BIOGRAFI SINGKAT SAJAK SYAIR PUISI JALALUDDIN RUMI TENTANG PEJALAN CINTA
Sajak Syair Puisi Jalaluddin Rumi
“Dengan hidup hanya sepanjang tarikan nafas jangan tanam apa-apa kecuali cinta”
NYANYIAN SERULING BAMBU
Dengarkan nyanyi sangsai Seruling Bambu
Mendesah selalu, semenjak direnggut
Dari rumpun rimbunnya dulu, alunan
Lagu pedih serta cinta membara.
“Rahasia nyanyianku, meski dekat,
Tak seseorang pun bisa mendengar serta melihat
Oh, andai ada sahabat memahami isyarat
Mendekap segenap jiwanya menggunakan jiwaku!
Ini nyala Cinta yg membakarku,
Ini anggur Cinta mengilhamiku.
Sudilah pahami betapa para pencinta terluka,
Dengar, dengarkanlah rintihan Seruling!”
Sufi bernama lengkap Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al-Khattabi al Bakhri ini merupakan Pendiri Tarekat Mevlevi pada Turki. Lahir di Balkh (kini Afganistan) dalam 30 September 1207. Beliau adalah seorang sufi tersohor di global dalam lebih kurang abad 11 M. Di Barat, beliau diklaim menjadi penyair terbesar pada seluruh penyair mistik yang pernah terdapat pada peradaban Islam.
Para sufi Timur Tengah mengakui karya-karya Rumi dipercaya menjadi al-Quran kedua lantaran kedalaman maknanya. Rumi merupakan pribadi yang mempunyai kesadaran universal yang mewarnai kehidupan dan peradaban manusia dengan kemuliaan cinta.
Semua insan tentu akan balik kepada-Nya. Demikianlah yg terjadi dalam Rumi. Penduduk Konya tiba-tiba dilanda kecemasan, gara-gara mendengar kabar bahwa tokoh panutan mereka, Rumi, sakit keras. Meski menderita sakit keras, pikiran Rumi masih menampakkan kejernihannya.
Seorang sahabatnya datang menjenguk serta mendo'akan, "Semoga Allah berkenan memberi kenyamanan kepadamu menggunakan kesembuhan." Rumi sempat menyahut, "apabila kamu beriman dan bersikap manis, kematian itu akan bermakna baik. Tapi kematian ada juga kafir serta pahit."
Pada lima Jumadil Akhir 672 H dalam usia 68 tahun Rumi dipanggil ke rahmatullah. Tatkala jenazahnya hendak diberangkatkan, penduduk setempat berdesak-desak ingin menyaksikan. Begitulah kepergian seorang yg dihormati ummatnya.
TULISAN DI BATU NISAN JALALUDDIN AR-RUMI
Ketika kita tewas, jangan cari pusara kita di bumi, tetapi carilah di hati insan.
Pernyataan Cinta
Bila tak kunyatakan estetika-Mu pada kata,
Kusimpan kasih-Mu dalam dada.
Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu,
Segera saja bagai duri bakarlah saya.
Meskipun aku diam hening bagai ikan,
Tapi saya gelisah juga bagai ombak dalam lautan
Kau yang sudah menutup rapat bibirku,
Tariklah misaiku ke dekat-Mu.
Apakah maksud-Mu?
Mana kutahu?
Aku hanya memahami bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.
Kukunyah lagi mamahan kepedihan mengenangmu,
Bagai unta memahah biak makanannya,
Dan bagai unta yg geram mulutku berbusa.
Meskipun saya tinggal tersembunyi dan nir bicara,
Di hadirat Kasih saya jelas serta konkret.
Aku bagai benih pada bawah tanah,
Aku menanti indikasi musim semi.
Hingga tanpa nafasku sendiri saya dapat bernafas wangi,
Dan tanpa kepalaku sendiri saya dapat membelai ketua lagi.
Pengetahuan akan Kebenaran lenyap pada pengetahuan Sufi. Kapan insan akan tahu ucapan ini?
TANPA CINTA, SEGALANYA TAK BERNILAI
Jika engkau bukan seorang pencinta,
maka jangan pandang hidupmu merupakan hidup
Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan nir akan
dihitung Pada Hari Perhitungan nanti
Setiap waktu yg berlalu tanpa Cinta,
akan berubah menjadi sebagai paras yang malu dihadapanNya.
Burung-burung Kesedaran telah turun dari langit
dan terikat dalam bumi sepanjang dua atau tiga hari
Mereka adalah bintang-bintang di langit
agama yang dikirim menurut langit ke bumi
Demikian pentingnya Penyatuan menggunakan Allah
dan betapa menderitanya Keterpisahan denganNya.
Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting
dalam zikir hari yang kau gerakkan berdasarkan Persatuan
Lihatlah pepohonan ini ! Semuanya gembira
bagaikan sekumpulan kebahagiaan
Tetapi wahai bunga ungu, mengapakah kamu larut pada kepedihan ?
Sang lili berbisik dalam kuncup : “Matamu yg menguncup akan segera mekar. Sebab kamu telah mencicipi bagaimana Nikmatnya Kebaikan.”
Di manapun, jalan buat mencapai Kesucian Hati
adalah melalui Kerendahan Hati.
Hingga beliau akan hingga pada jawaban “YA” dalam pertanyaan :
“Bukankah Aku ini Rabbmu ?”
Hidup/jiwa misalnya cermin bening; tubuh adalah debu di atasnya. Kecantikan kita tidak terasa, karena kita berada di bawah debu.
CINTA : LAUTAN TAK BERTEPI
Cinta adalah lautan tidak bertepi
langit hanyalah serpihan buih belaka.
Ketahuilah langit berputar karena gelombang Cinta
Andai tak ada Cinta, Dunia akan membeku.
Bila bukan lantaran Cinta,
Bagaimana sesuatu yg organik berubah menjadi tumbuhan?
Bagaimana tanaman akan mengorbankan diri demi memperoleh ruh (hewani)?
Bagaimana ruh (hewani) akan mengorbankan diri demi nafas (Ruh) yg menghamili Maryam?
Semua itu akan sebagai beku serta kaku bagai salju
Tidak bisa terbang dan mencari padang ilalang bagai belalang.
Setiap atom jatuh cinta pada Yang Maha Sempurna
Dan naik ke atas laksana tunas.
Cita-cita mereka yg tidak terdengar, sesungguhnya, adalah
lagu kebanggaan Keagungan dalam Tuhan.
Yang tercinta
Ada sebuah loka di mana kata-kata
menjadi sunyi
di mana bisikan-intuisi muncul dan
tak tertabiri
Ada sebuah tempat di mana suara
menyanyikan keindahanmu
sebuah loka di mana setiap nafas
memahat dirimu
di jiwaku
KEARIFAN CINTA
CINTA yg dibangkitkan
oleh khayalan yang salah
dan nir dalam tempatnya
bisa saja menghantarkannya
pada keadaan ekstasi.
Namun kenikmatan itu,
jelas nir misalnya bercinta menggunakan kekasih sebenarnya
kekasih yg sedar akan hadirnya seseorang
5 sajak terbaik menurut ribuan karya Rumi yang kekal:
1. Aku bukanlah orang Nasrani, Aku bukanlah orang Yahudi, Aku bukanlah orang Majusi, dan Aku bukanlah orang Islam. Keluarlah, lampaui gagasan sempitmu mengenai benar serta galat. Sehingga kita bisa bertemu dalam Suatu Ruang Murni tanpa dibatasi berbagai prasangka atau pikiran yg gelisah.
2. Seperti bentuk dalam sebuah cermin, kiikuti wajah itu. Tuhan menampakkan dan menyembunyikan sifat-sifat-Nya. Tatkala Tuhan tertawa, maka akupun tertawa. Dan manakala Tuhan gelisah, maka gelisahlah aku . Maka katakan mengenai diri-Mu, ya Tuhan. Agar segala makna terpahami, sebab mutiara-mutiara makna yg telah saya rentangkan pada atas kalung pembicaraan dari dari samudera -Mu.
3. Di pada cahaya-Mu aku belajar menyayangi. Di pada keindahanmu saya belajar menulis puisi. Ku senantiasa menari pada pada hatiku, meski tak seorangpun melihat-Mu. Dan Penglihatan Agung inilah yg menjadi inti menurut seniku.
4. Tuhan berada pada mana-mana. Ia pula hadir pada setiap gerak. Namun Tuhan tidak mampu ditunjuk dengan ini serta itu. Sebab paras-Nya terpantul dalam keseluruhan ruang. Walaupun sebenarnya Tuhan itu mengatasi ruang.
5. Hakikat Yang Maha Pengasih hadir secara eksklusif laksana sinar surya menerangi bumi. Tetapi, kasih-Nya tidaklah berasal berdasarkan banyak sekali bentuk yg ada pada bumi. Kasih-Nya melampaui setiap bentuk yg ada di bumi, karena bumi ini dan segala isinya tercipta sebagai perwujudan berdasarkan kasih-Nya.
Comments
Post a Comment