PENGALAMAN JADUL MEMBUKA TV PERTAMA KALI


CARA FLEXI⇨ Sekarang saya ingin cerita sedikit pengalaman pertama kali membuka pesawat televisi yang aku rasa konyol, dalam saat pasien pertama saya tiba "hehehe". Pada ketika itu saya mencicipi ketakutan yg sangat mendalam. Perasaan takut menyelimuti karena bayangan bahaya tersengat listrik. Katanya pada dalam sebuah televisi CRT masih terdapat arus yg masih tersimpan meski TV dalam keadaan mangkat .

Ketakutan saya masih menyelimuti, yang dalam akhirnya aku memberanikan diri buat membuka casing televisi tersebut. Pada saat itu bila tidak salah merek tv nya Giatek, dengan keluhan layar CRT redup meski screen sudah maksimum, malah blanking. Lalu saya teringat sang pengajar aku bahwa CRT redup meski screen telah maksimum ,konflik ini pada sebabkan sang tabung gambar yg sudah rusak/heter lemah.


Saya mencoba menyalakan televisi tadi menggunakan perasaan penuh was-was. Sekejap aku terkaget minta ampun ,nampak ada percikan barah dari pada yoke serta cop flyback memancarkan listrik misalnya kilat. Di situ pribadi deh aku lari mencabut streker.

Setelah kejadian itu saya belum berani lagi menyalakan serta mengoprek televisi tersebut sampai beberapa hari. Sambil baca refrensi yg terdapat pada google ,tentang apa yg wajib dioprek saat TV terdapat pancaran listrik yang ada pada tabung keluar menurut cop flyback . Pada akhirnya tiba kawan saya yg memang telah senior menangani masalah kerusakan televisi. Dia menyarankan agar membarui cop flyback nya terlebih dahulu. Tapi sebelum itu dia menyuruh aku agar meng short kan flybacknya terlebih dahulu ,menggunakan cara menghubung singkat kan antara ground serta yg ada pada pada cop sebelum mencopot cop berdasarkan lubang anoda. Sebetulnya cop yg bocor sudah nir menyimpan strum lagi,lantaran waktu itu nir terdapat reaksi pada saat aku menghubungsingkatkan kedua nya. Memang sih tidak menyimpan ,akan tetapi cop itu slalu menakutiku "hahaha".


Setelah penggantian cop flyback kini saatnya aku mengoprek bagian mesin.  Perasaan takut masih menyelimuti ke khawatir an akan kerusakan yang lebih parah lagi, karena tv tersebut dalam keadaan hidup. Kalau tambah mati gimana? Begitu tanya pada hati saya. Pertama aku mengecek tegangan heater dengan ac meter. Di dapat tegangan sekitar lima volt AC. Menurut teori yg aku baca bahwa tegangan heater lebih kurang 5volt ac. Lalu mengukur b+115volt DC yang terukur hanya 110 volt,ini masih mampu di toleransi dalam tv 14 inc. Lalu tegangan 180 volt ,saya dapati 169 volt. Dan jua masih mampu pada toleransi. Saya pula mengukur tegangan abl masih normal. Pada saat itu aku langsung memfonis tabung gambar telah rusak.

Teman yang senior menyarankan agar menaikan tegangan heater karena tabung pada bagian heaternya sudah lemah. Dia menyuruh aku supaya melilit kan kabel di farrit blyback searah jarum jam sekitar tiga lilitan. Terukur ada 6,7 volt. Sudah sekitar segitu saja gambarnya audah lumayan bagus kok.
Dan kisah ini berakhir dengan selamat dan happy ending. Karena saat itu aku mendapat komisi buat sesuatu yang aku pelajari selama ini pertama kalinya. Disinilah semangat saya ingin terus maju menjadi teknisi elektro. Ternyata menservis elektro penuh dengan tantangan dan kepuasan waktu barang yang kita kerjakan beres. Rasanya ingin terus menservis. 
Dan kini aku terus melangkah maju demi menyambut masa depan yang masih menanti. Elektronik setiap waktu akan terus berkembang. Maka aku terus update mengenal perkembangan menggunakan mengikuti lembaga-forum yg ada di media umum,atau menyebarkan pengalaman menggunakan teknisi lain yang terdapat pada sekitarinilahh aku .
Mudah-mudahan kisah saya ini menginspirasi buat anda semua yg mungkin masih mulai mengusut mengenai servis elektronik. Jangan mudah menyerah, lantaran bila engkau menyerah kamu akan ketinggalan jauh.

Comments