MENENGOK KEMEGAHAN ISTANA PAGARUYUNG DI PADANG
Istano Basa atau lebih dikenal menggunakan nama Istana Pagaruyung, berlokasi di Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar. Arah berdasarkan Ibu Kota Sumatera sekitar 108 kilometer. Objek wisata ini adalah suatu warisan dunia berupa bangunan rumah tata cara Minangkabau berbentuk tempat tinggal gadang yg dibentuk buat mempedomi Istana yang sebelumnya telah terdapat.
Pada masa kepemimpinan Raja Alom dikenal menggunakan "Tali Tigo Sapilin" dan pemerintahannya "Tungku Tigo Sajarangan", hal ini menurut konsensus menurut seluruh kaum dan atas persetujuan panghulu Nagari dan didanai sang Suku Pariuk.
Istana akbar ini terus mengalami beberapa modifikasi dimana istana yang pertama berada dipuncak bukit batu patah. Kemudian pindah ke Ranah Tanjung Bungo Pagaruyung dan terkahir di Gudam.
Istana ini sebenarnya adalah duplikat berdasarkan istana aslinya yg dibakar oleh Belanda pada tahun 1804 yang bertempat di Gudam. Maka pada tahun 1976 Istana ini dibangun kembali yg lahir menurut pemikiran pemerintah dalam rangka melestarikan nilai - nilai tata cara, seni serta sejarah minangkabau bertempat pada Balai Janggo Pagaruyung.
Kini Istana Besar Pagaruyung menjadi obyek wisata primadona di Kabupaten Tanah Datar Khususnya, dan Sumetara Barat secara generik. Istana ini terdiri berdasarkan tiga lantai, 72 tonggak dan 11 gonjong. Dari segi arsitekturnya memperlihatkan ciri - ciri spesial dibandingan menggunakan bangunan Rumah Gadang yg terdapat pada Minangkabau. Kekhasan yg dmiliki adalah menurut bentuk fisik yang dilengkapi tabrakan falsafah serta budaya Minangkabau. Dengan dilengkapi Surau, Tabuah Larangan, Rangkiang Patah Sambilan, Tanjung Mamutuih serta Pincuran Tujuah
Nah bagi para sobat yg ingin berkunjung, sangat mudah dijangkau terutama menggunakan memakai tunggangan roda dua, serta tunggangan tradisional Bendi yang terdapat di Kota Batusangkar Istana Besar Pagayurung. Akses menuju lokasi dapat ditempuh melalui:
1. Kota Padang Melalui Kubu Kerambil sejauh 105 Km
2. Kota Bukittinggi Melalui Simpang Baso sejauh 35 km
3. Atau melalui gerbang simpang piladang perbatasan dengna daerah kabupaten 50 kota sejauh 45 km
Pada masa kepemimpinan Raja Alom dikenal menggunakan "Tali Tigo Sapilin" dan pemerintahannya "Tungku Tigo Sajarangan", hal ini menurut konsensus menurut seluruh kaum dan atas persetujuan panghulu Nagari dan didanai sang Suku Pariuk.
Istana akbar ini terus mengalami beberapa modifikasi dimana istana yang pertama berada dipuncak bukit batu patah. Kemudian pindah ke Ranah Tanjung Bungo Pagaruyung dan terkahir di Gudam.
Istana ini sebenarnya adalah duplikat berdasarkan istana aslinya yg dibakar oleh Belanda pada tahun 1804 yang bertempat di Gudam. Maka pada tahun 1976 Istana ini dibangun kembali yg lahir menurut pemikiran pemerintah dalam rangka melestarikan nilai - nilai tata cara, seni serta sejarah minangkabau bertempat pada Balai Janggo Pagaruyung.
Kini Istana Besar Pagaruyung menjadi obyek wisata primadona di Kabupaten Tanah Datar Khususnya, dan Sumetara Barat secara generik. Istana ini terdiri berdasarkan tiga lantai, 72 tonggak dan 11 gonjong. Dari segi arsitekturnya memperlihatkan ciri - ciri spesial dibandingan menggunakan bangunan Rumah Gadang yg terdapat pada Minangkabau. Kekhasan yg dmiliki adalah menurut bentuk fisik yang dilengkapi tabrakan falsafah serta budaya Minangkabau. Dengan dilengkapi Surau, Tabuah Larangan, Rangkiang Patah Sambilan, Tanjung Mamutuih serta Pincuran Tujuah
Nah bagi para sobat yg ingin berkunjung, sangat mudah dijangkau terutama menggunakan memakai tunggangan roda dua, serta tunggangan tradisional Bendi yang terdapat di Kota Batusangkar Istana Besar Pagayurung. Akses menuju lokasi dapat ditempuh melalui:
1. Kota Padang Melalui Kubu Kerambil sejauh 105 Km
2. Kota Bukittinggi Melalui Simpang Baso sejauh 35 km
3. Atau melalui gerbang simpang piladang perbatasan dengna daerah kabupaten 50 kota sejauh 45 km
Comments
Post a Comment