STUDI ORGASME DENGAN PASANGAN 400% LEBIH MEMUASKAN DIBANDING SENDIRI
Para periset berkata bahwa faktor-faktor misalnya kegembiraan ketika bersenggama mungkin berkontribusi dalam jumlah prolaktin yg lebih akbar sesudah orgasme. Meskipun prolaktin bukan satu-satunya faktor pada kepuasan seksual, tetapi implikasinya penting.
Peserta pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pascasarjana heteroseksual, dengan usia homogen-rata 26 tahun. Mereka dibagi menjadi 3 kelompok pada laboratorium: masturbasi sendiri sembari menonton film erotis, tidak terdapat aktivitas seksual waktu menonton film dokumenter (kelompok kontrol), serta menonton film erotis menggunakan pasangannya diikuti menggunakan interaksi intim hingga mencapai orgasme.
Orgasme Pasangan>Orgasme Soliter
Dalam sebuah studi tahun 2011 tentang disparitas psikologis antara orgasme pasangan dan soliter, hasilnya diitemukan bahwa mengalami orgasme dengan pasangan membentuk skor yang lebih tinggi secara holistik dalam Orgasm Rating Scale (ORS), (klik pada sini buat membaca hasil laporan selengkapnya) apabila dibandingkan menggunakan hanya sekedar orgasme saja.
Meskipun secara umum dikuasai motivasi keduanya baik yg masturbasi sendiri atau seks dengan pasangan tiba menurut dasar asa buat kesenangan fisik, tetapi hubungan seks menggunakan pasangan pula dibarengi oleh faktor ikatan emosional.
Hal yg Masih Menjadi Pertanyaan
Meskipun terdapat temuan menarik terkait peningkatan prolaktin yang lebih besar setelah interaksi seksual, pertanyaan tetap masih ada. Bagaimana hasilnya sanggup tidak sinkron tanpa memakai film erotis? Apakah film erotis memiliki impak dalam orgasme? Bagaimana dengan masturbasi dengan pasangan, begitu jua menggunakan metode lain untuk mencapai orgasme?. Semua itu masih menjadi PR para peneliti buat dikaji secara lebih lanjut.
Comments
Post a Comment