NGACIR DENGAN GRAB BIKE BLITAR GRAB BIKE OJEK ONLINE BLITAR
Hay guys... *chiee.. Bahasanyahhhhh... -tsui tsui tsui crit*
Brow?! Pastinya telah dalam kenal ya sama yg namanya ojek online,? Ndak perlu di perjelaslah. Kalau di tanya ojek online jawaban yg paling mudah cuma 2, Go-Jek atau Grab Bike. Giliran suruh nerangin apa itu ojek online boro-boro paham. Seperti saya.
Ohe, ndak usah panjang-panjang.. Begini bro, kita mau curhat seputar ojek online yg beberapa tahun terakhir hadir dan berkembang pesat khususnya pada kota-kota akbar. Nah goresan pena ini kita kasih judul "Ngacir Dengan Grab Bike Blitar" sebab kita baru saja menggunakan jasa berdasarkan galat satu ojek online itu pada kota Blitar guys,.
Sudah tau to kota Blitar,? Ya sudah nggak usah pada bahas banyak-poly, cuma mau sedikit memperjelas bila Blitar merupakan kota kecil pada selatan jawa timur yang sekarang sedang berkembang. Intinya.. Saya cuma mau curhat. *Oalahhh... Panjange rekkkk!!!!* Yo ga popo to,? Blog-blog ku dewe,. Di larang protes pokok-e *Wheh galak iki!* Ndak galak, sadis thithik/
Wis gini,. Ceritanya ngacir bersama Grab bike Blitar ini saya gak kaget brow,. Kayak terkesima gitu,. *Blukuthuk crut!* Blitar itu kota mini tapi ternyata telah mengikuti keadaan dengan teknologi jaman now yg serba teknologi net-net-an gitu. Setau saya Grab serta Go-jek yg sama-sama berbasis online tadi ramenya masih seputar kota-kota akbar macam jakarta. Lebih-lebih acapkali terdengar pada media persinggungan antara ojek online dengan ojek konvensional yang mengakibatkan korban pula di jakarta. Dan... Yo uwis begitu.. Kenyataannya ojek online khususnya Grab Bike sudah merambah ke kota-kota kecil pula. Hebat ya'!
Anu gaesh,. Saya tau Grab Bike sudah ada di kota Blitar ini secara ndak sengaja bray. Ceritanya pada hape butut aku kan ada pelaksanaan Grab Bike serta Go Jek, bukan sok ke- city-city -an cuma pernah sewa jasanya itupun ndak tak jarang. Nah pas pada kampung *nang Blitar jesh* iseng-iseng aplikasi itu aku buka. Iseng doank, dalam ati mah ga bakalan berfungsi. Aplikasi Go-jek aku buka terlebih dulu gaesh, begitu sinyalnya klouwer-kluwer, saya tinggal bikin kopi dulu,. Kopi ngebul telah siap, pegang lagi deh tu hape, eh lha dalah masih muter-muter loading belum kebuka! Hya amplopppp....
Itu rasa kesel uda mau ke ubun-ubun, begitu tinggal crot. Aplikasi Go-jek kebuka, mak byak! *crot nya ga jadi donk?* Ya ndak jadi laa.. Wong telah bunda byak. Begitu bunda byak! Lhaaaa.. (girang tu muka aku ) Dan ternyata hasilnya zonk. Ndak terdapat hasil apapun. Kampret! Jaringan Go-Jek ndak ada yg terdeteksi sama sekali di daerah Blitar serta sekitarnya.
Abis tu pindah aplikasi Grab, kelluwer kluwer loading lageee... Nyeruput kopi sambil ngelamun, mata terjutu ke arah bocah-bocah junior aku yg lagi asyik main. Angin sepohai menerpa muka menciptakan mata sedikit relatif linglung *bilang aja ngantuk* hahah, ho oh. Masalahnya sinyal di kampung aku paling banter H+ brooo.. Makanya jadi ngantuk! *whuick? Forji-nya gimana? Paketannya?* PROOOTTTTTTT!!!!! Porji Aappa---an?! Makan tu iklan! Nyatanya pada kampung saya buat ngejar stabil H+ saja sulit. Sinyal sudah kayak bola sodok, pindah sana-pindah sini. Ckckckckk...
