POTENSI PERIKANAN KABUPATEN MIMIKA

Potensi Perikanan Kabupaten Mimika - Mimika mempunyai Potensi Perikanan yg sangat besar serta potensi tadi selama ini masih kurang di manfaat secara aporisma serta berkelanjutan. Setelah di larangnya indera tangkap Trawl yang selama ini banyak mengambil sumber daya ikan di mimika 

kini Kondisi sumber daya ikan pada mimika berangsur angsur telah pulih. Kondisi ini apabila tidak pada manfaatkan maka bukan nir mungkin sumber daya ikan tadi banyak yang bermigrasi ke negara tetangga sebelum di manfaatkan sang nelayan mimika khususnya serta indonesia pada umumnya.tidak poly yang memahami bahwa ternyata Mimika jua menyimpan potensi perikanan yg luar biasa. Kabupaten ini masuk kedalam wilayah pengolahan perikanan (WWP) 718 mencakup Laut Arafura serta sekitarnya, daerah ini mempunyai potensi udang, ikan baramundi dan kepiting.

Untuk harga Udang tiger sebagai primadona para nelayan, harga yang ditawarkan yakni sekitar Rp. 180.000/kg, bahkan udang tiger telah mulai di ekspor ke Langkawi Malaysia walau menggunakan jumlah yg terbatas. Perlu terdapat campur tangan pemerintah sentra supaya potensi potensi tadi sahih sahih buat kehidupan nelayan yg lebih baik

Potensi Perikanan Yang Terdapat pada Kabupaten Mimika Menurut data yg terdapat, potensi tangkap lestari pada WPP 718 sebesar 472.400 ton/tahun. Setiap hari masih ada lebih kurang 15 ton hasil tangkapan ikan buat kebutuhan lokal serta selebihnya dikirim keluar mimika. Dan Itupun yang terdata belum yang terdata. 

Kabupaten Mimika Sebagai wilayah perbatasan berakibat Mimika menjadi sasaran empuk pencurian ikan sang kapal-kapal asing. Selain mencuri ikan, kapal-kapal tersebut bahkan merogoh BBM bersubsidi yg seharusnya diperuntukan buat nelayan serta warga mimika. Kondisi Itu di perparah menggunakan kurang pedulinya warga serta pemangku kepentingan pada Mimika buat membesarkan perikanan sebagai ujung tombak pemangku ekonomi pada Kabpaten Mimika.

Selain Permasalah tersebut, Ada beberapa hambatan yang masih ada di kabupaten mimika, antara lain :

- Posisi letak antar distrik yang berjauhan dan nir saling terkoneksi.
Akses jalan dan infrastruktur merupakan alasan klasik yang selama ini masih membuahkan wilayah perbatasan sebagai wilayah yg tertinggal

- Rendahnya kapasitas tangkap nelayan lokal. Hal ini selain nelayan lokal menangkap ikan hanya buat keperluan hanya sekedar buat lauk pauk maka nelayan lokal masih sebatas menangkap sedikit tetapi jika pemerintah dalam hal ini pemerintah sentra dan daerah membuka pintu masuk buat usaha perikanan bukan tidak mungkin nelayan di kabupaten mimika akan lebih sejahtera.

- Mahalnya porto logistik serta perencanaan pembangunan yang belum serius ke bahari.

Pemerindah Daerah mimika perlu merogoh peran dan tanggung jawab buat mengantisipasi dan menyiapkan strategi pembangunan wilayah yg berorientasi ke bahari. Memang saat ini, sektor pertambangan masih menyumbang PDRB terbesar pada mimika, akan tetapi mungkin saja di tahun tahun mendatang, sumberdaya mineral akan habis. Oleh karena itu pengalokasian ruang dan planning pembangunan infrastruktur wajib mulai menyentuh wilayah pesisir Mimika. Pembangunan pesisir mimika memang berbiaya sangat mahal disebabkan oleh hanya ada satu aktes buat menjangkau wilayah pesisir yakni menggunakan memakai transportasi bahari.

Membangun perikanan Mimika memang wajib dilakukan menggunakan perencanaan yg baik, terukur dan sensitivitas tinggi dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial dan ekologi. Kampung-kampung di pesisir mesti dibangun dengan bertumpu pada kapasitas lokal. Melakukan penataan ruang dan mengalokasikan sumberdaya sebaik-baiknya perlu dilakukan sehingga nir menimbulkan perseteruan. Ikan di Laut Mimika kini melimpah, warga berkesempatan buat menaikkan kesejahteraannya serta negara bertanggung jawab menjaga keadilan sosial bagi setiap masyarakat.

Comments