KISAH ZEN AJARAN HSUANTSANG PERJALANAN PIKIRAN

Di pulang Kisah Hsi-yu-chi
Cerita mengenai Kera Sakti Sun Go-kong ini adalah salah satu tokoh favorit aku sewaktumasih kecil. Selain kelucuannya jua terkenal akan kesaktiannya melawan segalajenis siluman. Begitu senangnya saya sama SunGo-kong, sampai-hingga di kamar aku (ketika itu masih Sekolah Menengah pertama), saya lukiskangambar Sun Go-kong serta selain itujuga ada gambar lukisan lain berupa Buddha Sakyamuni sedang duduk meditasi, dualukisan tangan dengan pensil ini sangat aku senangi . Tidak memahami lukisan padaselembar kertas karton putih itu kini ada dimana.
Yang ingin aku ringkaskan berikut adalah adalah ceritadibalik Hsi-yu-chi tadi. Apakahtokoh Hsuan-tsang yang pada ceritaserial 'Kera Sakti' di Indosiar terkenal sebagai bhikshu Tong itu sahih-sahih pernahhidup di Tiongkok? Dari beberapa literatur yg ada menunjukkan bahwa tokohHsuan-tsang ini merupakan seseorang bhikshu yg ditasbihkan pada umur 13 tahun danhidup di Tiongkok sekitar tahun 602 s.D.664 , dikenal pula dengan nama aslinya Chen-I, mendapatkan gelar San-Tsang atau Mu-Ch'a-T'i-P'o(Moksadeva)atau Yuan-tsang(di Jepang dikenal dgn nama Genjo). Beliau tercatat sebagaibhikshu dan penjiarah dari Tiongkok yang terbesar sepanjang sejarah dan hiduppada masa dinasti T'ang (618-907), yg menunggang kuda melakukan perjalanan keIndia melewati Himalaya selama 4 tahun bepergian (dalam usia 23 tahun). Beliausempat tinggal selama 10 tahun di India buat mengusut serta menerjemahkanberbagai kitab Sansekerta Tripitaka ke pada bahasa China, serta pulang keTiongkok dalam tahun 645 menggunakan membawa pulang 658 teks agama Buddha danberbagai sutra Mahayana. Karya terjemahannya dan pula tulisan perjalanannya keAsia Tengah dan India yg penuh dengan data yg akurat adalah suatu faktasejarah tak ternilai bagi para sejarahwan serta arkeologis saat ini. Nama beliaudapat disejajarkan menggunakan para sesepuh Mahayana (Tripitaka Master) sejarahseperti Mahadeva, Asvaghosa, Nagarjuna, Atisa, Vasubandhu, Bodhidharma,Shanti-Deva, Asanga, Arya-Deva, Tao-An, Kumarajiva, Kobo-Daishi termasukBuddhaghosa (Theravada).

baca juga: pikiran pemula

Latar belakang
Terlahir pada keluarga cendekiawan turun-temurun yangmenganut paham Confucianis dimana kemudian atas dampak kakaknya yangmenyenangi kepercayaan Buddha, akhirnya mereka berdua melakukan bepergian keCh'ang-an dan lalu ke Ssu-ch'uan (kini Szechwan) guna menghindarikonflik politik yg terjadi dalam saat itu. Semasa berada di Ssu-ch'uan,Hsuan-tsang mulai menyelidiki filosofi Buddhis namun menemukan poly sekaliperbedaan serta pertentangan berdasarkan aneka macam kitab yg dibacanya. Karena tidakmenemukan jawaban yg memuaskan menurut gurunya, akhirnya dia menetapkan untukpergi ke India.