Jadi inget anggaran anak sekolah, ujian emnggunakan sistem online, pendaftaran dan pengumuman gunakan sistem online. Coba mikiro, buat akses data sekedar buka google saja susah, gimana mau input data pada situs sekolah yg notabenenya setiap saat pada akses ratusan sampai ribuan user. Pastinya website jadi sulit di buka karena kelebihan bandwidth. Itu pakai hape lo bro, gimana jikalau pake perangkat komputer? Saya coba memakai laptop buat buka google dengan modem dan paket berdasarkan galat satu ISP *Ndak usah aku sebut* Sampai perangkat membisu standby google -nya ndak kebuka. Mbuh lah! Semoga tahun depan terdapat tindak lanjut berdasarkan pemerintah setempat izin warganya bisa menikmati teknologi khususnya internet.
Balik bro ya,! *sampe mana tersebut? Lali to?*
Sampe siat siut ngantuk yo? Yo wis. Go-Jek gagal saya pun pindah ke pelaksanaan Grab Bike. Begitu pelaksanaan Grab kebuka, misalnya biasa ngisi form titik penjemputan buat ngetes saja, saya isi 'Dion Market Home Office' trus form tujuan saya isi 'Taman Pecut Blitar' lanjut klik 'go...' kluwer-kluwer lageeee..
Kali ini mungkin Tuhan kasihan pada sayah, ndak sampai 30 dtk hasil searching App Grab telah terbuka serta.... Tololettt.... Ada 1 driver terdeteksi pada radius lebih kurang 4km melingkar dari titik ponsel saya berada.. Huhuhuhuhuuu... Perasaan aku pun jadi bahagia dan murung Om,. *kok Om?* Ya la dari dalam 'Nyet', kan ga enak pada baca serta pada rasa to?
Senang, lantaran pada kotaku kini telah terdapat transportasi ojek online meskipun cuma Grab (yang aku tau). Sedihnya masak radius 4km cuma ada 1 driver. Jadi mikir, *Lho?! Sanggup mikir to?* Asemm! Isi ketua gue otak bro bukan kudapan manis putu ayu. Bikin shewot saja!
Sampe mana tadi,? (Nelen ludah) Emm.. Bila cuma 1 driver trus butuh waktunya mepet. Ngandelin driver ojek online. Pas mau order eh keduluan orang lain trus piye? Trus gimana?
Sambil mikir, saya taruh hape di pangkuan trus nyruput kopi. Lamunan pun berlanjut naik ke jumantara jauh menembus genteng, awan kelabu dan... Seterusnyah, mbuh wis! Anu, Kalau kini di Blitar sudah terdapat Grab Bike, bukan tidak mungkin to sementara waktu lagi Go-Jek serta ojek-ojek online yg lain akan menyusul?. Berarti perkembangan teknologi pada kota Blitar akan berkembang pesat. Nah gimana caranya kita sanggup ikut ambil bagian di dalamnya bro? Kan asyik serta membanggakan mampu ikut ambil bagian memajukan wilayah sendiri. Iyo opo ndak?! *Opo enaknya risen trus daftar Grab?* Huhuuu.. Bisa jadi! *atau malah bikin pelaksanaan ojek online sendiri?* wah ini ni,. Tantangannya boleh ni. *sok iye lu!*
Hahahaaa.. Namanya pula ngelamun,. Balik Ngacir bersama ojek online Grab bike Blitar. Cerita ngelamunnya uadahan aja, lanjut olah raga jempol tangan buat mencari informasi mengenai seberapa pesat 'populasi' *kayak anuan aja* driver grab bike di wilayah Blitar. Dari beberapa situs yang mengulas ojek online pada Blitar, ternyata jumlah driver Grab Bike kota Blitar telah lumayan banyak. Sayangnya driver-driver tersebut masih terkonsentrasi pada wilayah kotamadya saja. Sementara buat daerah kabupaten Blitar jumlahnya masih sanggup pada hitung jari.
