TERLAMBAT SEKOLAH SISWI DI NIGERIA DIIKAT DAN DIPUKULI GURU

Seyogyanya sekolahan adalah tempat buat belajar serta menimba ilmu bersama. Di sana, para anak didik juga dididik secara sikap dan moral buat berperilaku baik pada masyarakat. Namun begitu, tindak kekerasan dilingkup sekolah masih saja terus terjadi, tidak hanya pada Indonesia akan tetapi jua di luar negeri. Kali ini tiba keterangan dari Nigeria dimana kekerasan dilakukan sang oknum pengajar pada anak didik karena beliau terlambat masuk ke sekolah, terlebih ini korbannya merupakan seorang perempuan serta satu orang laki-laki .
Tiga orang termasuk seorang kepala sekolah sudah ditangkap di Nigeria lantaran diduga telah mengikat 2 murid pada papan berbentuk salib serta mencambuk serta memukulinya lantaran tiba terlambat ke sekolah, istilah juru bicara polisi.
Murid-murid itu dicambuk sang seorang oknum pengajar di depan sekolahnya dan disaksikan langsung oleh murid-murid lain yang terdapat pada dekolah, Rabu pagi pada kota terpencil Ayetoro, Ogun State, barat laut Lagos.
“Mereka diikat dalam pohon kayu yang dibuat terlihat seperti salib saat tidak sengaja ada seseorang polisi yang tengah berpatroli melihatnya. Polisi tadi lalu memberi tahu kepala sekolah serta pemilik sekolah untuk melepaskan mereka serta namun ditolak. Mereka bahkan memukul galat seorang yg melakukan intervensi, "Abimbola Oyeyemi, juru bicara polisi Negara Bagian Ogun berkata.
Komando polisi negara bagian itu menyampaikan sedang mempelajari masalah tersebut serta mengungkapkan ketua sekolah, pemilik, serta seseorang pengajar sudah dituduh melakukan penyerangan secara sengaja yang menyebabkan terlukanya fisik orang lain.
Hukuman fisik merupakan bentuk disiplin umum di poly sekolah Nigeria meskipun semakin banyak bukti hasil negatifnya dalam anak-anak namhn masih saja terus dilakukan.
Nigeria bukan termasuk pada grup 60 negara bagian dan teritori yg melarang tindak pendisiplinan menggunakan kekerasan terhadap anak-anak meskipun organisasi internasional telah berulang-ulang menyerukannya.
Badan anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan terdapat sekitar 300 juta anak-anak berusia 2 tahun ke atas mendapat beberapa bentuk disiplin fisik berdasarkan orang tua atau pengasuhnya secara teratur.

Comments