MENJEJAK 3 WARISAN KULINER KOTA GUDANG GARAM

Lokasinya yg masuk pada wilayah administrasi Jawa Timur, diapit 2 gunung. Adalah, Gunung Klotok serta Gunung Maskumambang. Luas daerahnya mencapai 63,4 kilometer persegi. Wilayah itu sempat dikuasai oleh seseorang raja bernama Sri Samarawijaya pada abad ke 11. Kekuasaanya bertahan cukup usang. Namun, dalam akhirnya kerajaan itu tumbang oleh invasi VOC (Perusahaan dagang berasal Belanda yang diberi hak monopoli di Indonesia sang parlemen-nya).

Sebelumnya, atau pada abad ke 12, sebagian daerahnya pernah dirampas oleh Ken Arok. Di daerah rampasan itu, lalu Ken Arok mendirikan sebuah kerajaan. Di lalu masa, oleh cucunya yg bernama Jaya Wisnuwardhana, kerjaan Ken Arok dinamai Singhasari atau Singasari atawa Singosari.

Ya (bagi yg benar tebakannya), wilayah yang diapit Gunung Klotok serta Gunung Maskumambang seluas 63,4 kilometer persegi, itu adalah Kota Kediri. Kota ini digolongkan sebagai kota yg paling menggiurkan untuk berbisnis serta investasi. Sama halnya dengan pada Semarang, Ibu Kota Jawa Tengah. Perlu diketahui, ada banyak makanan spesial pada wilayah tersebut. Ini daftar makanan spesial Semarang yang wajib dicicipi.

Sebuah kota yg pula populer ke penjuru nusantara karena bertengger sebuah perusahaan rokok akbar. Perusahaan yg memasak tembakau itu adalah galat satu super besar perusahaan rokok di Indonesia. Perusahaan itu menamai diri Gudang Garam.

Tak sedikit juga rakyat nusantara yang mengidentifikasikan Kota Kediri menggunakan Kota "Gudang Garam". Sayangnya, julukan kota kretek kadung melekat dalam Kabupaten Kudus, asal perusahaan rokok Djarum. Jika tidak, mungkin Kediri juga layak menerima julukan itu.

Perekonomian bertumbuh. Simbol-simbol modal bertengger kokoh di sekitaran pusat kota. Restoran cepat saji hingga mall berderet keletah menawarkan gaya glamor. Burger, pizza, bukan sajian kuliner yang langka. Di abad ke 20 sajian kuliner spesial eropa itu telah menginvasi daerah Sri Samarawijaya.

Pun demikian, sepertinya masyarakat di wilayah yg terbelah Sungai Brantas ini tak lantas lupa dengan jati diri kulinernya. Itu dapat dibuktikan sang masih banyaknya sejumlah toko yg menjajakan pilihan menu khas Kediri, yang syahdan warisan nenek moyang mereka.

Jika bertandang ke Kota Kediri serta punya jadwal wisata kuliner, jejakan kaki ke Jalan Yos Sudarso. Bukan hanya satu, pada sepanjang jalan itu berderet toko yg mengkhususkan diri menjual bebagai panganan yg diklaim spesial Kota Kediri.

Dari sederet warisan kuliner yg dijajakan, terdapat tiga di antaranya yang paling berkilau. Yaitu, memahami takwa, stik memahami serta getuk pisang.

Entah kenapa komoditas yg diolah berdasarkan kedelai yang dilumatkan ini disebut tahu takwa. Konon, disebut demikian karena banyak santri yg menimba ilmu kepercayaan Islam di kota "Gudang Garam" itu.

Memang santri yang menimba ilmu kepercayaan identik menggunakan ketakwaan pada Tuhan. Tapi, apa korelasinya dengan tahu?

Tak usah ambil pusing. Biar saja permanen menjadi misteri. Toh, nama itu membuat orang jadi bertanya-tanya, kemudian membeli dan akhirnya mencicipi.

Tapi, yang kentara tahu ini punya tekstur yg beda menggunakan memahami pada umumnya. Bagian kulitnya berwarna kuning. Asal warna itu konon kabarnya dari kunyit. Teksturnya kenyal dan lembut.

Sebab kekenyalan itu, memahami ini tidak mudah musnah. Maka dari itu, tahu ini sangat cocok dipakai menjadi bahan tambahan pada kuliner yg ditumis.

Digoreng saja, pun cita rasanya telah lezat . Gurih telah niscaya, lantaran berbahan kedelai. Citra rasa gurih semakin bertenaga jikalau digoreng memakai minyak kelapa sawit. Tekstur kulitnya bakal terasa renyah apabila digoreng sampai kering. Tapi, tetap saja bagian dalam tahu ini permanen kenyal serta sedikit berair.

Stik tahu baru terkenal belakangan. Sajian masakan bergenre camilan ini adalah galat satu invonasi berdasarkan memahami takwa. Teksturnya renyah, serupa menggunakan keripik.

Pengolahannya pun mudah. Iris saja memahami takwa dengan berukuran tipis. Beri bumbu yg cenderung asin dan legit, kemudian goreng memakai minyak yang benar-sahih panas.

Tapi, sepertinya hanya memahami takwa yang bisa diolah menjadi stik memahami. Kenapa? Sebab, syarat tahu supaya sanggup dibentuk stik tahu harus punya tekstur kenyal.

Dicelup pada dalam kuah sup, mi atau bakso, dijamin, Anda bakal menerima sensasi rasa tersendiri. Sensasi kriuknya tak kalah menggunakan pangsit goreng atau kerupuk sekalipun.

Beralih ke getuk pisang (pisang yang direbus lalu dihaluskan, kemudian dikukus hinggga matang).

Dari namanya saja sudah dapat ditebak. Pasti, jajanan pasar ini berbahan dasar butir pisang.

Tapi, permanen saja tak umum. Di ranah Jawa, biasanya getuk diolah dari ketela pohon atau singkong. Mayoritas berasa anggun. Agar cita rasanya juga girih, biasanya ditambah menggunakan kelapa parut.

Getuk pisang umumnya tidak menggunakan kelapa parut. Agar tekturnya elastis, umumnya ditambah sedikit tepung sagu atau beras. Rasanya sama dengan rasa getuk dalam biasanya, yakni manis.

Tentu saja getuk pisang memberikan sensasi rasa tersendiri. Rasanya pun tidak mengecewakan. Apabila Anda merupakan penggemar pisang, sepertinya makanan ringan ini harus masuk pada daftar sang-oleh yang wajib dibeli ketika bertandang ke kota "Gudang Garam". 

Comments