Hal ini mungkin di pengaruhi oleh sarana serta prasarana teknologi yg masih minim khususnya jangkauan jaringan frekuwensi internet. Sehingga masyarakat yang tinggal di wilayah kabupaten cenderung enggan buat mencoba memanfaatkan teknologi. Dari kuesioner kecil-kecilan yang melibatkan beberapa orang tetangga, aku dapat menyimpulkan bahwa ekspresi dominan warga menggunakan teknologi internet cukup tinggi akan tetapi seperti telah saya singgung di atas sarana serta prasarana internet kurang mendukung. Menyinggung soal ojek online seperti contoh Grab Bike atau Go-Jek, 100% responden menjawab 'Tidak Tahu' (Ad...duhhh... Mengenaskan)
Tapi ndak apa-apa, yg krusial minat masyarakat terhadap internet masuk desa masih tinggi. Dengan harapan ini semoga pemerintah desa setempat, khususnya Dusun Ngobalan, Desa Dadaplangu kec. PONGGOK dapat membantu mem- fasilitasi serta melobi pihak-pihak terkait guna menaikkan sumber daya warga setempat demi kemajuan desa. Kira-kira begitu Bapak-bapak aparat ya. Heheee...
Ehemmm... Akhirnya nglantur jugaa.. Hihiks. Lanjutt... Seperti yg sudah aku singgung pada atas, jumlah driver Grab yg masih sedikit pada wilayah kabupaten cukup menciptakan saya was-was apabila berurusan dengan saat serta jadwal on time. Seperti yg terjadi hari ini (pas aku nulis). Waktu embarkasi di tentukan pukul 10:00 on time.
Kalkulasi saat lebih efektif menggunakan grab bike daripada angkutan umum. Jarak tempuh dengan Grab hanya 1/2 jam sementara angkutan umum mampu memakan waktu 1.lima jam lebih. Waktu yg berharga buat bercanda dengan anak bukan,? Tapi ya itu tersebut, minimnya driver sebagai pertimbangan tersendiri. Dari dalam mengandalkan Grab ternyata ketika pada butuhkan, drivernya lebih dulu di order orang, akhirnya saya mengalah menggunakan angkutan generik menggunakan resiko berangkat 2 jam lebih awal.
Perhitungan aku ternyata ndak meleset,. 45 menit menungggu, Angkutan Umum/ bus mini pun tidak kunjung tiba. Saran istri coba cek Grab bike siapa tau drivernya belum pada order orang,. Check & ricek pelaksanaan, alhasil benar, driver belum ada yang order. Langsung klik 'pesan' estimasi OTW driver Grab ke rumah 4 mnt. Oheh lah kalo begitu, bercanda dulu dengan anak-anak sebelum pergi.
Dann... Seperti pada jakarta, malah dari saya driver Grab bike Blitar yang bernama Mas Aditya ini sangat ramah dan sopan. Begitu hingga di depan saya, senyum dan salam terlontar menggunakan bahasa nasional lembut. Secara, kita sama-sama satu daerah satu kampung serta satu bahasa. Kalaupun memakai bahasa lokal pastinya saya juga paham, tetapi driver grab Blitar ini permanen memperlihatkan profesionalisme-nya. Saya pun pamit anak istri *cipika cipikih?* niscaya donkkk.. Saya pun ngacir menggunakan Grab Bike kota Blitar. Selama pada bepergian ndak poly terjadi komunikasi. Begitu jua oleh driver mas Aditya ndak banyak bicara. Hanya seperlunya seputar berangkat jam berapa, say hello perkenalan sekedarnya serta... Ini driver yg aku senang.
