GIGI MELEDAK PENYAKIT ANEH ABAD 19 YANG MASIH JADI MISTERI
Kita tentunya sudah seringkali mendengar tentang endemi flu serta virus yg memang sudah umum dialami orang sehari-hari. Tetapi pada sejarah dunia selama ini, pernah tercatat ada kasus penyakit aneh yg mewabah sekitar abad ke-19 dimana banyak orang yg berobat ke dokter menggunakan kondisi giginya meledak. Meski sudah lama berlalu, sampai hari ini belum ada ilmuan yang mampu menyebutkan secara pasti terkait alasan di pulang kenyataan aneh ini.
W.H. Atkinson, seorang dokter gigi abad ke-19, melaporkan syarat aneh di mana banyak orang mengalami gigi meledak seketika di mulutnya. Menurut laporannya, ia mendeskripsikan syarat ini menjadi wabah
W.H. Atkinson adalah seorang dokter gigi abad ke-19 yang bekerja pada Pennsylvania. Dia menangani langsung beberapa pasien yang mengalami penyakit gigi meledak serta mendokumentasikan inovasi anehnya tadi. Mereka menderita kenyataan tidak biasa yang beliau gambarkan sebagai "ledakan gigi" atau exploding teeth. Ya, persis seperti namanya, Gigi orang-orang tersebut meledak seketika eksklusif di dalam mulutnya. Laporan Atkinson diterbitkan pada jurnal "The Dental Cosmos," sebuah jurnal akbar buat industri kedokteran gigi Amerika dalam abad ke-19.
Dalam jurnalnya tersebut, Atkinson melaporkan 3 pasiennya yang menderita kondisi ini. Dia menyaksikan perkara pertama dalam tahun 1817 yg melibatkan seseorang rahib berdasarkan Springfield, Pennsylvania. Kondisi rahib itu mengerikan. Rasa sakit membuatnya gelisah dan, dalam satu kesempatan, beliau pernah membentur-benturkan kepalanya pada tanah menunda rasa sakit luar biasa yang dialaminya. Dia pula dilaporkan menjulurkan kepalanya di bawah pojok pagar serta menaruhnya pada air layaknya konduite dalam hewan. Tapi keesokan paginya, ada retakan tajam, serta giginya berubah menjadi serpihan-serpihan yang membuatnya lega. Ya, giginya sudah meledak di mulutnya.
Kasus kedua terjadi pada tahun 1830, serta pasien, Ny. Letitia D., menderita sakit gigi yang parah. Namun begitu giginya pecah menjadi serpihan-serpihan kecil, rasa sakit yg berkepanjangan itu hilang.
Hal yg sama terjadi pada tahun 1855 waktu Ibu Anna tiba ke Dr. Atkinson menggunakan salah satu gigi taringnya terbelah berdasarkan depan ke belakang. Kali ini jua, Ny. Anna merasa lega segera sesudah giginya meledak.
Beberapa kasus yg mirip jua disaksikan sang dokter gigi lain dalam abad ke-19. Dalam sebuah masalah yg tercatat pada tahun 1871, molar seseorang perempuan belia meledak begitu keras hingga dia sebagai tuli selama beberapa hari berikutnya. Namun, nir terdapat lagi masalah semacam itu dari tahun 1920-an
Terlepas dari ketiga pada atas, ada cerita-cerita lain tentang kasus gigi meledak sepanjang sejarah. Ada suatu masalah dalam 1871 yang dilaporkan sang seorang dokter gigi Amerika, J Phelps Hibler. Dalam laporannya, beliau menyebutkan telah merawat seorang perempuan muda yg menderita sakit gigi sangat parah. Anehnya, sakit giginya langsung sembuh ketika bagian giginya yang sakit, yaitu molar, meledak. Suara ledakannya begitu keras sampai mengakibatkan perempuan muda tuli selama beberapa hari.
Sejak tahun 1920-an, masalah-kasus penyakit gigi meledak dilaporkan telah tidak terdapat lagi. Menurut Hugh Devlin, seorang profesor di University of Manchester School of Dentistry, meskipun relatif umum pada gigi yang sakit buat terbelah, tetapi fenomena gigi meledak sahih-benar aneh serta tidak biasa. Kerusakan gigi mungkin satu-satunya penerangan terkait fenomena ini berdasarkan Devlin.