Perjalanan ke India
Hsuan-tsang muda melakukan perjalanan ke Utara pada PadangPasir Takla Mak'an melewati sumber mata air Turfan, Karashar, Kucha, Tashkentdan Samarkand buat lalu memasuki Gerbang Besi Bactria, melewati pegununganHindu Kush sampai ke Kapisha, Gandhara, dan Kashmir di sebelah Tenggara India.dari sana beliau menaiki perahu menjelajahi sepanjang Sungai Gangga sampai keMathura, serta mencapai tanah kudus kepercayaan Buddha pada bagian Timur sungai Ganggapada tahun 633. Hsuan-tsang mulai mengunjungi banyak sekali loka keramat yangberkaitan menggunakan kehidupan Sang Buddha pada sepanjang pinggiran sungai Timur sampaiBarat. Kemudian sebagian akbar waktunya dihabiskan pada Nalanda (pimpinan universitas saat itu merupakan Silabhadra yangbergelar 'Mustika Kebenaran') yang merupakan satu-satunya pusat pengkajianagama Buddha yg terbesar ketika itu (Nagarjuna jua mulai menilik agamaBuddha berdasarkan sentra pengkajian Nalanda ). Hsuan-tsangmuda mengusut bahasa Sansekerta, filsafat Buddhis serta filsafat India.sewaktu berada di India, Hsuan-tsang terkenalakan kecendekiawaannya, sehingga raja yg berkuasa pada India bagian Utara saatitu, Raja Harsa menemui secara langsung buat menaruh penghargaan kepadanya.akhirnya dengan bantuan berdasarkan Raja Harsa, beliau dapat merampungkan tugasnyadan pulang ke Tiongkok (tahun 643) dengan fasilitas yang disediakan oleh Rajaberupa 20 ekor kuda yang membawa 527 peti naskah.

Pulang ke Tiongkok
Hsuan-tsangkembali ke Ch'ang-an (mak kotanegara T'ang) pada tahun 645 sesudah meninggalkan negaranya selama 16 tahun.beliau disambut menggunakan meriah di bunda kota serta beberapa hari lalu di depan khalayakramai, Raja memberikan posisi menteri di pemerintahan menggunakan pertimbangan bahwaHsuan-tsang memiliki pengalaman luasdi banyak sekali negara asing. Tetapi terdorong oleh niatnya yg akbar untukmengabdi pada kepercayaan Buddha, dia menolak secara halus penawaran Raja tsb. Hsuan-tsang menghabiskan sisa waktunyadengan menerjemahkan sejumlah 657 naskah (literatur lain menjelaskan 658naskah) yg dikemas pada 520 peti (literatur lain menuturkan 527 peti) yangdibawanya balik menurut India. Beliau menuntaskan 73 naskah (literatur lainmenyebutkan 75 naskah) yg terbagi atas 1,330 bagian, dimana sebagian besarmerupakan rujukan primer pada Tripitaka Mahayana seperti Prajnaparamita Hrdaya Sutra, naskah Yogacara, Madhyamaka dannaskah Vasubandhu yakni Trimsika atau dikenal juga menggunakan nama Vijnaptimatrasiddhi. Selain itu terdapatjuga naskah menurut sejumlah sekte lainnya seperti menurut Hinayana, Theravada,Vinaya, Mahasanghika dan Risalah , termasuk naskah pengetahuan generik serta naskahtata bahasa.
Pokok Pikiran Hsuan-tsang
Karya Hsuan-tsang lebih berdasarkan filsafat ajaran Yogacara(Vijnanavada/Wei-shih cung)yang dikembangkan oleh Asanga dan Vasabhandhu, dimanabersama dengan muridnya K'uei-chi (632-682) mendirikan sekteWei-shih (Hanya Kesadaran/ Vijnana) yg tertuang pada karyaHsuan-tsang , Ch'eng-wei-shih-lun (Treatise on the Establishment of theDoctrine of Consciousness Only) yg mengungkapkan bagaimana bisa terdapatsuatu global emperikal yang umum buat setiap individu yang mempunyai badan danpencerapan yang tidak selaras dapat merupakan pembentuk pikiran beserta terhadapsuatu tujuan eksklusif. Menurut Hsuan-tsang, benih hukuman alam universal yangtersimpan dalam gudang kesadaran  adalah pembentuk umum serta benih karmatertentu menjadi pembentuk pembeda masing-masing individu. Pokok primer ajaranini menyampaikan bahwa seluruh duniaini terbentuk lantaran pikiran. Bentuk-bentuk tampak luar merupakan tidaknyata (maya), tidak terdapat yang nyata diluar pikiran. Pendapat umumtentang adanya bentuk luar hanyalah ditimbulkan konsepsi yang galat dimana dapatdihilangkan dengan proses meditasi yg menarik pulang semua bentuk luar yangbersifat maya tadi. Benih karma merupakan pembentuk pancaskandha yang terkumpul pada gudangkesadaran dimana menciptakan pikiran atas eksistensi global luar berdasarkanpersepsi dan cita. Gudang kesadaran inilah yg wajib disucikan berdasarkan dualitassubyek-obyek serta eksistensi yg maya menggunakan menempatkannya dalam alam kemurnianyang dapat disamakan menggunakan kenyataan atau kecenderungan yang menampakan sifatdasar menurut seluruh benda sinkron apa yang telah ditentukan (tathata). Alam pencerahan inilah yang dicapai oleh para Bodhisattva sebagaimana tercermin darikonsep.