Hehee.. Maap ya, terus terang saya kurang senang dengan driver yg terus-terusan ngajak ngobrol. Karena bagi aku saat menjadi penumpang, ketika itulah aku ingin menikmati bepergian. Tengok kanan tengok kiri melihat apa yang ingin aku lihat selama perjalanan. Terlebih saya relatif kesulitan ngobrol dengan orang yg baru aku kenal.
Tapi Mas Aditya driver ojek online Grab bike Blitar ini tampaknya mampu menempatkan diri. Nggak poly bicara serta penekanan menjadi driver profesional. Saya senang itu. Sayangnya saya lupa ngasih bintang, duh maaf mas yo! Endingnya yg jelas saya menikmati bepergian dengan Grab Bike ojek online yg mulai tumbuh di Blitar.
Terus apalagi yang mau aku tulis?,. Sampai di sini kok gundah ya?!,. (Sambil masang selimut, AC bus dingin bingit)
Eh iya, aku tadi bilang 'titik penjemputan' yo,? Anu bro, itu titik agen bus Blitar - Jakarta. Karena pool primer ada pada Tulungagung, penumpang dari agen Blitar akan pada jemput menggunakan travel. Bus mania pasti tau bus apa yg induk PO -nya di Tulungagung, yups Harapan Jaya atau bus mania bilang HJ.
Untuk bepergian kali ini aku pakai yang murah meriah saja. Soalnya jika gunakan yg Luxury atau Executive class nggak bertenaga sama AC-nya, dinginnya ampun. *Helleh bilang aja ndak terdapat duit* Hixixixixixiii.. Nggak gitu bro... Kalau sama anak istri mah boleh laa Luxury executive izin pada seneng,. Lha ini cuma sendiri ngapain jua buang-buang duit buat lezat -enakan sendiri. Ya nggak.. Irit sikit la kayak orang-orang itu *songongnya kambuh* Nggak songong bro akan tetapi ngeselin.
Yang pasti kelas 'Cepat Terbatas' pun nyaman. Duduk pada bangku 1B pandangan luas, sanggup liat apa yang pada lihat supir. Pelayanan awak bus patas PO Harapan Jaya jua ramah khas jawa timuran, ndak beda dengan kelas executive. Soale orangnya itu-itu jua bro wkwkwkkwk... Intinya ikut Harapan Jaya nyaman lah sampe bisa nulis update -an blog CARA FLEXI kayak gini.
Gimana nggak nyaman coba, nulis pada iringi full video musik New Pallapa Monata *Nyindir apa terus jelas nie??* Wkwkwk... Enggak bray, apa adanya.. Sesekali mampu ngelirik goyangan stang kemudi pak supir. *Mo ngelirik cewek juga dah ndak laku * adanya kaca depan, driver serta co-driver, ya sudah itu saja yang di lirik.
*Sampai di sini dulu yo,. Nanti di sambung lagi, pegel cuyy..*
Wis gini,. Ceritanya ngacir bersama Grab bike Blitar ini saya gak kaget brow,. Kayak terkesima gitu,. *Blukuthuk crut!* Blitar itu kota mini tapi ternyata telah mengikuti keadaan dengan teknologi jaman now yg serba teknologi net-net-an gitu. Setau saya Grab serta Go-jek yg sama-sama berbasis online tadi ramenya masih seputar kota-kota akbar macam jakarta. Lebih-lebih acapkali terdengar pada media persinggungan antara ojek online dengan ojek konvensional yang mengakibatkan korban pula di jakarta. Dan... Yo uwis begitu.. Kenyataannya ojek online khususnya Grab Bike sudah merambah ke kota-kota kecil pula. Hebat ya'!
