Lahir menurut keluarga petani miskin pada sebuah komunitas kecil Prancis pada département Drôme, Ferdinand Cheval putus sekolah pada usia 13 tahun dengan menjadi tukang roti. Setelah bertahun-tahun magang, dia kemudian beralih profesi menjadi tukang pos dan dikirim ke Hauterives. Akibat kecelakaan kecil yang dialaminya, ia teruntun buat menciptakan sesuatu yang sangat fantastis, bahkan menciptakan Picasso tergiur. Karyanya dipercaya sebagai model yang luar biasa dari arsitektur seni naif, seni yang diciptakan sang seseorang tanpa pembinaan formal seperti seni sang pelukis post-impresionis Prancis Henri Rousseau. Berikut liputan-kabar mengenai Ferdinand Cheval dan hasil karya luar umumnya, Palais Idéal.
Pada bulan April 1879, saat keliling mengantarkan surat, Ferdinand Cheval berusia 43 tahun tiba-tiba tersandung batu yang kelihatan aneh serta hampir jatuh. Dia kemudian mengantongi batu itu dan ketika pulang keesokan harinya, dia menemukan poly batu lainnya yang lebih menarik.
Inspirasi menghampirinya tatkala beliau memandangi batu-batu itu. Jadi, setiap hari sembari melakukan keliling sekitar 29 kilometer (18 mil), dia akan merogoh batu-batu lagi, memasukkannya ke dalam sakunya, serta membawanya pergi. Pada hari berikutnya Cheval beralih memakai keranjang dan kemudian gerobak buat membawa jumlah batu-batu yg lebih banyak.
Selama 33 tahun, beliau terus mengumpulkan batu-batu serta dalam malam harinya pada tempat tinggal , ia akan membangun istana Palais Idéal-nya menggunakan cahaya lampu minyak tanah. Ia permanen gigih membentuk sedikit-sedikit istananya tersebut meski selalu mendapat ejekan dan kritikan berdasarkan para tetangganya.
Dia menghabiskan 20 tahun pertama membentuk dinding luar dan patung-patung di bagian luarnya, mengikat batu dengan kapur, pasir, dan semen. Palais Idéal menurut konsep dasarnya adalah adonan gaya arsitektur tidak selaras yang terinspirasi menurut banyak sekali agama termasuk Kristen dan Hindu.
Istana ini dihuni sang banyak patung hewan termasuk ada gurita, caiman, gajah, beruang, serta burung, dan makhluk imajinatif misalnya raksasa serta peri. Ada pula makhluk-makhluk mistis dan aneh lainnya.
Pada tahun 1894, saat masih mengerjakan dinding luar, putrinya yg berumur 15 tahun, Alice, meninggal. Pada tahun 1896, Cheval telah memasuki usia 60 tahun, yg waktu itu telah purna tugas menurut pekerjaannya menjadi tukang pos, memulai proyek pembangunannya yang ke 2 pada dekat istana menggunakan donasi seorang tukang batu. Dia menamakannya Villa Alicius serta mendedikasikannya untuk putri tercintanya yang telah tiada.
Pada tahun 1912, Cheval akhirnya selesai membangun istananya. Tetapi pada ketika yang sama peristiwa lain turut serta menghantamnya, putra satu-satunya yang bernama Cyril mangkat dunia. Dua tahun kemudian istrinya jua ikut menyusul kepergian putri dan putranya yg sudah mati terlebih dahulu.
Dia menerima pengakuan atas hasil karyanya menurut tokoh-tokoh terkemuka misalnya penyair Prancis, penulis, serta pendiri surealisme André Breton, pelukis Spanyol Pablo Picasso, seniman Jerman Max Ernst yg membentuk kolase bernama The Postman Cheval pada tahun 1932, serta oleh penulis Amerika Anaïs Nin .
Di akhir hayatnya, Cheval ingin dimakamkan di Palais Ideal saat beliau tewas tetapi ditolak izinnya oleh pemerintah setempat. Jadi, beliau lalu menghabiskan delapan tahun berikutnya membangun makam buat dirinya sendiri yang diklaim
The Tomb of Silence and Endless Rest (Makam Keheningan serta Peristirahatan Selamanya) pada Pemakaman Hauterives serta menyelesaikannya dalam tahun 1922. Dia tewas dalam 19 Agustus 1924, pada usia 88 tahun serta dimakamkan di mausoleum yang dia bangun sendiri.
Ferdinand Cheval’s Palais Idéal dinyatakan menjadi landmark budaya pada tahun 1969 oleh André Malraux, Menteri Kebudayaan. Makamnya dan Alicius Villa jua terdaftar sebagai monumen bersejarah.
Comments
Post a Comment