IBU TAK PUNYA HATI WAJIBKAH KITA HORMATI
Kasih ibu sepanjang masa, masih anak sepanjang galah. Peribahasa ini pasti acapkali Anda dengar.
Banyak jua banyak sekali kisah yang menandakan betapa besarnya cinta serta kasih seorang ibu kepada anak-anaknya. Dan, tidak sedikit juga kisah mengenai seorang anak yang durhaka kepada ibunya.
Namun tidak sanggup dipungkiri apabila ada jua bunda yg tak punya hati. Dia tega membuang anaknya yg bahkan baru saja dilahirkan. Atau, mengeksploitasi anak karena kemiskinan.
Hal yang kerap terjadi juga adalah seseorang mak yang membeda-bedakan dalam memberikan afeksi. Kasih sayang yg diberikan kepada anak satu menggunakan yang ini tidak selaras.
Lantas, apakah mak yang tidak punya hati ini wajib kita hormati? Jawabannya telah tentu adalah harus. Entah sejahat apa seorang mak pada anaknya, telah menjadi kewajiban sang anak buat menghormatinya.
Dari rahim seseorang mak , anak terlahir di dunia ini. Mungkin Anda tidak menerima kasih sayang yg relatif berdasarkan ibu, tapi jangan lupa bahwa ada begitu poly keindahan yg bisa kita rasakan semasa hidup pada global ini serta harus disyukuri.
“Dan, Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik dalam ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
Jika salah seseorang pada antara keduanya atau ke 2-duanya hingga berumur lanjut pada pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau berkata kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak mereka serta ucapkanlah pada mereka perkataan yg mulia,” (QS. Al Isra: 23).
Beruntunglah seseorang anak yg memiliki seorang ibu yg baik serta sayang serta cinta kepadanya. Namun bagi yg memiliki mak yak punya hati, jangan berkecil hati. Hormati serta sayangi ibumu sebagaimana mestinya, karena itu adalah ladang surga .
Diriwayatkan HR. Bukhari dan Muslim, seorang pria pernah mendatangi Nabi Muhammad lalu berkata, ‘Siapa berdasarkan kerabatku yang paling berhak aku berbuat baik?’ Muhammad SAW mengatakan, ‘Ibumu’. Seseorang itu bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi menjawab, ‘Ibumu.’ Dia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi Muhammad menaruh jawaban yang sama, ‘Ibumu’. Kemudian ia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Muhammad SAW menjawab, ‘Ayahmu’.”
Banyak jua banyak sekali kisah yang menandakan betapa besarnya cinta serta kasih seorang ibu kepada anak-anaknya. Dan, tidak sedikit juga kisah mengenai seorang anak yang durhaka kepada ibunya.
Namun tidak sanggup dipungkiri apabila ada jua bunda yg tak punya hati. Dia tega membuang anaknya yg bahkan baru saja dilahirkan. Atau, mengeksploitasi anak karena kemiskinan.
Hal yang kerap terjadi juga adalah seseorang mak yang membeda-bedakan dalam memberikan afeksi. Kasih sayang yg diberikan kepada anak satu menggunakan yang ini tidak selaras.
Lantas, apakah mak yang tidak punya hati ini wajib kita hormati? Jawabannya telah tentu adalah harus. Entah sejahat apa seorang mak pada anaknya, telah menjadi kewajiban sang anak buat menghormatinya.
Dari rahim seseorang mak , anak terlahir di dunia ini. Mungkin Anda tidak menerima kasih sayang yg relatif berdasarkan ibu, tapi jangan lupa bahwa ada begitu poly keindahan yg bisa kita rasakan semasa hidup pada global ini serta harus disyukuri.
“Dan, Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik dalam ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
Jika salah seseorang pada antara keduanya atau ke 2-duanya hingga berumur lanjut pada pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau berkata kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak mereka serta ucapkanlah pada mereka perkataan yg mulia,” (QS. Al Isra: 23).
Beruntunglah seseorang anak yg memiliki seorang ibu yg baik serta sayang serta cinta kepadanya. Namun bagi yg memiliki mak yak punya hati, jangan berkecil hati. Hormati serta sayangi ibumu sebagaimana mestinya, karena itu adalah ladang surga .
Diriwayatkan HR. Bukhari dan Muslim, seorang pria pernah mendatangi Nabi Muhammad lalu berkata, ‘Siapa berdasarkan kerabatku yang paling berhak aku berbuat baik?’ Muhammad SAW mengatakan, ‘Ibumu’. Seseorang itu bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi menjawab, ‘Ibumu.’ Dia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi Muhammad menaruh jawaban yang sama, ‘Ibumu’. Kemudian ia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Muhammad SAW menjawab, ‘Ayahmu’.”
Comments
Post a Comment