Anu gaesh,. Saya tau Grab Bike sudah ada di kota Blitar ini secara ndak sengaja bray. Ceritanya pada hape butut aku kan ada pelaksanaan Grab Bike serta Go Jek, bukan sok ke- city-city -an cuma pernah sewa jasanya itupun ndak tak jarang. Nah pas pada kampung *nang Blitar jesh* iseng-iseng aplikasi itu aku buka. Iseng doank, dalam ati mah ga bakalan berfungsi. Aplikasi Go-jek aku buka terlebih dulu gaesh, begitu sinyalnya klouwer-kluwer, saya tinggal bikin kopi dulu,. Kopi ngebul telah siap, pegang lagi deh tu hape, eh lha dalah masih muter-muter loading belum kebuka! Hya amplopppp....
Itu rasa kesel uda mau ke ubun-ubun, begitu tinggal crot. Aplikasi Go-jek kebuka, mak byak! *crot nya ga jadi donk?* Ya ndak jadi laa.. Wong telah bunda byak. Begitu bunda byak! Lhaaaa.. (girang tu muka aku ) Dan ternyata hasilnya zonk. Ndak terdapat hasil apapun. Kampret! Jaringan Go-Jek ndak ada yg terdeteksi sama sekali di daerah Blitar serta sekitarnya.
Abis tu pindah aplikasi Grab, kelluwer kluwer loading lageee... Nyeruput kopi sambil ngelamun, mata terjutu ke arah bocah-bocah junior aku yg lagi asyik main. Angin sepohai menerpa muka menciptakan mata sedikit relatif linglung *bilang aja ngantuk* hahah, ho oh. Masalahnya sinyal di kampung aku paling banter H+ brooo.. Makanya jadi ngantuk! *whuick? Forji-nya gimana? Paketannya?* PROOOTTTTTTT!!!!! Porji Aappa---an?! Makan tu iklan! Nyatanya pada kampung saya buat ngejar stabil H+ saja sulit. Sinyal sudah kayak bola sodok, pindah sana-pindah sini. Ckckckckk...
Jadi inget anggaran anak sekolah, ujian emnggunakan sistem online, pendaftaran dan pengumuman gunakan sistem online. Coba mikiro, buat akses data sekedar buka google saja susah, gimana mau input data pada situs sekolah yg notabenenya setiap saat pada akses ratusan sampai ribuan user. Pastinya website jadi sulit di buka karena kelebihan bandwidth. Itu pakai hape lo bro, gimana jikalau pake perangkat komputer? Saya coba memakai laptop buat buka google dengan modem dan paket berdasarkan galat satu ISP *Ndak usah aku sebut* Sampai perangkat membisu standby google -nya ndak kebuka. Mbuh lah! Semoga tahun depan terdapat tindak lanjut berdasarkan pemerintah setempat izin warganya bisa menikmati teknologi khususnya internet.
Balik bro ya,! *sampe mana tersebut? Lali to?*
Sampe siat siut ngantuk yo? Yo wis. Go-Jek gagal saya pun pindah ke pelaksanaan Grab Bike. Begitu pelaksanaan Grab kebuka, misalnya biasa ngisi form titik penjemputan buat ngetes saja, saya isi 'Dion Market Home Office' trus form tujuan saya isi 'Taman Pecut Blitar' lanjut klik 'go...' kluwer-kluwer lageeee..
Kali ini mungkin Tuhan kasihan pada sayah, ndak sampai 30 dtk hasil searching App Grab telah terbuka serta.... Tololettt.... Ada 1 driver terdeteksi pada radius lebih kurang 4km melingkar dari titik ponsel saya berada.. Huhuhuhuhuuu... Perasaan aku pun jadi bahagia dan murung Om,. *kok Om?* Ya la dari dalam 'Nyet', kan ga enak pada baca serta pada rasa to?
