MENGUAK MISTERI TIDUR SAMBIL BERJALAN DARI SUDUT ILMIAH
Sleepwalking umumnya melibatkan lebih berdasarkan sekedar berjalan waktu tidur, namun ada serangkaian konduite kompleks lain yg mungkin dilakukan. Gejala kelainan tidur bisa bervariasi mulai berdasarkan hanya duduk pada tempat tidur sambil melihat sekeliling, berjalan mengelilingi ruangan atau rumah, meninggalkan tempat tinggal serta bahkan menyetir kendaraan beroda empat. Kesalahpahaman umum jika seorang sleepwalker tidak seharusnya dibangunkan. Dalam syarat yang demikian, maka akan sangat berbahaya jika mereka nir segera dibangunkan.
Prevalensi sleepwalking pada populasi generik diperkirakan antara 1% serta 15%. Gejala tidur sembari berjalan di masa dewasa merupakan hal biasa, dan umumnya tidak terkait menggunakan perkara psikiatri atau psikologis eksklusif yg mendasarinya. Pemicu generik buat tidur sembari berjalan mampu meliputi kurang tidur, obat penenang (termasuk alkohol), penyakit demam, dan obat-obatan eksklusif.
Untuk tahu fenomena ini, Anda harus memulainya berdasarkan tidur yang nyenyak. Kita perlu tidur buat memastikan bahwa organ dan jaringan tubuh yang lelah bisa beristirahat dan pulih pada ketika bangun. Sampai waktu ini, masih belum terdapat penjelasan niscaya dari para ilmuan mengenai bagaimana dan mengapa kita tidur, tetapi umumnya diyakini bahwa otak memiliki pusat kantuk yg mengatur keadaan tidur dan terjaga.
Apa yang mengatur sentra tidur ini? Darah. Sepanjang hari, lantaran kegiatan tubuh, zat tertentu masuk ke genre darah. Salah satu zat ini adalah kalsium, yang memasuki aliran darah dan merangsang pusat tidur. Dan sebelum itu, sentra tidur "dirangsang" menggunakan zat spesifik sebagai akibatnya bisa bereaksi terhadap kalsium. Saat sentra tidur mulai bekerja, akan terjadi dua hal.
Pertama, zat tadi menghalangi sebagian otak sebagai akibatnya kita nir lagi mempunyai asa untuk melakukan sesuatu serta sebagai nir sadarkan diri. Fenomena ini bisa dianggap sebagai otak tidur. Kedua, zat tadi akan Mengganggu saraf tertentu pada btg otak, sehingga organ internal dan anggota tubuh kita tertidur. Kita sebut kenyataan ini sebagai tidur tubuh sepenuhnya. Dalam kondisi normal, kedua reaksi tubuh atau tipe tidur ini saling terkait.
Tapi dalam syarat eksklusif mereka mampu berpisah. Otak sanggup tidur waktu tubuh terjaga. Hal ini mampu terjadi dalam orang yang mengalami gangguan sistem saraf, sehingga orang-orang ini mampu bangun menurut tempat tidur ad interim otaknya tertidur, serta mondar-mandir nir sadarkan diri. Tidurnya otak dan tidurnya tubuh kehilangan ikatan satu sama lain, serta akibatnya, terjadilah kenyataan sleepwalking, atau orang yang berjalan pada tidur.
Comments
Post a Comment