Atkinson memperlihatkan 2 penerangan yg mungkin buat fenomena gasal ini. Hipotesis pertamanya adalah ledakan mungkin disebabkan oleh peningkatan tekanan pada pulpa lantaran pembentukan substansi “kalori bebas” di gigi. Hipotesis kedua menyebutkan adanya penumpukan gas pada akar akibat konsekuensi dari kerusakan gigi yg mengarah ke ledakan. Namun akhirnya, kedua teori itu terbukti salah
Atkinson telah mengajukan 2 penerangan yang mungkin sanggup menjadi penyebab gigi seorang meledak. Hipotesis pertamanya menyatakan bahwa masalah aneh ledakan gigi bisa dikaitkan menggunakan zat yg dikenal menjadi "kalori bebas." Zat ini menumpuk pada gigi serta mengarah ke peningkatan tekanan pada pulpa. Peningkatan tekanan mungkin menjadi alasan pada pulang kenyataan ledakan-gigi. Namun teori ini kemudian terbukti nir sahih lantaran didasarkan pada teori ilmiah yang ketinggalan zaman.
Penjelasan kedua, kerusakan gigi yang parah, mungkin merupakan penyebabnya. Ketika seorang menderita kerusakan gigi yg parah, terdapat gas yg menumpuk pada akar gigi. Gas inilah yang mungkin menyebabkan terjadinya ledakan tersebut. Tetapi teori ini sepertinya tidak sahih berdasarkan Profesor Devlin. Menurut beliau, “Sangat tidak mungkin apabila gas bisa menumpuk di gigi serta relatif bertenaga buat membuatnya meledak – jangan lupa, gigi sangat bertenaga. Dokter gigi abad ke-19 nir mengerti karies - mereka berpikir itu berasal menurut dalam gigi. Hanya pada abad terakhir ini kita mulai memahami bahwa karies disebabkan sang diet serta sang bakteri yang terbentuk pada permukaan gigi. ”
Penjelasan yg paling dapat diterima, dan lumrah waktu ini merupakan bahan kimia yg dipakai untuk membuat tambalan gigi jauh hari sebelumnya. Tapi permanen saja, nir terdapat cara untuk pertanda bahwa seluruh pasien menggunakan penyakit gigi meledak mempunyai tambalan. Sampai hari ini, misteri itu masih belum terpecahkan.
Ketika teori Atkinson dipercaya sudah nir relevan lagi, satu-satunya penerangan yang wajar adalah terkait bahan kimia yang dipakai buat menambal gigi di era awal kedokteran gigi. Sebelum penemuan amalgam merkuri pada tahun 1830-an, logam seperti timah, timah, serta perak dipakai buat mengisi rongga gigi. Jika, dalam perkara apa pun, dua logam tidak sinkron dipakai ketika mengisi rongga gigi, maka ada kemungkinan sel elektrokimia terbentuk di dalam ekspresi. Sehingga lisan akan berperilaku layaknya "baterai bertegangan rendah."
Dalam hal gigi sudah melemah, ledakan mungkin mampu terjadi di bawah tekanan misalnya itu. Hidrogen yang didapatkan bahkan mampu meledak bila orang itu merokok dalam waktu yang sama atau memiliki percikan barah pada pada ekspresi lantaran proses filing besi.
Hal ini nampaknya dipercaya menjadi penjelasan logis bagi kebanyakan dokter gigi ketika ini, namun permanen nir terdapat cara buat pertanda teori tadi. Belum ada catatan bahwa pasien yg menyaksikan ledakan gigi mereka, pada kenyataannya, mempunyai tambalan gigi berongga. Jadi, misteri masih tetap sebagai penyebab sebenarnya dari kenyataan aneh serta mengerikan penyakit gigi meledak.
W.H. Atkinson, seorang dokter gigi abad ke-19, melaporkan syarat aneh di mana banyak orang mengalami gigi meledak seketika di mulutnya. Menurut laporannya, ia mendeskripsikan syarat ini menjadi wabah
Dalam jurnalnya tersebut, Atkinson melaporkan 3 pasiennya yang menderita kondisi ini. Dia menyaksikan perkara pertama dalam tahun 1817 yg melibatkan seseorang rahib berdasarkan Springfield, Pennsylvania. Kondisi rahib itu mengerikan. Rasa sakit membuatnya gelisah dan, dalam satu kesempatan, beliau pernah membentur-benturkan kepalanya pada tanah menunda rasa sakit luar biasa yang dialaminya. Dia pula dilaporkan menjulurkan kepalanya di bawah pojok pagar serta menaruhnya pada air layaknya konduite dalam hewan. Tapi keesokan paginya, ada retakan tajam, serta giginya berubah menjadi serpihan-serpihan yang membuatnya lega. Ya, giginya sudah meledak di mulutnya.