Senang, lantaran pada kotaku kini telah terdapat transportasi ojek online meskipun cuma Grab (yang aku tau). Sedihnya masak radius 4km cuma ada 1 driver. Jadi mikir, *Lho?! Sanggup mikir to?* Asemm! Isi ketua gue otak bro bukan kudapan manis putu ayu. Bikin shewot saja!
Sampe mana tadi,? (Nelen ludah) Emm.. Bila cuma 1 driver trus butuh waktunya mepet. Ngandelin driver ojek online. Pas mau order eh keduluan orang lain trus piye? Trus gimana?
Sambil mikir, saya taruh hape di pangkuan trus nyruput kopi. Lamunan pun berlanjut naik ke jumantara jauh menembus genteng, awan kelabu dan... Seterusnyah, mbuh wis! Anu, Kalau kini di Blitar sudah terdapat Grab Bike, bukan tidak mungkin to sementara waktu lagi Go-Jek serta ojek-ojek online yg lain akan menyusul?. Berarti perkembangan teknologi pada kota Blitar akan berkembang pesat. Nah gimana caranya kita sanggup ikut ambil bagian di dalamnya bro? Kan asyik serta membanggakan mampu ikut ambil bagian memajukan wilayah sendiri. Iyo opo ndak?! *Opo enaknya risen trus daftar Grab?* Huhuuu.. Bisa jadi! *atau malah bikin pelaksanaan ojek online sendiri?* wah ini ni,. Tantangannya boleh ni. *sok iye lu!*
Hahahaaa.. Namanya pula ngelamun,. Balik Ngacir bersama ojek online Grab bike Blitar. Cerita ngelamunnya uadahan aja, lanjut olah raga jempol tangan buat mencari informasi mengenai seberapa pesat 'populasi' *kayak anuan aja* driver grab bike di wilayah Blitar. Dari beberapa situs yang mengulas ojek online pada Blitar, ternyata jumlah driver Grab Bike kota Blitar telah lumayan banyak. Sayangnya driver-driver tersebut masih terkonsentrasi pada wilayah kotamadya saja. Sementara buat daerah kabupaten Blitar jumlahnya masih sanggup pada hitung jari.
Hal ini mungkin di pengaruhi oleh sarana serta prasarana teknologi yg masih minim khususnya jangkauan jaringan frekuwensi internet. Sehingga masyarakat yang tinggal di wilayah kabupaten cenderung enggan buat mencoba memanfaatkan teknologi. Dari kuesioner kecil-kecilan yang melibatkan beberapa orang tetangga, aku dapat menyimpulkan bahwa ekspresi dominan warga menggunakan teknologi internet cukup tinggi akan tetapi seperti telah saya singgung di atas sarana serta prasarana internet kurang mendukung. Menyinggung soal ojek online seperti contoh Grab Bike atau Go-Jek, 100% responden menjawab 'Tidak Tahu' (Ad...duhhh... Mengenaskan)
Tapi ndak apa-apa, yg krusial minat masyarakat terhadap internet masuk desa masih tinggi. Dengan harapan ini semoga pemerintah desa setempat, khususnya Dusun Ngobalan, Desa Dadaplangu kec. PONGGOK dapat membantu mem- fasilitasi serta melobi pihak-pihak terkait guna menaikkan sumber daya warga setempat demi kemajuan desa. Kira-kira begitu Bapak-bapak aparat ya. Heheee...
Ehemmm... Akhirnya nglantur jugaa.. Hihiks. Lanjutt... Seperti yg sudah aku singgung pada atas, jumlah driver Grab yg masih sedikit pada wilayah kabupaten cukup menciptakan saya was-was apabila berurusan dengan saat serta jadwal on time. Seperti yg terjadi hari ini (pas aku nulis). Waktu embarkasi di tentukan pukul 10:00 on time.