Perkembangan Ajaran Hsuan-tsang
Pokok pikiran ajaran tersebut sempat populer dalam masakehidupan Hsuan-tsang dan K'uei-chi , namun karena filsafat dan terminologiajaran tersebut yang kurang dimengerti serta sulit dicerna secara umum, demikianjuga bentuk pemahaman yang berkaitan menggunakan analisa pikiran serta perasaanmerupakan suatu hal yang asing bagi tradisi di Tiongkok ketika itu, maka denganmeninggalnya Hsuan-tsang serta K'uei-chi, sekte inipun akhirnya mengalamikemerosotan. Pada waktu meninggalnya Hsuan-tsang, Raja T'ang mengumumkan hariberkabung nasional selama 3 hari guna menghormati segala pengorbanan yangtelah dilakukan sang Hsuan-tsang yg ditunjukkan sang pengabdiannya yg tanpapamrih pada membuatkan Buddhisme di Tiongkok.

Ajaran Hsuan-tsang pada Jepang
Tercatat pada beberapa literatur bahwa pada masakehidupan Hsuan-tsang, masih ada seorang bhikshu Jepang yang bernama Doshosempat singgah ke Tiongkok dalam tahun 653 serta belajar dibawah bimbinganHsuan-tsang, dimana setelah merampungkan pelajarannya, bhikshu Dosho kembalike Jepang buat mengenalkan doktrin tersebut, serta kemudian menjadi terkenalakan vihara Gongo. Selama abad ke-7 serta ke-8, sekte ini dikenal dengan nama Hosso (Fa-hsiang) serta adalah sekte yang paling mempengaruhi seluruh sekteBuddhis yang terdapat di Jepang hingga ketika ini. Bhikshu Dosho adalah bhikshupertama di Jepang yg jasadnya dikremasikan secara Buddhis. Selain di Jepang,ajaran Hsuan-tsang pula menyebar ke Korea.