Kasus kedua terjadi pada tahun 1830, serta pasien, Ny. Letitia D., menderita sakit gigi yang parah. Namun begitu giginya pecah menjadi serpihan-serpihan kecil, rasa sakit yg berkepanjangan itu hilang.
Hal yg sama terjadi pada tahun 1855 waktu Ibu Anna tiba ke Dr. Atkinson menggunakan salah satu gigi taringnya terbelah berdasarkan depan ke belakang. Kali ini jua, Ny. Anna merasa lega segera sesudah giginya meledak.
Beberapa kasus yg mirip jua disaksikan sang dokter gigi lain dalam abad ke-19. Dalam sebuah masalah yg tercatat pada tahun 1871, molar seseorang perempuan belia meledak begitu keras hingga dia sebagai tuli selama beberapa hari berikutnya. Namun, nir terdapat lagi masalah semacam itu dari tahun 1920-an
Sejak tahun 1920-an, masalah-kasus penyakit gigi meledak dilaporkan telah tidak terdapat lagi. Menurut Hugh Devlin, seorang profesor di University of Manchester School of Dentistry, meskipun relatif umum pada gigi yang sakit buat terbelah, tetapi fenomena gigi meledak sahih-benar aneh serta tidak biasa. Kerusakan gigi mungkin satu-satunya penerangan terkait fenomena ini berdasarkan Devlin.
Atkinson memperlihatkan 2 penerangan yg mungkin buat fenomena gasal ini. Hipotesis pertamanya adalah ledakan mungkin disebabkan oleh peningkatan tekanan pada pulpa lantaran pembentukan substansi “kalori bebas” di gigi. Hipotesis kedua menyebutkan adanya penumpukan gas pada akar akibat konsekuensi dari kerusakan gigi yg mengarah ke ledakan. Namun akhirnya, kedua teori itu terbukti salah
Atkinson telah mengajukan 2 penerangan yang mungkin sanggup menjadi penyebab gigi seorang meledak. Hipotesis pertamanya menyatakan bahwa masalah aneh ledakan gigi bisa dikaitkan menggunakan zat yg dikenal menjadi "kalori bebas." Zat ini menumpuk pada gigi serta mengarah ke peningkatan tekanan pada pulpa. Peningkatan tekanan mungkin menjadi alasan pada pulang kenyataan ledakan-gigi. Namun teori ini kemudian terbukti nir sahih lantaran didasarkan pada teori ilmiah yang ketinggalan zaman.
Penjelasan kedua, kerusakan gigi yang parah, mungkin merupakan penyebabnya. Ketika seorang menderita kerusakan gigi yg parah, terdapat gas yg menumpuk pada akar gigi. Gas inilah yang mungkin menyebabkan terjadinya ledakan tersebut. Tetapi teori ini sepertinya tidak sahih berdasarkan Profesor Devlin. Menurut beliau, “Sangat tidak mungkin apabila gas bisa menumpuk di gigi serta relatif bertenaga buat membuatnya meledak – jangan lupa, gigi sangat bertenaga. Dokter gigi abad ke-19 nir mengerti karies - mereka berpikir itu berasal menurut dalam gigi. Hanya pada abad terakhir ini kita mulai memahami bahwa karies disebabkan sang diet serta sang bakteri yang terbentuk pada permukaan gigi. ”
Penjelasan yg paling dapat diterima, dan lumrah waktu ini merupakan bahan kimia yg dipakai untuk membuat tambalan gigi jauh hari sebelumnya. Tapi permanen saja, nir terdapat cara untuk pertanda bahwa seluruh pasien menggunakan penyakit gigi meledak mempunyai tambalan. Sampai hari ini, misteri itu masih belum terpecahkan.
Dalam hal gigi sudah melemah, ledakan mungkin mampu terjadi di bawah tekanan misalnya itu. Hidrogen yang didapatkan bahkan mampu meledak bila orang itu merokok dalam waktu yang sama atau memiliki percikan barah pada pada ekspresi lantaran proses filing besi.
Hal ini nampaknya dipercaya menjadi penjelasan logis bagi kebanyakan dokter gigi ketika ini, namun permanen nir terdapat cara buat pertanda teori tadi. Belum ada catatan bahwa pasien yg menyaksikan ledakan gigi mereka, pada kenyataannya, mempunyai tambalan gigi berongga. Jadi, misteri masih tetap sebagai penyebab sebenarnya dari kenyataan aneh serta mengerikan penyakit gigi meledak.
Comments
Post a Comment