Kalkulasi saat lebih efektif menggunakan grab bike daripada angkutan umum. Jarak tempuh dengan Grab hanya 1/2 jam sementara angkutan umum mampu memakan waktu 1.lima jam lebih. Waktu yg berharga buat bercanda dengan anak bukan,? Tapi ya itu tersebut, minimnya driver sebagai pertimbangan tersendiri. Dari dalam mengandalkan Grab ternyata ketika pada butuhkan, drivernya lebih dulu di order orang, akhirnya saya mengalah menggunakan angkutan generik menggunakan resiko berangkat 2 jam lebih awal.
Perhitungan aku ternyata ndak meleset,. 45 menit menungggu, Angkutan Umum/ bus mini pun tidak kunjung tiba. Saran istri coba cek Grab bike siapa tau drivernya belum pada order orang,. Check & ricek pelaksanaan, alhasil benar, driver belum ada yang order. Langsung klik 'pesan' estimasi OTW driver Grab ke rumah 4 mnt. Oheh lah kalo begitu, bercanda dulu dengan anak-anak sebelum pergi.
Dann... Seperti pada jakarta, malah dari saya driver Grab bike Blitar yang bernama Mas Aditya ini sangat ramah dan sopan. Begitu hingga di depan saya, senyum dan salam terlontar menggunakan bahasa nasional lembut. Secara, kita sama-sama satu daerah satu kampung serta satu bahasa. Kalaupun memakai bahasa lokal pastinya saya juga paham, tetapi driver grab Blitar ini permanen memperlihatkan profesionalisme-nya. Saya pun pamit anak istri *cipika cipikih?* niscaya donkkk.. Saya pun ngacir menggunakan Grab Bike kota Blitar. Selama pada bepergian ndak poly terjadi komunikasi. Begitu jua oleh driver mas Aditya ndak banyak bicara. Hanya seperlunya seputar berangkat jam berapa, say hello perkenalan sekedarnya serta... Ini driver yg aku senang.
Tapi Mas Aditya driver ojek online Grab bike Blitar ini tampaknya mampu menempatkan diri. Nggak poly bicara serta penekanan menjadi driver profesional. Saya senang itu. Sayangnya saya lupa ngasih bintang, duh maaf mas yo! Endingnya yg jelas saya menikmati bepergian dengan Grab Bike ojek online yg mulai tumbuh di Blitar.
Terus apalagi yang mau aku tulis?,. Sampai di sini kok gundah ya?!,. (Sambil masang selimut, AC bus dingin bingit)
Eh iya, aku tadi bilang 'titik penjemputan' yo,? Anu bro, itu titik agen bus Blitar - Jakarta. Karena pool primer ada pada Tulungagung, penumpang dari agen Blitar akan pada jemput menggunakan travel. Bus mania pasti tau bus apa yg induk PO -nya di Tulungagung, yups Harapan Jaya atau bus mania bilang HJ.
Untuk bepergian kali ini aku pakai yang murah meriah saja. Soalnya jika gunakan yg Luxury atau Executive class nggak bertenaga sama AC-nya, dinginnya ampun. *Helleh bilang aja ndak terdapat duit* Hixixixixixiii.. Nggak gitu bro... Kalau sama anak istri mah boleh laa Luxury executive izin pada seneng,. Lha ini cuma sendiri ngapain jua buang-buang duit buat lezat -enakan sendiri. Ya nggak.. Irit sikit la kayak orang-orang itu *songongnya kambuh* Nggak songong bro akan tetapi ngeselin.
Yang pasti kelas 'Cepat Terbatas' pun nyaman. Duduk pada bangku 1B pandangan luas, sanggup liat apa yang pada lihat supir. Pelayanan awak bus patas PO Harapan Jaya jua ramah khas jawa timuran, ndak beda dengan kelas executive. Soale orangnya itu-itu jua bro wkwkwkkwk... Intinya ikut Harapan Jaya nyaman lah sampe bisa nulis update -an blog CARA FLEXI kayak gini.
*Sampai di sini dulu yo,. Nanti di sambung lagi, pegel cuyy..*
Comments
Post a Comment