GOBEKLI TEPE KUIL TERTUA DI DUNIA YANG JARANG DIKETAHUI ORANG
Gobekli Tepe dipercaya sebagai situs yg sangat penting bagi para arkeolog karena sudah terdapat dalam periode Neolitik awal saat insan masih hanya sebagai pemburu serta pengumpul. Situs purbakala ini terletak pada sebelah utara Fertile Crescent, suatu daerah berbentuk bulan sabit di Mesir waktu ini dan pada negara-negara Asia barat di mana pertanian serta peradaban insan awal tumbuh fertile. Dibuat menggunakan batu-batu akbar, strukturnya dipercaya menjadi sebuah keajaiban serta teka-teki bagi para arkeolog yang bertanya-tanya bagaimana sebuah rakyat yg sebelum ditemukan cara pembuatan tembikar, metalurgi, menulis, atau inovasi roda dapat membangunnya sebegitu sempurna. Menurut pengamatan saat ini, Gobekli Tepe, yang berusia 6.000 tahun lebih tua menurut Stonehenge, mampu jadi kuil pertama di global serta pula mempunyai megalit tertua yang pernah diketahui.
Gobekli Tepe adalah situs arkeologi yg terletak di wilayah tenggara Anatolia Turkey yang pertama kali ditemukan dalam tahun 1963 selama survei oleh Universitas Istanbul serta Universitas Chicago. Pekerjaan penggalian dimulai dalam tahun 1996 oleh arkeolog Jerman, Klaus Schmidt.
Gobekli Tepe, atau “Potbelly Hill” pada bahasa Turki, merupakan perkataan atau gundukan buatan yg tingginya 15 meter serta berdiameter kurang lebih 300 meter. Saat pertama kali ditemukan, arkeolog Amerika Peter Benedict mengidentifikasi alat-indera batu yg dikumpulkan menurut permukaan menjadi Aceramic Neolithic. Namun, beliau percaya bahwa lempengan batu tersebut adalah batu nisan dan ada situs prasejarah yg terhampar pada bawahnya. Klaus Schmidt, yg sebelumnya bekerja pada Nevalı Çori, mempelajari balik catatan tahun 1963 berdasarkan situs tadi dalam tahun 1994, lalu dia dan timnya memulai ekskavasi bekerja sama dengan Museum Şanlıurfa sampai kematiannya pada tahun 2014.
Situs ini dari menurut abad ke-10 sampai ke-8 SM dan diyakini sudah digunakan buat tujuan ritual tertentu. Terdiri menurut 200 pilar batu berbentuk huruf T akbar sampai enam meter yang didirikan di 20 bulat sehingga menjadikannya megalit tertua di dunia.
Pilar ini diyakini telah dipakai selama 2 fase: Pra-tembikar Neolithic A (PPNA) dan Pra-tembikar Neolithic B (PPNB). Batu-batu yang lebih akbar, masing-masing menggunakan berat hingga 20 ton, diyakini telah didirikan selama fase pertama serta dipasang ke lubang soket yang dipahat di batuan dasar. Para arkeolog memperkirakan bahwa pilar tadi akan membutuhkan hingga 500 pekerja buat mengekstraksinya berdasarkan tambang serta memindahkan 100 hingga 500 meter ke lokasi.
Survei geofisika yang dilakukan sejauh ini menerangkan jumlah pilar menjadi 200 pada 20 lingkaran pada mana hanya empat bulat yang sudah digali. Selama fase ke 2, pilar yang didirikan lebih kecil, pada kamar-kamar berbentuk persegi panjang dengan lantai yang terbuat dari kapur yang dipoles. Struktur yg dibangun selama fase pertama asal menurut milenium ke-10 dan milenium ke-2 hingga ke-9. Sebagai perbandingan, Stonehenge dibangun antara 3.000 dan 2.000 SM.
Beberapa pilar juga menampilkan gesekan relief hewan, piktogram, dan simbol abstrak. Para arkeolog percaya bahwa waktu dibangun, situs itu mungkin dilingkupi sang hutan menggunakan aneka macam satwa liar.