Karya Lainnya & Hikayat Hsi-yu-chi
Selain melakukan penerjemahan naskah-naskah, Hsuan-tsangjuga menulis cerita perjalanannya ke Barat (India) yg diberi judul Ta-T'ang Hsi-yu-chi (Catatan PerjalananKe Barat semasa Dinasti T'ang Agung), adalah suatu catatan berdasarkan berbagainegara yang dilewatinya sewaktu melakukan perjalanan ke Barat merogoh kitabsuci.
Wu Ch'eng-en (th. 1500 - 1582), kelahiran Shan-yg, Huai-an(sekarang propinsi Kiangsu, Tiongkok) merupakan seorang penulis novel serta puisiterkenal pada dinasti Ming (1368-1644) menuliskan suatu kisah perjalananberdasarkan cerita bepergian Hsuan-tsang berdasarkan bukunya Ta-T'ang Hsi-yu-chi, yang kemudian menjadi populer dengan legendaKera Sakti Sun Wu-khung (Sun Go-kong atau Sun Hou-zi) denganjudul Hsi-yu-chi (Catatan Perjalanan Ke Barat). Hsi-yu-chi diterbitkan pertama kali dalam tahun 1592, 10 tahunsetelah kematian Wu Ch'eng-en. Cerita legenda Catatan Perjalanan Ke Barattersebut terdiri menurut 100 bab yg dapat dibagi atas tiga bagian primer.
Bagian pertama menurut tujuh bab menceritakan kelahiran SunGo-kong menurut sebutir telur batu serta memiliki kekuatan maha sakti yang tiadatandingannya sebagai akibatnya mengacaukan kahyangan yang lalu diturunkan darikahyangan dan dikurung oleh Buddha Sakyamuni di dalam Wu-hsing-shan (Gunung LimaUnsur Alam) sembari menunggu pembebasannya sang seseorang bhikshu yang akanmelakukan perjalanan ke Barat merogoh kitab kudus. Bagian kedua berisi limabab yg berkaitan menggunakan sejarah Hsuan-tsang dan tugas utamanya dalammelakukan perjalanan ke Barat. Sedangkan bagian ketiga yg berisi 88 babsisanya menceritakan holistik perjalanan Hsuan-tsang dengan ketiga muridnyayaitu Sun Go-kong, Chu Pa-chieh, dan Sha Ho-shang.
Kisah Perjalanan ke Barat yang terkenal menggunakan legendakera saktinya itu merupakan merupakan suatu karya legenda China yang luar biasadalam mendeskripsikan ajaran Buddhadharma yg sulit dimengerti oleh rakyat diTiongkok saat itu. Legenda ini adalah gambaran kisah bepergian Hsuan-tsangdengan banyak sekali kesulitan menurut seseorang manusia yg selalu diliputi olehberbagai hasrat dan keserakahan (diwakili sang Chu Pa-chieh), kebodohanbatin yang adalah refleksi karakter manusia yg lemah serta selalu membutuhkandorongan semangat (diwakili sang Sha Ho-shang) , kesombongan,keegoisan dan pikiran yg liar (diwakili sang Sun Hou-zi). Sedangkan Hsuan-tsangsendiri menggambarkan suatu kesadaran bahwa setiap tindakan akan terdapat akibatnya.tidak kalah pentingnya merupakan jubah yang dikenakan sang Hsuan-tsang, merupakansuatu simbol perlindungan kesucian dari sifat dasar insan. Jubah inidikisahkan poly menaruh perlindungan pada Hsuan-tsang menurut segalagangguan siluman yg mencoba membinasakannya ataupun menggodanya. Sedangkan Pai-Ma(kuda putih) hanyalah adalah pelengkap cerita saja serta tidak mewakiliapa-apa.
Sun Go-kong selalu saya panggil dgn nama Sun Hou-zi, simpanse nakal yang takpernah diam. Selalu berkecimpung ke sana dan ke sini menggunakan begitu cepatnya. Waktuitu aku anggap suatu hal yang positip untuk 'kera nakal' yang satu ini dapatberlompatan secara liar ke mana-mana, serta sama sekali nir terbayangkan untukmengendalikannya. Sesudah menilik Buddhadharma serta kemudian mendalamimeditasi, maka baru terbukalah wawasan aku bahwa pikiran itu merupakan palingsulit buat dikendalikan. Seperti SunHou-zi yg jika telah tidak bisa dikendalikan oleh Hsuan-tsang, maka akan diperingati terlebih dahulu, akan tetapi kalaumasih nakal jua maka akan dibacakan mantra anugerah dari Avalokitesvara Bodhisattva.
"Sukar sekali dikendalikan pikiran yangnakal serta senang mengembara sesuka hatinya. Adalah baik buat mengendalikanpikiran, suatu pengendalian pikiran yg baik akan membawa kebahagiaan."(Dhammapada ,35)
"Pikiran sangat sulit buat ditinjau, amatlembut dan halus; pikiran berkiprah sesuka hatinya. Orang bijaksana selalumenjaga pikirannya, seseorang yg menjaga pikirannya akan berbahagia."(Dhammapada, 36)