujuan pemindaian paras para pelancong buat mencari orang-orang yg dicurigai melakukan kejahatan dan pula buat membandingkan foto paspor menggunakan wajah orang buat mengkonfirmasi bukti diri.
Penegakan aturan memakai perangkat lunak facial recognition buat mengidentifikasi dan menangkap orang-orang yang melakukan kejahatan. Beberapa negara memakai software facial recognition buat mencegah orang menerima kartu bukti diri (eKTP) atau lisensi pengemudi (SIM) palsu. Beberapa negara maju bahkan sudah memakai teknologi facial recognition buat menindak penipuan ketika pemilihan generik (misal, pilpres, pilkada, pikades, dll).

Keterbatasan Facial Recognition

Meskipun program sosialisasi wajah dapat memakai aneka macam pengukuran serta jenis pemindaian buat mendeteksi dan mengidentifikasi wajah, ada beberapa keterbatasan.
  • Resolusi gambar dan pencahayaan tidak baik sehingga bisa mengurangi akurasi output pemindaian paras.
  • Sudut dan ekspresi paras yg berbeda, bahkan senyuman sederhana pun, dapat mengakibatkan kesalahan buat sistem pencocokan paras.
  • Facial recognition kehilangan akurasinya waktu orang mengenakan barang-barang misalnya kacamata, topi, syal, atau gaya rambut yang menutupi bagian paras. Makeup dan facial hair jua mampu mengakibatkan masalah buat acara deteksi paras.
  • Pemindaian paras tidak selalu terhubung menggunakan profil, yg berarti bahwa pemindaian paras seorang mungkin tidak berguna bila tidak terdapat foto di dalamnya pada basis data yang bisa diakses. Tanpa kecocokan, identitas orang di kembali pemindaian wajah bisa permanen menjadi misteri.

Kekhawatiran atas privasi atau keamanan juga dapat mengakibatkan keterbatasan untuk bagaimana sistem facial recognition bisa dipakai. Misalnya, memindai atau mengumpulkan data pengenalan wajah tanpa sepengetahuan dan persetujuan seorang melanggar Undang-Undang Privasi Informasi Biometrik tahun 2008.
Selain itu, meskipun kurangnya kecocokan facial recognition dapat menjadi nir berguna, yang bertenaga dapat sebagai risiko keamanan. Data facial recognition yang secara positif cocok menggunakan foto online atau akun media sosial bisa memungkinkan seorang pencuri bukti diri buat mengumpulkan keterangan untuk mencuri bukti diri seseorang.

Penggunaan Facial Recognition pada Perangkat Pintar dan Aplikasi

Facial recognition merupakan bagian yang berkembang dari kehidupan kita sehari-hari melalui perangkat dan pelaksanaan. Sebagai contoh, sistem facial recognition Facebook, DeepFace, bisa mengidentifikasi wajah manusia pada gambar digital menggunakan taraf akurasi hingga 97 %. Dan Apple telah menambahkan fitur facial recognition yang dianggap Face ID ke iPhone X. Face ID dibutuhkan untuk menggantikan fitur pemindaian sidik jari Apple, Touch ID, memberi pengguna opsi login wajah buat membuka kunci dan memakai iPhone X mereka.
Sebagai ponsel cerdas pertama menggunakan fitur facial recognition internal, Apple iPhone X dengan Face ID merupakan contoh yang baik buat mengeksplorasi bagaimana facial recognition dapat berfungsi di perangkat kita sehari-hari. Face ID memakai persepsi kedalaman dan sensor inframerah buat memastikan kamera memindai paras pengguna yg sebenarnya serta bukan foto atau model 3D. Sistem ini jua mengharuskan mata penguna terbuka, buat mencegah orang lain membuka dan mengakses ponsel apabila pengguna sedang pada keadaan tidur atau nir sadar.
Face ID jua menyimpan representasi matematis menurut pemindaian wajah pengguna di lokasi yg aman dalam perangkat itu sendiri buat mencegah seseorang mengakses foto pemindaian facial recognition pengguna serta mencegah potensi pelanggaran data yang akan merilis data ini ke hacker lantaran nir disalin ke atau disimpan di server Apple.
Padahal Apple sudah menaruh beberapa informasi mengenai keterbatasan fitur Face ID. Anak-anak di bawah 13 tahun nir boleh buat menggunakan teknologi ini karena paras mereka masih pada masa pertumbuhan. Mereka jua memperingatkan bahwa saudara kandung yang identik (kembar, kembar 3) akan bisa membuka kunci ponsel satu sama lain. Bahkan tanpa saudara yg identik, Apple memperkirakan bahwa terdapat kurang lebih satu pada satu juta kemungkinan bahwa paras seorang  akan memiliki representasi matematis yg sama menurut pemindaian wajah mereka misalnya yang anda lakukan.
Finally, berikut merupakan beberapa sumber referensi menarik yang digunakan buat menulis artikel ini, yg ditemukan di antara web tentang apa itu facial recognition atau pengenalan wajah:
  • //en.wikipedia.org/wiki/Facial_recognition
  • //en.wikipedia.org/wiki/Facial_recognition_system
  • //www.lifewire.com/how-does-a-computer-recognize-your-face-4154178
  • //en.wikipedia.org/wiki/Biometric_Information_Privacy_Act

Comments