Meskipun tidak pasti apakah bulat tadi mempunyai atap awalnya, para arkeolog memang menemukan bangku batu buat duduk di dalam. Piktogram yang mereka temukan pada pilar diyakini menjadi simbol sakral. Di antara relief yg mereka temukan merupakan mamalia misalnya singa, babi hutan, banteng, kijang, rubah, serta keledai. Ada pula ular, reptil lain, arthropoda, serta burung, terutama burung heriang. Burung heriang pula secara luas ada dalam ikonografi Çatalhoyük serta Jericho. Menurut profesor arkeologi Steven Mithen, budaya Neolitik awal Anatolia dengan sengaja menampilkan tubuh orang tewas buat diberikan ke burung heriang, praktik yang mungkin menjadi bentuk paling awal dari pemakaman langit dalam Buddhisme serta Zoroastrianisme.
Dengan keluarnya pertanian serta peternakan, Gobekli Tepe kehilangan arti pentingnya di milenium ke-8. Ketika gaya hidup baru timbul, semua situs sengaja dikubur pada bawah 300 hingga 500 meter kubik sampah.
Revolusi Neolitik mengubah pola hidup rakyat dari yg awalnya perburuan dan mengumpulkan kuliner sebagai satu yang berbasis pertanian dan permukiman. Orang-orang mulai menanam biji-bijian serta memelihara hewan buat menyediakan kehidupan yang berkelanjutan pada mana mereka tinggal. Ini berarti bahwa bangunan Zaman Batu tadi kehilangan relevansinya, dan buat beberapa alasan yang nir diketahui, alih-alih sekadar meninggalkan atau melupakan strukturnya, bangunan itu dipenuhi dengan berton-ton pecahan batu kapur, alat-alat serta bejana batu, hewan dan bahkan tulang insan.
Meskipun permanen merupakan teka-teki, para arkeolog menganggap penguburan situs adalah hal yg baik lantaran sudah terawetkan menggunakan baik dan dilindungi buat peradaban masa depan. Menurut Klaus Schmidt, semua pengamatan yg dilakukan terhadap situs ini harus dipercaya sebagai awalnya saja karena bahkan lima persen dari situs itu tidak atau belum digali. Dia meninggalkan sisanya tanpa tersentuh bagi generasi mendatang buat dieksplorasi lantaran teknik serta alat-alat yg dipakai tentu akan lebih baik.
Gobekli Tepe adalah situs arkeologi yg terletak di wilayah tenggara Anatolia Turkey yang pertama kali ditemukan dalam tahun 1963 selama survei oleh Universitas Istanbul serta Universitas Chicago. Pekerjaan penggalian dimulai dalam tahun 1996 oleh arkeolog Jerman, Klaus Schmidt.
Situs ini dari menurut abad ke-10 sampai ke-8 SM dan diyakini sudah digunakan buat tujuan ritual tertentu. Terdiri menurut 200 pilar batu berbentuk huruf T akbar sampai enam meter yang didirikan di 20 bulat sehingga menjadikannya megalit tertua di dunia.
Survei geofisika yang dilakukan sejauh ini menerangkan jumlah pilar menjadi 200 pada 20 lingkaran pada mana hanya empat bulat yang sudah digali. Selama fase ke 2, pilar yang didirikan lebih kecil, pada kamar-kamar berbentuk persegi panjang dengan lantai yang terbuat dari kapur yang dipoles. Struktur yg dibangun selama fase pertama asal menurut milenium ke-10 dan milenium ke-2 hingga ke-9. Sebagai perbandingan, Stonehenge dibangun antara 3.000 dan 2.000 SM.
Beberapa pilar juga menampilkan gesekan relief hewan, piktogram, dan simbol abstrak. Para arkeolog percaya bahwa waktu dibangun, situs itu mungkin dilingkupi sang hutan menggunakan aneka macam satwa liar.
Dengan keluarnya pertanian serta peternakan, Gobekli Tepe kehilangan arti pentingnya di milenium ke-8. Ketika gaya hidup baru timbul, semua situs sengaja dikubur pada bawah 300 hingga 500 meter kubik sampah.
Meskipun permanen merupakan teka-teki, para arkeolog menganggap penguburan situs adalah hal yg baik lantaran sudah terawetkan menggunakan baik dan dilindungi buat peradaban masa depan. Menurut Klaus Schmidt, semua pengamatan yg dilakukan terhadap situs ini harus dipercaya sebagai awalnya saja karena bahkan lima persen dari situs itu tidak atau belum digali. Dia meninggalkan sisanya tanpa tersentuh bagi generasi mendatang buat dieksplorasi lantaran teknik serta alat-alat yg dipakai tentu akan lebih baik.
Comments
Post a Comment